DUA PULUH SATU

5.4K 360 17
                                    

   

So hyun pov

Dan disinilah aku sekarang berada di kafe tempat aku dan Sung jae janjian.

Aku menunggu Sung jae di salah satu meja yang terletak di sudut supaya lebih mudah melihat pemandangan dari jendela besar di hadapanku yang langsung memperlihatkan keindahan gedung-gedung tinggi di kota Seoul.

"Apa kau sudah lama menunggu?"

Tanpa aku melihat aku sudah tahu siapa pemilik suara itu.

"Belum. Belum terlalu lama karena belum sampai sejam". Ucapku bercanda sambil sesekali menyeruput milkshake minuman favoritku di kafe ini.

"Benarkah Nona Kim?"

Aku menengadah kearah Sung jae lalu mencibir pelan mendengar nada mengejek didalam kalimatnya
Sung jae menatap ku sekilas lalu melirik arloji di pergelangan tangan kirinya.

"Padahal aku hanya terlambat lima belas menit dari waktu janjian kita". Ucapnya sambil menarik kursi yang letaknya berada tepat dihadapanku.

"Tapi kau tetap salah Sung jae. Karena datang tidak tepat waktu"
Jawabku tidak mau kalah sambil mengaduk-aduk milkshake yang terlihat lebih menggiurkan dihadapanku.

"Benarkah Nona Kim? Baiklah aku minta maaf".

"Tidak semudah itu Sung jae untuk mendapatkan permintaan maaf dariku".
Aku merubah posisi dudukku menyenderkan punggungku di kursi.

"Lalu apa yang harus kulakukan?" Sung jae juga mengubah posisi duduknya menjadi mengikutiku menyenderkan punggungnya di kursi. Sepertinya dia cukup mengerti untuk tahu dan mengikuti arah permainan ini.

"Aku ingin kau meminta maaf dengan mengucapkan dari atas sana".

Aku menunjuk tepat di belakang Sung jae membuat dia berbalik dan melihat kearah podium kecil yang memang disediakan untuk menghibur para pengunjung kafe ini di malam hari.

Sung jae kembali memutar kepalanya membuat kami kembali berhadapan terlihat jelas raut wajahnya yang kesal.

"Haruskah?". Tanyanya seakan-akan tidak percaya.

"Ya".jawabku singkat sambil menganggukkan kepalaku senang.

Baru saja Sung jae ingin membuka mulut untuk membalas ucapanku tetapi terhenti karena seorang pelayan wanita datang menghampiri meja kami.

"Maaf Tuan anda ingin memesan sesuatu?" Tanya pelayan wanita itu membungkuk hormat sebelumnya dengan buku kecil yang berada di genggamannya bersiap-siap menulis  pesanan Sung jae.

"Kopi". Jawab Sung jae ketus karena merasa terganggu dengan kehadiran pelayan wanita ini di waktu yang kurang telat.

"Tidak ada yang lain Tuan?"
Tanya pelayan itu memastikan setelah sebelumnya menuliskan pesanan Sung Jae.
Kulihat sung jae menggeleng malas dan matanya memandangku dengan tatapan malas juga.

Aku menggigit bibir bawahku karena mengerti arti dari tatapan mata itu.
"Jadi Tuan masih ada lagi?"tanya pelayan itu masih belum mengerti dengan arti kode dari Sung jae tadi.

"Tidak ada". Kali ini aku mengambil alih pembicaraan sambil menggerakkan tanganku kearah kanan dan kiri.

Pelayan itu menggangguk mengerti menunduk sopan lalu meninggalkan kami.
Aku tertawa dengan lepas mengeluarkan tawa yang sedari tadi kutahan ketika pelayan itu telah menghilang di balik tembok pembatas.

"So hyun".

Aku memandang kearah Sung jae mataku sedikit kabur karena berair mungkin karena aku tertawa kencang.

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang