Arghhhhh...
Aku meringis saat merasakan nyeri tepat pada perutku dan kuakui itu terasa sakit.
Ku remas seprai dengan tangan kananku sementara tangan kiriku mengelus-elus perutku yang sudah mulai membuncit berharap supaya rasa sakitnya bisa berkurang.
Sambil menahan rasa sakit aku mencoba duduk lalu menyenderkan punggungku dipinggiran tempat tidur.
Aku menarik nafasku perlahan sambil menutup kedua kelopak mataku hingga perlahan-lahan rasa sakit itu menghilang membuatku bisa untuk kembali bernapas lega.
Aku meraih poselku yang kuletakkan diatas meja nakas yang berada tepat disebelahku kulihat disana sudah menunjukkan waktu pukul 3 sore.
Dan aku baru ingat aku belum makan siang, selesai membersihkan apartemen aku memilih tidur sejenak untuk menghilangkan rasalelah yang menjalari tubuhku.
Kupikir aku hanya akan tidur sebentar tapi nyatanya aku sudah tidur hampir empat jam. Benar-benar tidak sesuai dengan perkiraanku.
Aku turun dari atas tempat tidur berjalan menuju dapur.
Meletakkan ponsel milikku di meja makan yang sebelumnya sudah kuputar musik kesukaanku menemani aktivitas memasak supaya tidak terlalu horor rasanya saat sendiri seperti sekarang ini.
Aku menikmati makan siangku walaupun hanya memakan ramen yang dicampur dengan telur tetapi rasanya sudah cukup lezat untukku apalagi saat ini aku mendengar musik kesukaanku.
Selesai makan aku langsung membawa piring kotor bekasku kewastafel, membersihkannya dan mengembalikannya ketempatnya semula.
Rasanya bosan sendirian seperti saat ini.
Sudah semingggu lebih kurasakan dan rasanya ini seakan-akan menyiksa diriku.Aku duduk di sofa mengambil posisi ternyaman kemudian menyalakan televisi yang berada tepat didepanku dengan volume yang mungking tidak wajar bagi orang yang masih memiliki pendengaran yang normal.
Walaupun begitu bukan berarti aku tuli, memang sengaja hal ini kulakukan untuk menghilangkan keheningan di ruangan ini.
Bosan dengan acara televisi aku meraih ponselku yang berada di sebelahku. Membuka sosial media hingga aku sendiri muak lalu membuka artikel yang berakhir dengan bosan.
Dan jari milikku akhirnya berhenti disebuah aplikasi yang menayangkan drama yang tengah boooming akhir-akhir ini.
Tanpa menggubris acara televisi yang masih tetap berjalan.
Saat sedang asiknya menonton tiba-tiba saja ada panggilan masuk ke ponselku.Tertera jelas tulisan " Appa is Calling".
Sontak saja aku langsung mematikan televisi lalu mencari posisi duduk yang nyaman menarik nafas sebentar untuk menetralkan detak jantungku yang tidak beraturan.
"Sohyun". Satu kata itu berhasil membuat jantungku berhenti berdetak untuk beberapa saat.
"Halo Kim Sohyun, kau mendengar suara Appa"?.
Aku menutup mataku dengan sangat rapat. Rasa bersalah seakan menjalar keseluruh tubuhku hingga kesumsum tulangku mengingat aku tidak pernah bahkan walau sekalipun menjenguk dirinya kerumah sakit.
"Ne Appa". Jawabku dengan nada suara yang bergetar.
"Bagaiman kabarmu disana"?
"Ba.. baikk...".
"Oh syukurlah kalau begitu".
"Ne..ne..Appa". Rasanya tenggorokanku tercekat bahkan untuk mengucapkan sepatah kata pun terasa begitu sulit.
"Datanglah nanti malam kerumah." Terdengar lagi suara Appa dari seberang sana.
"Ne?" Aku memastikan ucapan Appa barusan.
"Kenapa kalian begitu sombong sekarang? Appa rindu dengan kalian datanglah sesekali kerumah walau hanya untuk makan malam bersama".
Aku hanya diam menelaah setiap ucapan Ayah mertuaku. Hingga beberapa saat kemudian aku merasa ada yang janggal.
"Appa". Panggilku pelan memastikan bajwa panggilan kami masih terhubung.
"Ne Sohyun".
"Apakah dirimu baik-baik saja?"
Tanyaku dengan pelan hanya ingin memastikan bahwa apa yang dipikiranku tidak benar kalau Sehun membohongiku. Selesai aku berucap terdengar jelas suara Ayah mertuaku yang tertawa yang bisa menjelaskan bahwa dirinya saat ini memang baik-baik saja. Tidak ada yang perlu diragukan."Tentu saja Seohyun, Aku dan juga Eomma mu baik-baik saja walaupun memang umur kami sudah menua tapi kami sehat dan akan tetap sehat seperti saat ini. Dan juga So hyun itulah alasan mengapa Appa meneleponmu, Appa ingin mengajakmu dan juga Sehun makan bersama dirumah, supaya kalian bisa melihat sendiri keadaan orang tua kalian dan jangan sampai menjadi anak durhaka yang melupakan orangtuanya karena sudah memiliki keluarga yang baru. Datanglah. Kami merindukan kalian".
Terdengar suara kekehan Appa mertuaku dari seberang sana. Aku tahu dia sedang bercanda jadi aku tidak perlu merasa sakit hati karena ucapannya.
Aku diam tidak mengubris pertanyaan yang ditanya Appaku dari seberang hinggga akhirnya panggilan itu diputuskan sepihak dari seberang sana.
Rasanya jantungku berdegup kencang, otakku kembali memutar kejadian saat dimana Sehun menerima telepon dimalam itu hingga membuat dirinya pergi ditengah malam disaat itu juga.
Membuat dirinya jarang pulang dan akhirnya dia berucap untuk keluar negeri untuk beberapa waktu dengan alasan pergi untuk meng-handle perusahaan yang seharusnya Appa kelola selama ini. Dia pergi dikarenakan keadaan Appa yang saat ini sedang sakit keras.
"Jadi aku dibohongi Sehun, lagi"?☆☆☆☆☆
Kutelepon nomor milik sehun , kukirim beberapa bahkan puluhan pesan kepadanya pun tetap tidak ada jawaban. Dari social media pun tidak ada yang digubrisnya sama sekali.
'Ada apa sebenarnya ini?'Saat sedang berpikir tiba-tiba ponselku berdering. Sontak aku merasa terkejut.
Aku menghela napas kecewa karena panggilan itu bukan dari Sehun melainkan dari Appa. Appa mertuaku!
"Ne". Jawabku takut-takut.
"Kalian sudah dimana?" Tanya Appa.
"Eumm... Appa sepertinya Sehun sedang sibuk jadi dia tidak ada waktu saat ini".
Jawabku berbohong walau dalam hati aku merasa bersalah karena telah membohonhi Ayah mertuaku sendiri.
"Memang dimana anak itu sekarang?" Bisa kudengar nada kesal dari suara Appa.
"Eummm.. Sehun masih dikantor, dia belum pulang Appa. Dia hanya memberiku pesan singkat untuk memberitahu kalau dia lembur malam ini ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal katanya." Jelasku.
"Anak itu .. Baiklah Sohyun tidak apa-apa jika malam ini tidak bisa tetapi makan malam kebersamaan keluarga kita tetap harus ada dan digantikan dengan malam di hari selanjutnya. Appa tetap menungggu kabar kalian, kapan ada waktu kabari kami."
"Ne Appa".
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY HUSBAND
SonstigesApa jadinya jika seorang Kim so hyun dengan umur yang terbilang cukup mudah dinikahkan dengan seorang sunbaenya di sekolahnya akibat perjodohan konyol yang telah di sepakati oleh orang tua mereka? Apakah Kim so hyun mampu tingal dan hidup bersama d...