[BONUS PART]

98 22 4
                                    

HAPPY READING ❤️❤️❤️

***

Sinar matahari pagi menyelinap masuk di antara fentilasi jendela. Yora mulai membuka matanya, mengumpulkan nyawa sebelum bangun. Terlihat suasana yang cukup asing menyambut penglihatannya. Sejenak ia lupa bahwa dirinya sedang menginap di rumah Diyo. Gadis itu mengerang karena tubuhnya terasa penat meski sudah istirahat. Ketika nyawanya sudah terkumpul sepenuhnya, Yora melirik seisi kamar.

Kejadian tadi malam menyapanya sebentar, di mana ia dikejar dan dijahili oleh Alez yang sedang mabuk. Yora memegangi keningnya yang dibalut plester. Gadis itu menggeleng untuk mencoba melupakan kejadian buruk tadi malam, masih ada kenangan yang lebih indah yang terjadi setelah itu.

Yora melirik balkon yang ditutupi gorden panjang. Tadi malam setelah mereka mengungkapkan perasaan satu sama lain, keduanya memutuskan untuk segera istirahat.

Flashback malam tadi...

Diyo membantu menarik selimut untuk Yora ketika gadis itu sudah duduk di atas kasur. Dia menepuk pelan puncak kepala Yora sebelum meninggalkan gadis itu di kamarnya.

"Goodnight," ujarnya sembari tersenyum.

Yora ikut tersenyum. "Too," balasnya.

Diyo beranjak keluar, mematikan lampu kamar kemudian menutup pintunya dan membiarkan Yora istirahat di dalam kamarnya. Sedangkan ia akan tidur di sofa lantai bawah dengan perbekalan selimut dan satu bantal yang ia bawa dari kamarnya.

Sepeninggalan Diyo, Yora segera mengambil posisi yang nyaman untuk bisa tertidur dengan lelap.

Yora memeluk erat bantal guling yang ada di sebelahnya. "Wangi Diyo," ujarnya sembari terkekeh.

Flashback off...

Sedikit perlakuan kecil dari Diyo sukses membuat Yora tersipu dan terus mengingatnya. Apakah hal ini normal? Pikir Yora.

Yora bangun dan mulai merapikan tempat tidur Diyo. Kamarnya sangat bersih dan rapi, jadi sebisa mungkin Yora membersihkannya dengan teliti juga. Setelah menyelesaikannya, Yora keluar dari kamar untuk mengecek apakah Diyo sudah bangun atau belum.

Langkahnya menjadi pelan ketika melihat Diyo ternyata masih tertidur di atas sofa ruang tamu. Yora mendekat dan berjongkok di depan sofa. Gadis itu memperhatikan wajah Diyo yang sangat damai ketika sedang terlelap. Melihat Diyo membuat Yora menyunggingkan senyum tipis. Tangan terulur untuk membelai wajah orang yang baru saja menjadi pacarnya itu.

Diyo mengerang sejenak, membuat Yora terkejut dan segera menjauhkan tangannya. Namun, tangan itu diambil kembali oleh Diyo dan lelaki itu menaruh tangan Yora di wajahnya lagi.

Yora keheranan, apakah Diyo sudah bangun?

Namun matanya masih tertutup dan dia tertidur dengan pulas.

"Ra."

Diyo memanggil Yora dalam keadaan mata tertutup. Sebenernya Diyo dalam kondisi bangun apa masih tertidur, Yora sangat bingung.

"Kenapa?" balas Yora meski ia tidak yakin Diyo mendengarnya.

"Sini." Diyo menepuk sofa di depannya dengan sedikit ruang yang tersisa.

Walk in Destiny ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang