DUA BELAS

4.8K 363 5
                                    

"Atau jangan-jangan kau sengaja lakukan ini supaya hubunganku dan Naeun putus. Karena sebelumnya Naeun pernah bercerita kepadaku kalau kau menaruh hati padaku".

Aku langsung menegang begitu mendengar jawaban Sung jae. Darimana dia tahu kalau aku pernah menaruh hati kepadanya?

☆☆☆☆

Sung jae pov

Aku langsung tersenyum sinis begitu melihat wajah So hyun yang tegang.

"Jadi memang benar kalau kau pernah menaruh hati padaku? Kau melakukan hal picik dengan memfitnah Naeun selingkuh supaya hubungan kami retak. Begitu?"
Kali ini aku mengubah posisiku badanku lebih kucondongkan kedepan dan tangan kananku menopang dagu.

"Tidak...tidak Sung jae kau salah paham".

"Benarkah? Lalu apa kau memiliki bukti yang akurat untuk menegaskan perkataanmu tadi Nona Kim?"

So hyun hanya terdiam sambil menunduk tidak berani menatap Sung jae yang berada tepat dihadapannya.

"Baiklah apa ada lagi pertanyaamu yang ingin kau lontarkan Nona Kim?"

Aku menunggu hampir satu menit tapi So hyun tidak kunjung mengeluarkan suaranya membuatku bertindak untuk memecahkan keheningan diantara kami berdua.

"Kurasa sudah tidak ada lagi yang ingin kau tanyakan dan kupikir aku boleh pergi sekarang". Selesai berbicara seperti itu aku bangkit dari dudukku dan berjalan meningalkan So hyun sendiri.

So hyun pov

Aku masih menunduk di tempat ku semula merutuki kebodohanku sendiri.

Aku sungguh ceroboh bagaimana mungkin Sung jae akan percaya pada omongan ku kalau aku sendiri tidak memiliki bukti untuk ditunjukkan kehadapannya.

Aku beranjak dari kursi yang kududuki karena bel tanda pelajaran dimulai terdengar berbunyi.

Setiba di kelas aku menemukan Sung jae duduk di kursinya. Aku terus menatap nya berharap kalau dia juga akan menatap balik ke arahku tapi hingga aku sampai ke kursi yang biasa ku tempati dia tidak melirikku sama sekali seperti tidak melihat kehadiranku padahal dia duduk tepat di belakang kursi yang biasa Naeun duduki.

Aku berhenti menatapnya ketika aku mendudukkan bokongku di kursiku.
Aku menatap lurus kedepan kelas ke arah white board yang masih bersih karena belum digunakan.

Rasanya pikiranku berkecamuk sekarang. Berbagai pertanyaan selalu melintasi otakku membuatku merasa pening sendiri.

Apakah Sung jae masih mau menganggapku sebagai seorang sahabat sejak kejadian tadi? Itu salah satunya.

Dan rasanya rongga dadaku sakit saat aku mengingat hubungan yang dijalani oleh Naeun dan Sehun.

Oh Tuhan aku benar-benar takut rasanya untuk menghadapi kehidupan yang begitu kejam ini.

☆☆☆☆

Bel istirahat berbunyi aku bangkit berdiri memberanikan diri untuk berjalan menuju bangku Sung jae.

"Sung jae". Panggilku dengan suara yang pelan terkesan halus karena sejujurnya aku masih takut karena perihal hal tadi pagi.

"Eum.. Sung jae bagaimana kalau kita pergi kekantin". Ajakku sambil menunduk tidak berani menatap wajahnya sambil memainkan ujung baju seragamku.

Sudah lebih dari dua menit sejak perkataanku tadi tapi Sung jae masih duduk tidak bergeming.

"Sung jae" kali ini aku memanggil namanya sambil menatap wajahnya dari samping karena memang aku berdiri tepat disebelahnya.
Tampa menjawab apa-apa Sung jae langsung bangkit dari duduknya berjalan meninggalkanku.

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang