Happy Reading ❤️
***
Diyo turun daei motornya dengan tergesa-gesa ketika menemukan gang yang dimaksud oleh Yora. Ia bahkan belum melepaskan helmnya karena khawatir dengan keadaan gadis itu. Ketika dirinya berjalan masuk ke dalam gang, Yora berlari keluar dan terkejut ketika berpapasan dengan dirinya. Yora tampak ketakutan dan gemetar.
"Yora?" Diyo melepas helmnya dan menatap Yora yang was-was ketika didekati.
Yora menghela napas lega ketika orang yang berjaket hitam itu adalah Diyo.
Alez mengejar Yora dari belakang dan berhenti di belakang gadis itu saat melihat ada Diyo di depannya. Menyadari kedatangan Alez, Yora segera berlindung di belakang tubuh Diyo. Ia sangat takut melihat lelaki itu.
"Hahahaha gue kira pahlawannya ni cewek udah mati, ternyata masih ada satu lagi. Gue lupa ada lo ck." Alez mengusap dagunya kemudian menatap Diyo dengan tatapan menjengkelkan.
"Kenapa lo ga nyusul temen lo aja?" tanyanya dengan tawa yang renyah.
Diyo tidak membalas umpan dari Alez, ia memperhatikan wajah Yora yang sedang bersembunyi di belakangnya. Gadis itu sangat kacau dan berantakan, ada luka di pelipisnya, bahkan darahnya belum kering.
Pandangan lelaki itu beralih ke Alez di depannya yang masih menatap dirinya dengan tatapan meremehkan.
"Apa?" tanya Alez saat mendapat tatapan lurus dari Diyo.
"Lo apain dia?"
"Dia?" Alez melirik Yora, gadis itu langsung menunduk takut.
"Ga gue apa-apain. Cuma..." Alez sengaja meberi jeda. "Pinggangnya ramping," ujarnya dengan tersenyum senang. "Kulitnya mulus, pipinya lembut."
Yora menutup kedua telinganya dengan kuat.
"Bibirnya--"
Bugh!
Alez terpental jatuh di atas tanah lembab. Diyo tidak bisa menahan pukulannya di bibir lelaki itu. Diyo melemparkan helmnya tepat mengenai wajah Alez. Entah apa yang lelaki itu lakukan terhadap Yora tapi yang pasti Diyo hanya ingin menghancurkannya.
"Lo nantangin gue?" Alez berdiri dan siap membalas pukulan Diyo.
Namun sebelum ia menyerang Diyo, dengan sigap lelaki itu menendang perutnya hingga ia kembali terjatuh. Tidak hanya sampai di situ, Diyo mengunci badan Alez dengan menaikinya dan memukul wajahnya.
"Gue ga tau apa yang lo lakuin ke dia, tapi yang pasti gue bakal balas semua perbuatan lo," tekannya.
"Habisin dia."
Diyo menoleh, Yora baru saja mengatakan itu dengan nada bergetar. Dari matanya gadis itu sungguh-sungguh dengan ucapannya. Matanya berkaca-kaca dengan sirat ketakutan dan dendam kepada Alez. Yora pasti diperlakukan sangat buruk sehingga dia ingin Diyo menghabisi Alez.
Saat Diyo lengah, Alez menendang Diyo dari atas tubuhnya dan berdiri dari jatuhnya. Diyo berdiri meski sempat terjatuh. Kini dia akan mengamalkan kemauan Yora. Dia akan membalas Alez dengan habis-habisan.
Alez mengambil sebuah balok kayu yang cukup besar yang tadinya digunakan Yora untuk memukul kepalanya. Dia mengarahkan kayu tersebut ke arah Diyo untuk menjaga diri dari pukulannya.
Meski begitu, Diyo terlihat tidak takut sama sekali melawan Alez yang tidak menggunakan tangan kosong. Dia maju dan menendang kayu yang Alez pegang ke arah wajahnya sehingga kayu tersebut malah melukai wajah Alez. Diyo menarik baju Alez dan mendorongnya ke dalam tumpukkan kardus dan kayu di sebelah tong sampah. Tubuh Alez terhuyung begitu saja dengan serangan-serangan yang Diyo berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk in Destiny ✓
Random[squel Smart or Genius] Takdir memiliki garisnya masing-masing, yang dapat melengkung kapan saja. Ia milik Tuhan, manusia hanya perlu untuk menerima dan menjalaninya