[THIRTY NINE]

87 18 0
                                    

Happy Reading ❤️

***

Enam bulan kemudian...

Diyo melangkah keluar dari ruang sidang jurusannya. Dengan mengenakan seragam putih dan membawa sisa presentasi sidangnya lelaki itu berjalan lega keluar ruangan setelah mempersilakan para penguji dan pembimbingnya meninggalkan ruangan terlebih dahulu. Akhirnya hari ini menjadi ujung dari kerja kerasnya selama kurang dari 4 tahun. Kini gelar sarjana sudah sah diletakkan di belakang namanya.

Di luar ruangan, Diyo disambut oleh beberapa temannya terutama Doni yang paling heboh dengan selesainya sidang akhir Diyo. Beberapa anak himpunan juga memberikan selamat kepadanya. Ia juga diberikan beberapa hadiah oleh para teman-temannya sebagai bentuk ikut serta bangga dengan waktu singkat yang dilalui Diyo untuk menyelesaikan kuliahnya. Diyo termasuk salah satu lulusan tercepat yang menyelesaikan waktu kuliahnya. Di saat teman-temannya baru akan melakukan sidang proposal, dia sudah melakukan sidang akhir.

"Wes keren banget temen gua." Doni memeluk Diyo tanpa permisi, meski Diyo kesal tapi dia tetap membalas pelukan itu.

"Ni dari gue." Lelaki itu memberikan uang lima ribu setelah melepaskan pelukannya.

"Cuma segini?" tanya Diyo.

"Hehe gue lagi miskin."

"Bukannya lo miskin mulu Don?" ujar Dira yang ikut menghampiri Diyo.

"Nih dari gue." Dira memberikan dua buah bucket ucapan selamat kepada Diyo.

"Kenapa dua?"

"Satunya lagi buat Rey. Gue yakin kalau dia masih ada dia bakal lulus cepat kaya lo." Dira tersenyum.

Diyo ikut tersenyum. Dia juga yakin Rey seperti itu. "Thanks ya."

"Iya sama-sama."

"Makasih, dari Rey," ujar Diyo lagi.

Dira hanya terkekeh. Mereka semua sudah menerima kepergian Rey dan mengikhlaskannya. Meski banyak kerinduan yang dipendam terhadap ketua himpunan mereka itu, tapi semuanya terasa lebih ringan ketika mulai ikhlas. Begitu juga yang dirasakan oleh Diyo.

"Kak, selamat ya," ujar seorang junior yang memberikan hadiah kepada Diyo. Dia adalah salah satu anggota himpunan yang mengagumi cara kerja Diyo dan Rey.

"Makasih ya," ujar Diyo.

Gadis itu tersenyum. Diikuti oleh beberapa junior lainnya yang juga ingin mengucapkan selamat dan memberi hadiah kepada Diyo.

"Kalo kadonya kebanyakan buat gue aja Yo," ujar Doni melihat Diyo yang kesulitan menerima semua hadiah tersebut.

Diyo melirik seluruh hadiah yang ada di pangkuannya. Ia beralih melirik beberapa orang yang masih belum memberikan hadiah kepadanya. Ia tidak menyangka berpengaruh di himpunan menjadi seperti ini ketika lulus. Lelaki itu tidak sengaja melirik Yora yang juga sedang menatapnya dari kejauhan.

"Boleh Don. Pegangin ya." Diyo segera memberikan seluruh hadiah yang ia pegang kepada Doni.

Doni kaget dengan semua hadiah yang harus ditampungnya.

Walk in Destiny ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang