29. Will You Marry Me?

906 86 23
                                    

Seminggu kemudian.

Hari Minggu sore, Mikasa, Annie, Sasha dan Historia berada di cafe tempat favorit mereka, namun kali ini bukan hanya mereka berempat saja, ada Pieck juga ikut bergabung dengan mereka. Mereka memilih tempat yang dekat dengan jendela, karena ingin melihat proses terbenamnya matahari yang bisa dilihat dengan jelas dan indah. Sore ini, langit biru bercampur jingga dan kepulan awan putih menghiasi keindahan sore di Marley, dan di ufuk barat sana matahari masih bersinar terang, menunjukkan tanda-tanda aktivitasnya yang tinggal hitungan beberapa jam lagi akan selesai. Setiap akhir pekan, mereka akan menghabiskan waktu di tempat itu. Kalau dulu mereka akan sibuk membahas tentang tugas-tugas sekolah, kini keluhan mereka adalah sang suami.

Mikasa yang masih belum menikah, tentu saja hanya menjadi pendengar keluh kesah keempat sahabatnya itu. Hari Sabtu sore, Mikasa, Annie, Sasha dan Historia berada di cafe tempat favorit mereka, namun kali ini bukan hanya mereka berempat saja, ada Pieck juga ikut bergabung dengan mereka. Mereka memilih tempat yang dekat dengan jendela, karena ingin melihat proses terbenamnya matahari yang bisa dilihat dengan jelas dan indah. Sore ini, langit biru bercampur jingga dan kepulan awan putih menghiasi keindahan sore di Marley, dan di ufuk barat sana matahari masih bersinar terang, menunjukkan tanda-tanda aktivitasnya yang tinggal hitungan beberapa jam lagi akan selesai.

Setiap akhir pekan, mereka akan menghabiskan waktu di tempat itu. Kalau dulu mereka akan sibuk membahas tentang tugas-tugas sekolah, kini keluhan mereka adalah sang suami. Mikasa yang masih belum menikah, tentu saja hanya menjadi pendengar keluh kesah keempat sahabatnya itu.

"Pieck, tumben kamu mau ikut sama kami, yakin bisa ninggalin Jean sendirian?" tanya Historia sembari meminum cokelat panasnya. "Hati-hati loh," ujarnya lagi yang memperingatkan. Bukan karena masalah rumah tangga biasanya, melainkan peringatan akan keamanan perabotan rumah.

Pieck diam berfikir. "Tidak masalah kalau dia sendirian, kalau dia lapar dia tinggal masak. Lagipula Jean yang memintaku untuk ikut bersama kalian, dan katanya segala urusan pekerjaan rumah biar dia yang menyelesaikan, meskipun aku gak yakin barang-barang di rumah bisa aman semua,"

"Bener, semalam Reiner menawarkan diri untuk mencuci piring, alhasil 3 gelas dan 2 piring kaca pecah, mana barangnya masih baru sekali pakai pula tuh. Pas aku marahin, Reiner malah cengengesan aja," tambah Historia yang pusing dengan tingkah suaminya itu. Kalau kata orang saat sudah menikah maka pekerjaan rumah harus bagi dua sama suami, maka bisakah ia menganggap itu adalah kata-kata yang salah?

"Masih mending, daripada Connie yang aku minta tolongin untuk nyapu, terus pas udah selesai, aku kaget, sapunya malah patah jadi dua bagian. Pas aku tanya "kenapa bisa gitu?" Dia jawab, "sapunya terbang." Gimana ceritanya coba, sapu bisa terbang abis tu patah?" timpal Sasha yang memegang pelipisnya. Membayangkan sapunya yang sudah terbelah menjadi dua bagian bisa-bisa membuat sakit kepala lagi.

"Masih mending Sasha, daripada Armin, dia nawarin diri untuk cuci baju. Tapi dia masukkan sabun cuci piring ke mesin cuci, dan kalian taulah gimana nasib mesin cucinya 'kan?" Annie juga ikut menambahi. Dia menyilangkan tangannya dan bersandar pada kursinya, mencoba melupakan bagian di mana mesin cuci rumahnya berasap dan akhirnya meledak.

"Eehhh? Tapi Armin 'kan pintar, pas masih sekolah dulu, dia aja selalu jadi juara umum 'kan," sosor Sasha tidak percaya.

"Kalau soal belajar Armin juaranya, kalo soal pekerjaan rumah, dia gak ada pintar-pintarnya. Pas aku tanya "kenapa pakai sabun cuci piring untuk cuci baju?" dia malah jawab, "karena warnanya bagus." Jawaban macam apa itu? Untung dia mau tanggung jawab perbaiki mesin cuci kami," jawab Annie lagi, ia tidak yakin mesin cucinya itu bisa selamat.

"Intinya jangan serahin pekerjaan rumah ke suami, bisa-bisa pada hancur semua perabotan rumah," simpul Pieck yang mendapat anggukan setuju dari mereka semua, kecuali Mikasa yang hanya diam dari tadi.

Dandelion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang