2 tahun kemudian.
Distrik Shiganshina, Paradise.
Sore ini di kediaman Arlert, mereka semua berkumpul untuk memeriahkan pesta barbeque yang digelar oleh Armin dan Annie. Berada di halaman belakang rumah Armin, mereka semua sibuk mempersiapkan semua makanan yang akan mereka masak, tidak hanya barbeque saja, ada jagung bakar, burger, hotdog dan minumannya sederhana, cukup dengan es teh dan soda saja.
Namun yang memeriahkan suasana juga bukan mereka saja, tapi kehadiran buah hati yang usianya sebaya semua.
“Gak terasa ya, sekarang kita udah jadi orangtua saja. Padahal baru kemarin rasanya kita lulus SMA,” ujar Sasha yang sedang menyuapi anaknya.
Connie dan Sasha dikaruniai satu putra bernama Saffar Springer, memiliki rambut lebat berwarna abu-abu dan mata berwarna cokelat khas Sasha itu tampak sibuk menarik-narik kain yang ada di lehernya. Saffar merasa risih karena setiap kali ia makan, pasti mamanya itu akan memakaikan kain itu di lehernya.
“Tanpa kita sadari, waktu berjalan sangat cepat. Sekarang kita berkumpul seperti ini dan saat kita berkumpul lagi di lain waktu, bisa-bisa anak kita sudah masuk sekolah semua,” sambung Annie yang sibuk mengikat rambut anaknya yang masih sangat pendek itu—Agatha Arlert, berambut pirang turunan dari Armin dan mata berwarna abu-abu itu tampak asyik bermain dengan seorang anak perempuan yang duduk di depannya.
Armin dan Annie dikaruniai 3 anak kembar, dua laki-laki dan 1 perempuan. Bernama Aedan Arlert, Agatha Arlert dan Arvin Arlert. Cukup sulit membedakan antara Aedan dan Arvin, karena keduanya adalah duplikatnya Armin.
“Benar, bahkan rasanya baru semalam kita menghadiri pernikahannya Eren dan Mikasa, dan sekarang kita semua sudah punya anak saja,” timpal Pieck seraya mengelap mulut putranya yang celemotan terkena bumbu dari jagung bakar yang sedang ia makan dengan lahap.
Jean dan Pieck dikaruniai dua anak laki-laki kembar, bernama Jarvis Kirsctein dan Jeremy Kirsctein. Jarvis, si sulung memiliki gen yang dominan dari Pieck sedangkan Jeremy yang lebih muda 5 menit dari Jarvis itu memiliki gen dominan dari Jean, dan membedakan kedua anak itu juga gampang, tinggal dilihat dari warna matanya. Jarvis memiliki iris mata berwarna hitam pekat sedangkan Jeremy memiliki iris mata berwarna hazel.
“Pieck, Mikasa, coba lihat suami kalian. Sepetinya mereka melaga anak kalian lagi,” sosor Sasha sambil menunjuk ke arah Eren dan Jean. Kedua laki-laki itu menggendong kedua putra mereka sambil beradu argumen, apa saja yang bisa dibanggakan dari anak mereka? Dan tampaknya pun Armin yang kewalahan melerai mereka sambil menggendong dua anaknya sekaligus. Aedan Arlert dan Arvin Arlert. Sedangkan Connie, dia duduk bersantai sambil terus memakan hotdog-nya, dia tidak begitu peduli dengan pertengkaran yang terjadi di depannya. Makan hotdog jauh lebih penting sekarang.
“Ampun ngeliat mereka berdua. Udah punya anak pun masih aja bertengkar, aku jadi kasihan dengan Armin,” kata Annie yang sibuk mengamati tingkah Eren dan Jean dari jauh yang masih sibuk adu argumen sedangkan Armin sebagai penengah yang sibuk menengahi itu tentu saja sama sekali tidak digubris karena suaranya yang terlalu pelan.
“Perlu kita pisahin mereka, Mikasa?” tanya Pieck.
“Tidak perlu, biarkan saja. Selama Erhardt dan Jarvis tidak menangis,” jawab Mikasa. “Lihatlah Elissa, kakakmu pasti lelah,”
Mendengar namanya disebut, Elissa mendongakkan kepalanya, melihat wajah mamanya lalu melanjutkan acara bermainnya dengan Agatha.
Eren dan Mikasa dikaruniai 2 anak kembar sepasang, bernama Erhardt Jaeger dan Elissa Jaeger. Tentu saja membedakan mereka berdua juga sangat mudah, tinggal dilihat dari warna rambut, warna mata dan jenis kelamin. Erhardt memiliki rambut cokelat lurus dan mata berwarna hitam dengan sedikit warna keabu-abuan yang merupakan gen mata dari Mikasa sedangkan Elissa yang lebih muda 8 menit dari Erhardt, memiliki rambut cokelat ikal dan mata berwarna hijau emerald juga, bisa dibilang Elissa adalah Eren versi perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion ✓
Random[Book One] [Complete] Ikuti alurnya, seperti Dandelion yang tidak pernah memprotes ke manapun angin membawanya pergi. Di depan semua orang ia mengakui bahwa dirinya menyukai Eren Jaeger sebagai keluarganya namun jauh di dalam relung hati terdalam ia...