[TWENTY ONE]

248 54 7
                                    

Happy Reading💙

---

"Kalian ngapain?"

Yora langsung mendorong Rey menjauh darinya. Rey yang masih terlihat bingung hanya menatap orang-orang yang berada di depan pintu dengan kebingungan.

"Rey? Kita nyariin kamu kemana-mana, rapatnya udah molor setengah jam. Tapi kamunya ngapain?" Dira tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

"Kamu ga malu Rey sama adek-adek tingkat yang mau masuk himpunan?" tambah salah satu cewek di samping Dira.

Para mahasiswa baru seangkatan Yora yang ikut bersama Dira untuk menghadiri rapat pertama mereka hanya bisa saling berbisik pelan. Yora hanya bisa menunduk malu, bahkan ia tidak berani menatap orang-orang yang ada di depan pintu, gadis itu segera keluar dari ruangan sebelum rasa malunya bertambah banyak.

Rey memegangi kepalanya yang terasa pusing, apa yang ia lakukan tadi? kenapa ia melakukan itu? Cowok itu menatap Dira dan beberapa temannya yang masih menatap heran ke arahnya.

"Sorry, rapatnya bisa besok aja ga?"

Dira berdelik. "Hah? besok? Kamu tau mereka rela nunggu di kampus demi ikut rapat pertama himpunan? Padahal mereka udah ga ada kelas dari siang. Sekarang dengan seenaknya kamu batalin rapatnya?"

"Kenapa? Kamu ngerasa malu kepergok tadi? Kalau gitu kenapa berbuat aneh-aneh di kampus?  Jadi ini sifat asli kamu? Kemana Rey yang kita kenal?" Entah kenapa Dira hanya ingin melampiaskan emosinya akibat pemandangan yang ia lihat barusan.

"Bukan gitu Dir, kamu salah paham."

"Ga usah ngelak, kalau kamu ga mau ikut rapat yaudah, rapat ini bisa lanjut tanpa ketua himpunan kok. Iya kan?"

"Bener, ayo kita lanjutin rapatnya," balas yang lainnya.

"Dir, besok aja ya, ga akan efektif jam segini."

Baru saja Dira ingin menyangkal Rey lagi, Doni datang bersama Diyo.

"Loh rapatnya belum mulai?" tanya Doni yang baru tiba.

"Menurut lo?" tanya Dira balik.

"Belum. Karena kalian masih diluar," balas Doni.

"Kenapa belum mulai?" tanya Diyo.

"Lo tanya aja sama temen lo itu." Dira menunjuk Rey dengan dagunya.

"Rapatnya besok aja ya, gapapa kan?" tanya Rey kepada para mahasiswa baru.

Mereka mengangguk menyetujui permintaan Rey, tapi tetap saja Dira tidak terima keputusan Rey yang menurutnya seenaknya.

"Ga, rapatnya harus lanjut sekarang." Dira tetap kekeh dengan keinginannya. "Kalian udah capek-capek nungguin dari siang, masa mau bubar gitu aja?"

"Kalo kata kahim besok, yaudah besok aja," ujar Diyo mendukung Rey.

"Hhhh, lo tau kenapa Rey ngundur rapatnya? Engga kan? Lo tau apa? Lo baru datang."

"Kenapa emang?" tanya Diyo.

"Dia-"

"Yang lain udah pada setuju rapatnya besok, kalian boleh pulang. Dir, plis jangan diperpanjang, kamu cuma salah paham," potong Rey.

Walk in Destiny ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang