ENAM BELAS

5K 387 44
                                    

    

        So hyun pov

"Mudah. Tinggalkan Sehun. Ceraikan dia"

"Apa kau yakin?"

"Baiklah. Aku sudah memberikanmu pilihan yang....mudah...mungkin? Tapi kau menolaknya maka akan kuberikan kau sebuah pilihan yang mau tidak memberikanmu mau harus kau terima dan jalani."

Setiap kalimat yang dilontar oleh Naeun di koridor sekolah pagi itu membuat rasa cemas di benakku timbul.

Kalimat-kalimat itu berputar-putar di dalam otakku. Membuatku kehilangan fokus untuk mengerjakan setiap pekerjaanku.

Aku tidak bisa menyalahkan Naeun walau dia telah mengatai ku jalang bagaimana pun juga kalau aku yang berada di posisinya saat ini mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Naeun.

Kalaupun aku tidak menyalahkan tindakannya tapi bukan berarti aku juga menuruti permintaannya yang menyuruhku untuk menceraikan Sehun.

Sunguh prinsipku sejak aku kecil menginginkan pernikahan terjadi sekali di dalam hidupku dengan lelaki yang mencitaiku dan menerimaku apa adanya.

Di pesta pernikahanku aku akan memakai gaun putih bersih yang berenda dengan sedikit taburan mutiara dan memiliki ekor yang menjuntai dibagian belakangnya dan dihiasi dengan mahkota kecil dipuncak kepalaku persis seperti film barbie-barbie yang sering kutonton dulu.

Tapi sepertinya mimpi itu hanya akan menjadi mimpi. Pernikahanku yang terjadi hanya karna sebuah perjodohan konyol dari orang tuaku dan orang tua Sehun. Membuat kami harus terikat dengan sebuah janji yang suci menurut agama dan sah dimata hukum.

Tanpa adanya rasa cinta diantara kami. Walaupun awalnya menyakitkan tapi aku mencoba bersabar dan tetap menjalaninya.

Aku mencoba melupakan rasaku kepada Sung jae, mencoba memaafkan Naeun walau aku tahu dia pernah atau entah sampai saat ini selingkuh dengannya tapi aku mencoba untuk membuang dendam dari dalam hatiku yang kuketahui pastinya akan membuatku merasa tersiksa sendiri.

Dan yang paling berat adalah saat aku mencoba dan belajar mencintai Sehun, suamiku. Aku memberikan semua perhatianku kasih sayang ku dan semua yang kupunya didalam diriku kuberikan kepadanya.

Tapi apa yang kudapat? Sampai hari ini terhitung sejak asisten pribadinya Jongkook datang untuk mengambil pakaiannya sudah genap sepuluh hari dia masih belum kembali. Aku mencoba datang kekantornya dan bertanya kepada setiap karyawannya tapi semuanya mengacuh kanku menganggapku tidak penting dan hanya akan menggangu mereka karena telah membuang waktu mereka dengan percuma.

Drttttt...drtttt.....

Aku tersentak saat ponsel disaku rok sekolahku bergetar. Panggilan dari nomor tidak dikenal. Aku menggeser tombol hijau kemudian menempatkan ponsel itu di telinga kananku dengan malas-malasan.

"Yeobseyo".

"Apakah ini benar dengan Ny Oh?".

"Ne. Mwoya?"

"Maaf kami dari pihak kepolisian hanya ingin menyampaikan bahwa Tn. Kim beserta Ny.Kim merupakan korban kecelakaan beruntun yang meninggal langsung ditempat kejadian. Kami harap pihak keluarga segera datang ke Rs. Seoul Hospital untuk pengambilan jenazah."

Sekujur tubuhku rasanya kaku tanpa kusadari airmataku langsung jatuh kemudian disusul kembali hingga aku menangis keras sejadi-jadinya.

Aku memutup mulutku untuk menahan isakan yang akan keluar dari mulutku. Aku merampas tas sekolahku dengan kasar berlari sekuat tenaga tanpa menghiraukan pandangan orang-orang yang melihatku dengan tatapan aneh.

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang