Happy reading
---
Hari ini cukup menegangkan bagi mahasiswa semester awal. Hari adalah hari dimulainya ujian tengah semester, tidak terasa mereka sudah memasuki tengah semester semenjak menjadi mahasiswa. Mereka akan diuji kemampuannya setelah mendapat pelajaran selama kurang lebih dua bulan ini.
Yora sedang duduk di kursinya sembari membaca kembali materi yang akan diujikan hari ini. Gadis itu melirik suasana di kelasnya, semua orang melakukan aktifitas yang sama dengannya yaitu membaca. Mata gadis itu tidak sengaja menangkap seseorang yang baru saja datang dan menelusuri bangku kosong yang ada. Dia adalah Caca.
Pandangan mereka bertemu ketika Caca melirik Yora. Namun gadis itu segera membuang muka dan melangkah ke belakang karena hanya tersisa bangku kosong di belakang. Yora tidak mempermasalahkan sikap Caca yang bahkan belum meminta maaf kepada dirinya hingga saat ini setelah kejahatan yang ia lakukan. Semenjak mengetahui wajah asli Caca, Yora menjauh sebisa mungkin agar tidak terlibat dengan gadis itu.
Yora kembali membaca buku catatannya dan mencoba fokus untuk ujian pertamanya hari ini.
"Yora," panggil seseorang yang menghampiri tempat duduk Yora.
"Iya?" Yora menoleh.
"Bisa tolong ajarin bagian yang ini ga? Aku ga paham."
Yora melirik bagian materi yang dimaksud oleh Meri teman sekelasnya. "Ini?"
"Iya, waktu itu kamu bisa jawab pertanyaan dari dosen, kayanya kamu paham."
Yora mengangguk. Dia dengan senang hati mengajarkan bagian materi yang tidak dipahami oleh Meri. Ia membantu sebisa mungkin agar gadis itu memahaminya dan bisa menjawab soal saat ujian nanti.
"Makasih ya Yora, aku udah paham sekarang." Meri tersenyum saat berterima kasih kepada Yora.
"Sama sama, kalau ada yang bisa aku bantu lagi bilang aja."
Meri mengangguk. Ia kembali ke tempat duduknya. Sebelum duduk, Meri tampak berbicara dengan Salsa temannya. Tak lama, Salsa juga menghampiri tempat duduk Yora.
"Yoraaa aku juga mau dong dijelasin," ujarnya.
"Materi yang mana?"
"Yang kaya Meri."
"Aku juga mau," ucap Hani yang duduk di depan Yora. Gadis itu tiba-tiba memutar badannya untuk menghadap ke belakang.
"Ehh tunggu, aku juga mau dengar," ujar yang lainnya.
Yora membahas materi itu sekali lagi kepada teman-temannya yang belum paham. Ia mencoba membuat bahasa yang mudah dipahami agar mereka tidak keliru saat ujian nanti. Setelah membantu mereka memahami materi, teman-teman Yora berterima kasih kepadanya dan kembali ke tempat duduk masing-masing. Yora senang bisa membantu teman-temannya meski tidak banyak yang ia lakukan.
"Seneng banget jadi pusat perhatian?"
Yora menoleh ke sebelahnya.
Caca melipat kedua lengannya di bawah dada. "Ngerasa pinter banget ya kamu karena dikerumuni orang-orang yang ga paham materi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk in Destiny ✓
Random[squel Smart or Genius] Takdir memiliki garisnya masing-masing, yang dapat melengkung kapan saja. Ia milik Tuhan, manusia hanya perlu untuk menerima dan menjalaninya