Happy Reading💙
---
Brukhhh!
Pukulan terakhir yang Rey berikan kepada Alez mampu membuatnya tersungkur ke tanah menyusul dua temannya yang sudah jatuh sejak diberi pukulan pertama.
Rey menatap Yora yang terlihat ketakutan, pasti gadis ini sangat ketakutan karena perlakuan Alez yang sangat kurang ajar.
"Jangan takut, dia ga bisa ngapa-ngapain sekarang," ujar Rey menenangkan.
"Tapi mereka banyak." Yora menunjuk ke arah perkumpulan teman-teman Rey.
Rey membalikan badannya dan menemukan sekumpulan cowok yang kini berjalan mendekati mereka, mereka adalah teman-teman Alez dan mereka akan membantu Alez karena Alez dipukuli oleh Rey.
Rey tidak menduga ternyata perkelahiannya tadi ditonton oleh pasukan Alez dan mereka hanya diam saja seolah menunggu waktu yang tepat untuk membantu.
"Wah ..." Rey menghembuskan napas pelan.
"Kabur!" ujarnya menarik tangan Yora dan membantunya menaiki motor.
Namun, di saat seperti ini motor tersebut malah berulah dan tidak bisa hidup.
"Woi dia mau kabur!!" ujar mereka yang kini berlari ke arah Rey dan Yora.
Alez tertawa renyah melihat kondisi di depannya. Meski ia sudah tidak berdaya dibuat Rey, masih ada teman-temannya yang akan membantu membalaskan dendamnya.
"Kayanya kita ga bisa kabur." Rey menyerah dengan motornya. Ia turun dari motor dan bersiap melawan 7-8 orang tersebut.
"Tunggu di sini, jangan mendekat," titah Rey kepada Yora dan diangguki oleh gadis itu.
Rey maju bersiap melawan sekumpulan teman Alez meski ia tidak yakin bisa melawan semuanya. Sementara itu, dari tempat persembunyiannya Dira dan Doni masih saja berdebat.
"Ihh itu Rey dalam bahaya, bantuin sana!!!" Dira mendorong Doni agar keluar dari persembunyiannya dan membantu Rey.
"Mereka banyak gila.."
"Makanya karena mereka banyak, Rey ngga mungkin bisa ngelawan nya sendiri."
"Tapi Rey kan jago..."
Dira memukul kepala Doni. "Jago ya jago tapi sekarang dia kalah jumlah."
"Sakit anjir!"
"Gitu doang sakit, laki ga lo? Bantuin temen aja ga mau."
"Sensi amat lo kalo urusan Rey. Ntar gua bantuin kalo ada tanda-tanda Rey kesusahan." Doni kembali mengamati situasi.
Di sana, Rey mulai menghajar beberapa orang yang mencoba memukulnya, sesekali ia hanya mengelak dari serangan yang diberikan mereka.
Tetapi tetap saja ia tidak bisa menyaingi banyaknya serangan dari 8 orang tersebut. Selama beberapa menit keberuntungan memihak ke Rey yang dapat menghindari serangan-serangan tersebut. Namun, sekali lengah Rey mendapat pukulan di perutnya. Lumayan sakit sehingga ia tidak bisa melakukan serangan selama beberapa detik. Namun, Rey kembali menstabilkan kuda-kudanya dan bertahan sembari mengelak dengan serangan berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk in Destiny ✓
Random[squel Smart or Genius] Takdir memiliki garisnya masing-masing, yang dapat melengkung kapan saja. Ia milik Tuhan, manusia hanya perlu untuk menerima dan menjalaninya