[FIVETEEN]

300 66 3
                                    

Happy Reading💙

---

"Dimakan dong, ntar eskrimnya cair."

Yora tidak mengindahkan perkataan Caca. Gadis itu masih saja terheran-heran hanya karena sebuah eskrim stroberi yang tiba-tiba diberikan kepadanya.

"Eh pesanannya udah siap, aku ambil dulu ya." Caca beranjak untuk mengambil pesanan mereka.

Yora hanya mengangguk dan kembali memperhatikan eskrim di tangannya.

"Serius banget."

Yora mendongak. Diyo duduk di depan gadis itu dan melirik eskrim yang Yora pegang.

"Lagi nyoba ngajak eskrim ngomong?" tanya Diyo.

"Ih, ya engga," balas Yora. Ia hanya tidak tahu harus melakukan apa ke eskrim itu. Pasalnya dia kurang suka rasa stroberi.

"Terus? Ngapain ngeliatin eskrim sampe segitunya?"

Yora menatap eskrim itu kembali kemudian menatap Diyo yang berada di depannya, dan kembali lagi ke eskrimnya.

"Ah iya," ujar Yora tiba-tiba.

Diyo menatap Yora dengan heran. Gadis itu memindahkan eskrim stroberi yang ia pegang sejak tadi ke tangan Diyo.

"Habisin ya," ujar Yora dan beranjak meninggalkan Diyo di mejanya.

"Loh? kok?? Lo mau kemana?"

Cowok itu menatap heran eskrim yang ada di tangannya. Kini malah Diyo yang dilanda kebingungan.

Tak lama Caca datang dengan dua piring pesanan makanan mereka. Ia mencari-cari keberadaan Yora yang tiba-tiba tidak ada dan malah digantikan seorang cowok yang tidak ia kenal.

"Cewek yang di sini tadi kemana?" tanyanya ke Diyo.

Diyo menoleh ke arah Caca dan menggeleng. Ia juga tidak tahu Yora kemana.

Caca meletakkan kedua piring itu di meja, ia mencoba menghubungi Yora dengan ponselnya.  Daripada kebingungan Diyyo memberikan eskrim yang diberikan Yora kepada Caca dengan sedikit pemaksaan.

"Buat lo," ujarnya dan menaruh eskrim itu di genggaman Caca.


"Eh, eh apa nih?"

Setelah memberikan eskrim itu Diyo pergi meninggalkan Caca sendirian.

"Kok eskrimnya di oper-oper sih?" tanya Caca heran.

---


"Woi"

Rey tidak menanggapi.

Diyo duduk di sebelah Rey dan menarik headset yang digunakan lelaki itu. "Udah berani ngacangin gua?"

"Sehari aja gausah ganggu gua, bisa?" Rey merebut kembali headsetnya.

"Sensian amat pak."

Walk in Destiny ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang