SO HYUN POV
Hampir tiga jam lebih aku menunggu balasan dari Sehun.Tapi hasil nya nihil, dia tidak memberiku kabar sama sekali. Dan ini cukup untuk membuat ku merasa frustasi sendiri.
.
Aku meletakkan ponselku sembarangan, kulangkah kan kedua tungkai kaki ku menuju kamar mandi, Tujuan ku adalah untuk mandi, rasanya panas sekali sampai-sampai terasa meluap di ubun-ubunku, aku butuh kesegaran saat ini.☆☆☆☆☆
Selesai mandi dan berpakaian aku kembali memeriksa ponsel ku dan hasil nya tetap nihil. Kutelepon sekali lagi dan tetap tidak diangkat. Rasanya aku ingin menangis saat ini. 'Sebenarnya ada apa dengan Sehun'?. Sungguh aku benar merasa bingung. Hingga sebuah ide melintas dikepalaku, ku ambil kembali ponselku dan kuketik pesan untuk Sehun.
"Tolong jawab pesan atau angkat telepon dariku, perutku sakit sekali , rasanya ingin mati saja", tanpa berpikir dua kali ku klik tulisan send.
.
Kutarik nafas sejenak, kuelus perutku dengan sayang, 'maaf eomma harus berbohong mengenai mu'. Kutunggu hampir 15 menit, dan tetap saja hasil nya nihil, belum ada balasan dari Sehun. Karena aku sudah merasa kesal bercampir emosi, ku tarik kartu yang ada di dalam ponsel itu dan dengan kasar kumasukkan sembarangan kedalam tas selempang milikku..☆☆☆☆
Malam ini aku berinisiatif untuk makan diluar. Sejak kejadian dimana Aku dan Sehun telah berbaikan, Sehun kembali memberikan kartu ATM miliknya kepadaku. Dan ya Kartu itu yang kugunakan untuk membeli segala keperluan ku , Syukurlah karena aku tidak perlu bekerja keras untuk saat ini disaat kondisiku yang sedang berbadan dua..
Aku memutuskan untuk pergi kesebuah restoran yang berada diperempatan jalan. Kuakui restoran ini tidak begitu besar tapi desainnya yang cukup unik yang mungkin menjadi daya tarik tersendiri yang dimilikinya hingga restoran ini memiliki pengunjung yang lumayan banyak. Belum lagi makanan yang disuguhkan memang nikmat rasanya.
Aku memilih duduk di sudut ruangan. Disini rasanya lebih nyaman,jauh dari lalu lalang orang-orang yang ada diruangan ini. Seorang pelayan menghampiri, menanyakan pesananku. Aku memilih beberapa makanan yang menggugah seleraku di buku menu dan jangan lupa juga dengan minumannya dan makan penutup nya.
Aku melemparkan senyum kepelayan itu ketika hendak pergi dari hadapanku menyiapkan pesanan milikku. Entah kenapa walaupun di tempat ramai begini aku tidak merasakan pusing atau pun mual.☆☆☆☆
Selesai membayar tagihan makan ku, aku memilih untuk langsung keluar dari restoran itu. Aku berjalan kaki dengan pelan sambil mataku sesekali memperhatikan pedagang kaki lima yang berada di sekitar jalan yang kulalui ini. Mataku langsung tertuju kepada penjual buah yang ada diseberang jalan. Melihat Paman penjual buah itu memotong buah nya entah kenapa membuat air liur ku seperti menetes keluar. Tanpa berpikir dua kali aku menyeberangi jalan ,dan berJalan kearah nya.Entah lah rasanya aku belum merasa benar-benar kenyang saat ini.
Aku duduk di sebuah kursi ketika aku sudah memesan buah untukku .
Sambil menunggu pesanan itu selesai, aku memperhatikan kesekelilingku."Ini nona". Suara Paman itu menghentikan aktifitasku.
Aku mengangkat kepalaku dan disana telah tersedia buah potong dengan ukuran semangkuk besar."Terimakasih Paman". Ucapku sopan, sambil tersenyum. Begitu si Paman berlalu dari hadapanku aku langsung menikmati buah itu, rasanya sungguh segar sekali ketika melewati tenggorokanku. Tidak perlu waktu yang lama aku membersihkan potongan buah di mangkuk itu. Semuanya telah berpindah keperutku.
"Ah.. kenyang sekali, terimakasih paman" ucapku membayar buah itu sambil membungkuk sopan.
Si Paman itu hanya tersenyum dan mengambil mangkuk itu dari tangan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY HUSBAND
RandomApa jadinya jika seorang Kim so hyun dengan umur yang terbilang cukup mudah dinikahkan dengan seorang sunbaenya di sekolahnya akibat perjodohan konyol yang telah di sepakati oleh orang tua mereka? Apakah Kim so hyun mampu tingal dan hidup bersama d...