"Sungguh, aku benar-benar minta maaf, atas segala perlakuanku yang begitu kasar kepadamu dimasa lalu. Maaf kan aku dan jujur aku ingin sekali memperbaiki semuanya. Awalnya aku memang ingin bertahan karena ada bayi di sini. Ada bayiku yang kamu kandung. Aku tidak ingin jika anak ini lahir tetapi tidak merasakan kasih sayang seorang Ayah, aku tidak ingin hal itu terjadi. Tapi semakin kulalui semuanya, saat aku membantumu untuk menjaga calon anak kita membuatku menjadi tau sesuatu". Sehun memandangku, meraih kedua tanganku lembut mengenggamnya erat menyalurkan kehangatan di dalamnya, membuatku ikut mengalihkan pandanganku menatap tautan tangan kami.
Aku hanya diam. Penasaran dengan kalimat apa yang akan diucapkan dia selanjutnya.
Sehun tersenyum manis, melepaskan genggaman tangannya ditanganku lalu kedua telapak tangannya berpindah ke dua sisi pipiku, dan tiba-tiba saja dia mencium bibirku sekilas tanpa meminta izin terlebih dahulu.
"Saranghae".
Jantungku seolah berhenti berdetak mendengarnya aku menatap bola matanya.
"Mak.. maksud.."
Belum selesai aku berbicara, tanpa permisi terlebih dahulu Sehun kembali menempelkan bibirnya di bibirku membuat kalimatku terhenti dan menggantung.
Aku terkejut sekali, hingga kedua bola mataku rasanya membesar dan ingin loncat keluar. Detak jantungku berdebar tidak karuan sekarang.Awalnya hanya ciuman biasa, tapi lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi lumatan-lumatan panas. Dan entah sejak kapan posisi kami sudah sudah berubah. Aku sudah tertidur diatas ranjang dengan posisi Sehun yang berada tepat diatasku. Kedua tangan Sehun menjadi titik untuk menumpu badannya supaya tidak menyakiti bayi yang ada di dalam perutku
"Saranghae So Hyun". Ucap Sehun sekali lagi ketika tautan di bibir kami terlepas.
Aku hanyadiam dan tetap menatapnya, jujur aku bingung harus bereaksi seperti apa. Sehun masih tetap menatapku intens hingga membuatku menjadi salah tingkah, aku mengalihkan pandanganku kemanapun yang penting bukan kearahnya.
"Tatap aku So Hyun". Ucapan Sehun itu membuatku mau tidak mau kembali mengalihkan pandanganku menjadi kearahnya. Dan lagi-lagi aku dibuat terkejut saat Sehun kembali menciumku. Jujur aku menikmatinya aku menikmati ciuman ini. Hingga aku tersadar saat tangan Sehun sudah mulai mejalari pungguku , hampir saja aku kehilangan akal sehatku.
Dengan cepat kulepaskan tautan bibir kami, kutahan pergerakan tangan kanannya yang memegang punggungku."Maaf". Ucap Sehun saat melihat reaksiku lalu dengan cepat menarik tangannya tetapi tidak mengubah posisi kami.
Aku tidak menghiraukan ucapannya, kuhirup udara disekitarku dengan rakus, karena saat berciuman tadi aku tidak ada kesempatan untuk bernafas.
"Maukah kamu memulai rumah tangga kita dari awal? Membesarkan anak kita bersama-sama?". Lanjut Sehun.
Aku langsung menatap Sehun tepat di bola matanya. Mencari kebohongan disana dan jelas sekali tidak ada kebohongan, tatapannya terlihat sungguh-sungguh.
"Bolehkah kita duduk saja?".
Tawarku sambil mencoba mendorong Sehun yang saat ini masih berada tepat diatas ku .
Sehun tidak bergeming sama sekali.
"Jawab aku So Hyun". Ucapnya mendesak.Bukannya menjauh Sehun malah semakin memperdekat jarak antara wajahnya dengan wajahku, membuatku refleks langsung memiringkan kepalaku, menghindarinya.
"Apakah kamu tidak ingin melanjutkan hubungan ini? Kamu memang benar-benar ingin mengambil beasiswa itu?".
Sontak aku memalingkan tatapanku kearah Sehun, menjadi berhadapan dengannya.
"Bukan, bukan begitu Oppa. Akan kujelaskan, hanya saja aku merasa kurang nyaman berbicara dengan posisi begini.
Jelasku. Membuat Sehun mau tidak mau langsung membenarkan posisinya. Membuatku bisa bernafas lega. Sehun duduk di pinggir ranjang dengan aku yang berada tepat di sebelahnya..
Sehun menatapku lembut.
"Jadi bagaimana So Hyun?". Tanya Sehun sambil memegang kedua tanganku.
Aku mengangguk.
"Aku mau, melanjutkan rumah tangga kita ini".
Sehun tersenyum dan tidak lama kemudian dia membawaku kedalam pelukannya."Terimakasih So Hyun. Terimakasih untuk kesempatan yang kamu berikan dan maaf atas segala kesalahanku".
Aku mengangguk mengiayakan.
Kucoba melepas pelukan Sehun tapi dia semakin mempererat pelukannya.
"Maaf".
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja sekarang" ucapku meyakinkannya.
Sehun semakin mempererat pelukannya sehingga membuatku sulit untuk bernafas.
"Oppa aku sulit bernafas".
Ucapku pelan, Sehun dengan cepat merenggangkan pelukannya, tapi tidak melepaskan.
Aku tersenyum, bahagia sekali rasanya, Tapi aku tetap diam menunggu perlakuan dan kalimat apa yang akan dilakukan Sehun Selanjutnya."Saranghae". Sehun mencium keningku sekilas lalu mengelus puncak kepalaku dengan lembut dan tetap memelukku, aku menjulurkan tanganku ikut membalas pelukannya.
Hampir lima menit hingga akhirnya kami melepaskan pelukan itu.
"Terimakasih buat semua kebaikanmu So Hyun". Setelah mengucapkan itu Sehun mengecup bibirku cepat.
Sungguh bahagia sekali rasanya.Senyumku latas memudar saat aku mengingat tentang beasiswa itu, kuteguk salivaku sambil menatap Sehun,
"Kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu". Tanya Sehun saat melihat perubahan diwajahku.
"Apa kamu menyesali pilihanmu?" Tanya Sehun lagi.
Sambil menggigit bibir bawahku aku menggeleng pelan.
"Lalu?" tanyanya dengan nada lembut.
"Tolong bantu aku".
Sehun menatapku lekat, sepertinya masih belum mengerti arah ucapanku.
"Masalah beasiswa itu, tolong aku".
Ucapku pelan nyaris berbisik, aku menunduk saat kurasakan pandangannku sudah mulai mengabur karena cairan bening yang mulai mengumpul dibola mataku . Jujur aku takut sekali kalau Sehun marah.
Aku terkejut saat Sehun memegang kedua pipiku dengan telapak tangan nya yang lumayan besar.
"Tenang saja Sayang kalau untuk masalah beasiswa itu aku yang akan menanganinya. Besok aku akan menjumpai gurumu.".
Aku menoleh kepalaku memandang kearahnya, memastikan ucapannya saat memanggil ku dengan kata "sayang".
Jujur ada rasa hangat yang menjalari hatiku.
"Aku akan menangani hal itu untukmu. Tenang saja, jangan takut .Tapi mungkin aku datang kesekolahmu sewaktu jam makan siang. Besok akan kukabari kalau aku telah tiba disekolahmu".
Aku sedikit kecewa saat dia tidak memanggilku seperti tadi , dengan panggilan "sayang".
"Bagaimana?"
Aku mengangguk menyetujui ucapannya.,
"Terimakasih". Ucapku pelan.
Sehun hanya mengangguk lalu membawaku untuk bersandar di dadanya.
Bisa kurasakan detak jantungnya yang berdetak tidak beraturan, membuatku tersenyum senang.
Aku melingkar kedua tanganku dipinggangnya dengan erat takut kalau ini semua hanya mimpi.#TBC#.
.
😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY HUSBAND
RandomApa jadinya jika seorang Kim so hyun dengan umur yang terbilang cukup mudah dinikahkan dengan seorang sunbaenya di sekolahnya akibat perjodohan konyol yang telah di sepakati oleh orang tua mereka? Apakah Kim so hyun mampu tingal dan hidup bersama d...