DUA PULUH SEMBILAN

6.3K 452 110
                                    

Sehun pov

Tanpa kusadari bibirku mencetak senyum tipis saat melihat pemilik kedua kelopak mata yang sekarang sedang tertidur dengan nyenyaknya tepat di sebelahku.

Aku tersenyum ada rasa senang maupun bahagia yang membuncah sulit kuungkapkan dengan kata-kata yang sedang menyelimuti hatiku saat ini.

Rasa senang yang membuncah itu membuat dadaku ikut bergejolak tidak karuan.

Tidak bertahan lama perlahan-lahan senyum bahagiaku itu tergantikan dengan rasa miris yang menjalar di dalam hatiku hingga terasa sakit tepat di ulu hatiku .

Semua kejadian dan perilaku tidak adil yang pernah aku berikan kepadanya berputar-putar di pikiranku bagaikan video yang diputar secara terus-menerus.

Membuat rasa bersalah yang cukup mendalam muncul didalam hatiku menyebabkan rasa sesak yang benar memang menyakitkan.

Kupandangi wajah tenang dan damai milik So hyun. Lalu kualihkan lagi pandanganku turun ke bawah dan berhenti tepat di perutnya.

Kuulurkan tanganku secara perlahan-lahan hingga jari-jariku bersentuhan dengan perut So hyun yang masih terlihat datar.

Andai saja waktu bisa diputar kembali ke masa lalu aku ingin mengubah jalan ceritanya memilih untuk tidak melakukan hal kejam sekecil apapun seperti yang pernah kulakukan kepadanya.

Semuanya tak dapat kuungkapkan dengan kata-kata. Rasa penyesalan didalam hatiku menyeruak hingga memang benar-benar terasa menyakitkan.

So hyun pov

Aku mengerang didalam tidurku karena kurasakan cukup sudah waktu tidurku badanku sudah kembali segar rasanya.

Kusibakkan selimut yang menutupi badanku menyingkirkan dari tubuhku membuatku bisa bergerak dan langsung duduk diatas kasur yang sebelumnya kugunakan untuk tidur.

"Apakah tidurmu begitu nyenyak?".

Deg.......

Suara itu......

Suara yang teramat kukenal itu terdengar begitu dekat dariku menyadarkanku dari alam bawah sadarku mengantikannya dengan alarm peringatan milikku.

"Apakah tidurmu begitu nyenyak So hyun?".

Lagi......?

Suara Sehun terdengar lagi mengulangi pertanyaan sambil menelusupkan anak rambut milikku kebelakang telingaku.

Spontan aku mundur menjauh darinya karena perlakuan baiknya yang menurutku aneh.
Nyaliku menciut dan kurasakan mimik wajahku berubah menjadi ketakutan.

Sejak aku mengenalnya mengarungi bahtera rumah tangga ini baru kali ini Sehun perhatian kepadaku.

"Mungkin ada yang tidak beres dengan isi otak miliknya....."

Aku menarik nafasku dengan lega saat Sehun menjauhkan wajahnya dariku dan melepaskan sentuhan tangannya dari permukaan kulitku.

Kali ini aku benar-benar menyibakkan selimut berwarna putih yang membungkus badanku semalaman dengan gerakan cepat tanpa menyentuh tubuhku lagi.Lalu aku bangkit dari tempat tidur pada detik berikutnya.

Tubuhku menegang dan kaku saat pergelangan tanganku digengam erat oleh Sehun secara tiba-tiba saat kaki kananku menginjak permukaan lantai.

Membuatku mematung seketika.

"Apa kau sudah lapar,?

Pertanyaan yang diutarakannya membuatku mau tidak mau langsung memalingkan wajahku tepat kearahnya membuat kami menjadi berhadapan supaya aku dapat melihat ekspresinya saat ini.

Sehun menaikkan sebelah alis mata bagian kiri pertanda menunggu jawaban dariku.

Karena mengerti dengan maksud dari gerakan tubuhnya aku mengeleng dengan cepat takut kalau-kalau Sehun akan lebih menakutkan setelah ini.

"Aku ingin mandi".

Ucapku tanpa membalas pertanyaannya barusan sambil melepaskan pergelangan tanganku yang sebelumnya telah digengam olehnya secara bersamaan.

Dan ternyata berhasil dia melepaskan genggaman tanganku tanpa aku perlu susah payah sambil mengucapkan.

"Ini bukan kamarku".

Aku berjalan menuju ruang tengah berjalan menuju sofa tempatku biasa tidur. Aku duduk sambil memikirkan ulang kejadian yang baru saja kualami.
Membayangkannya membuatku bergidik ngeri.

'Apa Sehun sedang kerasukan? Mengapa dia tiba-tiba saja bertingkah baik kepadaku?'

Kegiatan berpikirku terhenti begitu mendengar suara pintu kamar milik Sehun tertutup. Tanpa berbalik melihat ke belakang aku langsung berjalan menuju kamar mandi supaya dapat menghindarinya.

☆☆☆☆☆

Semua hal yang terjadi seminggu belakangan ini kepadaku membuat diriku merasa aneh sendiri.

Sebelum tidur dimalam hari dan setiap bangun di pagi hari aku akan dikejutkan dengan sosok Sehun.

Semua sifat perhatian dan pedulinya yang ditujukan kepadaku belakangan ini entah kenapa membuatku menjadi merasa takut sendiri dengan segala perubahan yang ada di dalam dirinya.

"Ini. Minumlah". Ucap Sehun kepadaku saat aku tengah asik menonton drama kesukaanku sambil menyodorkan segelas susu putih.

Kupandangi Sehun beserta susu yang berada ditangannya itu secara bergantian.

"Minumlah selagi susunya masih hangat".
Ucap Sehun terdengar tulus sambil lebih mendekatkan susu itu kearahku. Bukannya menerima tawaran itu yang ada aku memilih menggeser dudukku menjauh darinya.

Aku semakin menggeser bokongku yang sedang duduk di atas sofa tepat berada diruangan tengah, tempat biasa kugunakan tidur.
Bukan lagi karena takut tetapi karena aroma yang keluar dari susu itu yang entah kenapa membuat ku mulai merasa mual.

"Ini".

Sehun masih saja terus berusaha mendekatkan susu itu dan tanpa menyadari kalau perlakuannya itu membuatku merasa kesusahan sendiri.

Perutku rasanya bergejolak semakin hebat tatkala aroma susu itu menyeruak semakin dalam area penciumanku.

Huekk .....huekk....

Tanpa sadar aku telah memuntahkan seluruh isi perutku hingga mengenai sebagian pakaian yang digunakan Sehun.

Pranggg.....

Aku terkejut semuanya terjadi tanpa terfikir olehku Sehun melemparkan gelas berisi susu itu tepat diatas permukaan lantai dihadapanku.

"Katakan kalau memang kau tidak menyukai perlakuan baikku."

Ucapnya ketus lalu bangkit berdiri meninggalkankanku sendiri yang terdiam mematung tidak percaya dengan perlakuannya barusan.

Aku memandangi terus hingga pemilik punggung itu telah menghilang dibalik pintu.
Hatiku rasanya sakit saat ekor mataku menangkap beling-beling kaca yang berserak tepat dihadapanku saat ini.

Mungkin benar memang Sehun tidak menyukai keberadaanku di sini.
Bisa saja dia merasa terbebani dengan adanya aku di sini.

Aku tertawa mengejek, mengejek diriku dengan segala kebodohanku sendiri.

Dan tanpa kusadari air mata milikku terjatuh menemani tawaku dari kedua bola mataku bersamaan dengan tangan kananku mengelus perutku yang terlihat datar.

☆☆☆☆☆
《TBC》

MISS YOUU MYY READERRSSS :*:*:)

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang