Sehun pov
"Ck, berhenti melangkah mundur seperti itu. Apa itu kebiasaanmu?"
Tanyaku melihatnya dari atas ke bawah dan lalu berhenti kembali diwajahnya.
Dan benar setelah aku berbicara seperti itu dia menghentikan langkahnya lalu menundukkan kepalanya dalam sehingga aku tidak bisa melihat ekspresi wajah seperti apa yang ditunjukkannya.
"Jadi, bisa kau menjelaskan semuanya kepadaku?"
Tanyaku kembali mengulang pertanyaanku sebelumnya dengan nada yang ditekankan.Dia langsung mengangkat wajahnya membuatku langsung bisa melihat wajah mungil itu pucat.
Membuatku sadar mungkin dia takut mendengar nada suaraku.
"Ekhhemm....." kunetralkan suaraku lalu kembali memandangnya."Bagaimana?"
Dan dia mengangguki ucapanku."Memang kupikir aku juga sudah merasa aneh sebelumnya dengan diriku sendiri seringkali aku merasa mual saat mencium sesuatu dengan aroma yang khas. Lalu kemudian aku akan muntah-muntah mengeluarkan seluruh isi perutku. Kejadian itu terus menerus belakangan ini terjadi awalnya kusangka aku hanya mengalami masuk angin."
Aku mengangguk merespon ucapannya tanpa berniat memotong.
"Lalu a...aku mengetahui kehamilanku pada saat aku jatuh pingsan di kafe tempat aku dan seorang temanku janjian untuk ketemuan. Temanku memesan secangkir kopi hitam dan begitu kopi itu diletakkan diatas meja kurasan kembali perutku bergejolak.
Aku pergi ketoilet dan hal itu berlangsung dua kali, lalu pada saat aku kembali mendekati temanku aku jatuh pingsan dan setelah itu aku tidak tahu apalagi yang terjadi. Karena ketika aku bangun aku sudah berada disalah satu ruang inap rumah sakit. Aku bertanya kepada seorang Dokter yang kebetulan masuk kedalam ruanganku karena aku takut ada terjadi sesuatu dengan diriku sendiri. Dan pada saat itu juga dokter itu memberitahukan kehamilanku".Aku melepaskan tanganku yang kusilangkan didepan dada aku selangkah mendekatinya dan memegang pundaknya.
"Lalu apa yang membuatmu sampai berada dikamarku?"
Aku memandang lekat wajahnya aku merasa hal itu pasti berhubungan dengan kehamilannya."I..it....itu.. ka..kar...karena...a..ak...aku...."
Kulihat perubahan raut wajahnya yang memerah.
"Apa kau...?"
☆☆☆☆☆
So hyun pov
Wajahku memerah ketika Sehun bertanya perihal tentang aku yang berada di dalam kamarnya.
"Apa kau..?
Aku semakin menundukkan wajah ku sambil menutup mata mendengar penuturannya.
"Entahlah. Apa kau sudah makan?" Aku langsung mengangkat kepalaku mendengar kalimat Sehun.
'Apa aku salah mendengar?'
Aku mengangguk mengiayakan kalimat Sehun.
"Apa kau sudah meminum susu khusus ibu hamil?"
Aku tetap menatap kearahnya dan menggeleng pelan.
"Baiklah kalau begitu aku buatkan dulu susu untukmu. Masuklah kedalam cuaca dingin itu tidak baik untukmu dan juga janinmu. Tunggu aku dikamar aku akan membawa susu itu kepadamu".
Aku mengangguk lagi tapi aku tetap berdiri tanpa kunjung bergerak memasuki kamar seperti perintah Sehun.
Sehun memutar badanku pelan lalu mendorong badanku dengan gerakan lembut mengantarkanku sampai duduk dipinggiran kasur.
"Tunggu disini sebentar".
Aku hanya memandang sampai punggung yang tegap itu menghilang di balik pintu.Sungguh aku bingung atas apa yang ada diotaknya sekarang entah seperti apa jalan pikirannya akupun tidak tahu.
Tapi jujur aku sangat lega sepertinya dia menerima kehadiran janin ini. Aku tersenyum sambil mengelus-elus perutku yang masih datar.
Apa yang kutakutkan ternyata tidak seperti itu pada kenyataannya.☆☆☆☆☆
"Ini, minumlah".
Aku mengulurkan tanganku menerima gelas berisi susu yang disodorkan Sehun.
Kuhabiskan susu itu dalam sekali teguk lalu mengembalikan gelas yang sudah kosong itu kepadanya didalam diam.
"Tidurlah, ini sudah sangat larut". Usai berkata seperti itu Sehun pergi dan membawa gelas tadi di gengamannya.
Aku merebahkan badanku lalu menarik selimut untuk membungkusku sampai sebatas dada.Mataku hampir menutup sempurna kalau bukan karena dering ponsel yang kukenali sebagai milikku tiba-tiba menggema.
Aku bangkit dari tidurku mencari-cari sumber bunyi ponsrl miliķu.
"Kau mencari ini?"
Entah darimana Sehun datang dan menemukan ponselku akupun juga tidak tahu namun aku tetap menerima ponsel itu kulihat dengan jelas nama Sung jae tertera jelas di tulis.
Aku menggser tombol berwarna hijau sambil melirik Sehun. Entah kenapa Sehun membalas tatapanku dengan tajam membuatku lebih memilih mengalihkan pandanganku kearah lain.
"Ada apa Sung jae?" Tanyaku tanpa basa-basi.
"Apa kau sudah sampai diapartemenmu dengan selamat?"
Terdengar nada khawatir dari seberang sana membuatku mau tidak mau mengulum senyumku senang karena merasa diperhatikan.
"Ia aku selamat bahkan aku sudah hampir sejam yang lalu . Memangnya kenapa?"
"Tidak...tidak.. apa-apa aku hanya sekedar khawatir apa lagi kau kan sedang mengandung".
Aku mengelus perutku lagi dan senyum ku terukir manis dibibirku lalu mengangguk walau kutahu percuma karena dia tidak akan melihatnya.
"Baikklah kalau begitu selamat malam So hyun. Dan juga sampaikan selamat malamku untuk calon anakmu".
"Ya selamat malam juga dari kami berdua".
Selesai mengucapkan kalimat itu aku langsung mematikan panggilan kami.Hingga ekor mataku tidak sengaja menangkap raut wajah Sehun yang mengeras .
Kubalikkan badanku membelakangi Sehun yang sebelumnya tadi berdiri tepat di hadapanku meletakkan poselku di atas meja kecil di samping kasur.
"Apakah dia namjachingu-mu?"
"Ani".
Jawabku takut membalikkan badanku untuk melihat wajahnya.
"Lalu dia siapa?".
"Dia temanku namanya Sungjae".
"Sung jae?". Tanya Sehun mengulangi perkataanku aku mengangguk .
Dia memegang pergelangan tanganku memutarnya hingga aku berbalik berhadapan dengannya.
"Jahui dia". Perintah Sehun yang kujawab dengan gelengan pelan.
"Kenapa?".
"Karena dia temanku". Jawabku.
"Atau karena kau suka dengannya?"
Aku menggeleng lagi dengan pelan.
"Lalu karena apa?" Tanya Sehun lagi.
"Bukan karena apa-apa"
"Kalau begitu jauhi dia. Dan ini adalah perintah Tidurlah ini sudah larut".Aku mengangguk mengiayakan lalu merebahkan diriku kembali diatas kasur.
TBC
READERS AKU BALIK LAGI MUNGKIN HARI INI HANYA SATU PART YA. TAPI AKU JANJI BKALAN LANGSUNG UPDATE LAGI SELEBIH NYA. BESOK2...VOMENT YA :)
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY HUSBAND
AcakApa jadinya jika seorang Kim so hyun dengan umur yang terbilang cukup mudah dinikahkan dengan seorang sunbaenya di sekolahnya akibat perjodohan konyol yang telah di sepakati oleh orang tua mereka? Apakah Kim so hyun mampu tingal dan hidup bersama d...