Selesai sarapan aku memutuskan mandi, selesai mandi kurapikan tempat tidur lalu mengangkat nampan berisi piring kotorku saat sarapan tadi.
"Sudah selesai Nona?". Sapa Bibi Jung sopan sambil mengambil alih nampan dari genggamanku.
"Sudah Bi". Aku tersenyum kearahnya.
"Oh ia Bi, jangan panggil saya dengan sebutan Nona panggil kim So Hyun saja".
"Tapi Nona, sa sa. Sa ".
"Tidak masalah, panggil saja aku dengan nama ku, So Hyun, kalau tentang Suamiku Sehun, biarkan nanti aku yang akan berbicara dengannya mengenai hal yang sepele ini. Bibi tenang saja. Semuanya akan baik-baik saja".
"Baik Nona eh So Hyun maksudnya".
Aku tersenyum mendengar kalimat Bibi Jung yang terdengar sedikit gemetaran . Terlihat jelas Bibi Jung kurang nyaman memanggil dengan namaku langsung.SEHUN POV
Disinilah aku sekarang, di depan sekolah So Hyun, yang dulunya juga merupakan sekolah tempatku belajar.
Kulangkahkan kakiku masuk menuju ruangan guru.Tok..tok...tok...
"Selamat Siang". Sapaku ramah sambil sedikit tersenyum saat beberapa guru memandang kearahku, dan mereka membalas senyumku.
"Bapak Sehun, ada urusan yang mendadak apa, sampai Bapak datang kesekolah?".
Tanya Mr.Park, yang merupakan kepala sekolah disini."Begini Pak, saya ingin menjumpai Mrs.Jung. apakah ibunya berada disini sekarang?".
"Mrs.Jung ada diruangannya sekarang.".
Aku mengangguk paham."Mau saya antarkan kesana Pak?". Tawar Mr.Park sopan kepadaku.
"Sebelumnya maaf Mr.Park, kalau boleh jangan memanggil saya dengan kalimat Bapak, cukup dengan nama saya saja Sehun. Saya jadi merasa tua kalau dipanggil seperti itu". Ucapku sedikit menjelaskan. Jujur aku merasa risih saat Guru yang dulunya kuanggap orangtuaku, kini memanggilku dengan sebutan Bapak aneh rasanya.
Padahal aku belum setua itu.
"Mana boleh begitu, kamu adalah pemilik saham terbesar di sekolah ini. Sudah sewajarnya kami menghormati dan menghargaimu. Biarkan saja jika saya dan rekan guru lainnya memanggilmu dengan sebutan Bapak. Itu membuat kami merasa lebih nyaman.
"Baiklah". Aku mengalah saat mendengar penuturan Mr.Park.
"Kalau begitu mari kita keruangan Mrs. Jung".
Aku hanya mengangguk lalu mengekori Mr.Park dari belakangnya
."Kalau boleh tau, ada urusan apa Bapak mencari Mrs.Jung?" Aku hanya tersenyum sekilas kearah Mr.Park tanpa berniat menjawab pertanyaannya di tempat terbuka seperti ini dan masih tetap berjalan menuju ruangan Mrs.Jung.
Tok...tok..tok...
"Masuk"
Mr.Park langsung membuka pintu saat mendengar ada ucapan 'masuk' dari dalam ruangan dan aku tau kalau pemilik suara itu adalah Mrs.Jung.
"Ada apa Mr.Park? Oh halo Bapak Sehun".
Mrs.Jung langsung berdiri dan jalan kearahku, membungkuk setengah badan lalu menyapa ku lagi.
"Halo Bapak Sehun, senang bertemu dengan anda".
Ku pegang bahu Mrs.Jung memaksanya untuk tegak berdiri.
"Maaf Bu sebelumnya. Kalau boleh jangan Panggil saya dengan embel-embel Bapak, cukup panggil dengan nama saya saja".
"Jangan Begitu, kami kurang nyaman jika harus memanggilmu dengan nama saja. Kami lebih nyaman saat memanggilmu dengan panggilan 'Bapak'."Baiklah .Terserah saja". Ucapku sedikit jengkel mendengar penjelasan dari Mrs.Jung, yang menolak memanggilku dengan nama.
"Mari duduk". Ajak Mrs.jung
Aku langsung mengikuti perintah Mrs.Jung duduk disebuah sofa berwarna hitam yang terletak di sudut ruangan. Ternyata Mr.Park juga ikut duduk, mungkin dia penasaran dengan kehadiranku disini. Biasanya aku datang kesekolah ini karena adanya hal penting."Jadi apa yang membawa Bapak Sehun kesini?" Suara Mr.Park yang pertama kali terdengar,
"Jadi begini, maaf sebelumnya untuk pihak sekolah ini, dan juga kepada Mr.Park dan terutama untuk Mrs.Jung".Aku mengeluarkan map yang sedari tadi kupegang.
Kuletakkan diatas meja kecil yang ada dihadapan kami.Mr.Park langsung menyodorkan tangannya mengambil kertas itu.
Membacanya sebentar lalu melihatku,
"Maksudnya?" Mr.Park melihatku sambil tangannya menutup map itu.
Melihat reaksi Mr.Park , dengan cepat map itu langsung diambil ahli oleh Mrs. Jung membacanya sebentar lalu ikut menatapku.
Aku yang ditatap seperti itu jadi salah tingkah.Ekhmmmm....
Aku berdehem untuk menetralkan suasana.
"Maaf Bapak Sehun, ini adalah berkas beasiswa milik Kim So Hyun. Kenapa ada di Bapak?". Mrs.Jung menatapku dengan lekat, jelas sekali dia penasaran dan ingin mendengar penjelasanku secara langsung.
"Kim So Hyun adalah istri saya". Kalimat pertama yang kuucapkan bisa membuat suasana hening mata kedua Guru yang ada di hadapan ku ini menatapku heran.
"Dan saya mohon kepada Bapak dan Ibu untuk merahasiakan hal ini".
Mr.Park hanya mengangguk-angguk.
"Tapi kalau boleh tau, kenapa Bapak merahasiakan hal ini?". Tanya Mrs.Jung .
"Jujur saya lebih memilih untuk menyembunyikan hal ini terkait dengan privasi So Hyun, dirinya belum siap untuk mengatakan fakta yang sebenarnya dan saya kurang menyukai kalau kehidupan pribadinya akan diusik lebih dalam dan disorot orang disekelilingnya. Apalagi mengingat saya sebagai salah satu pemilik saham terbesar disekolah ini. Hal itu sudah pasti dan jelas akan mengusiknya, menjadikan So Hyun sorotan diantara siswa lainnya. Jadi apakah saya bisa meminta kepada Bapak dan Ibu untuk menyembunyikan hal ini,?". Ucapku memperjelas.
"Tentu saja Pak. Kami bisa menjaga rahasia ini". Ucap Mrs.Jung cepat sambil melemparkan senyum kearahku.Aku mengangguk.
"Dan untuk ini". Aku menunjuk Map yang berada diatas meja.
"Saya sebagai wali So Hyun, memohon maaf saya ingin membatalkan keberangkatan beasiswanya".
"Tapi mengapa Pak? Padahal So Hyun sudah membubuhkan tanda tangan nya disini. Maksud saya ini, Bagaimana mungkin ". Mrs.jung menunjuk tanda tangan So Hyun
"Benar itu tanda tangan So Hyun ,istri saya". Ucapku langsung menyela omongan Mrs.Jung.
"Dia hamil, dan saya tidak mengijinkannya untuk mengambil beasiswa itu". Jelasku langsung tanpa basa-basi. Bisa kulihat Mrs.Jung menganga mendengar ucapanku."Ha..hamil?" Mr.Park sepertinya ikutan kaget.
"Benar, Istri saya So Hyun hamil. Karena hal itu makanya saya menyempatkan diri datang kesekolah ini. Dan saya harap kedepannya Bapak dan Ibu tidak menanyakan kembali perihal alasan pembatalan beasiswa ini lagi kepada So Hyun".
"La...lalu bagaimana dengan So Hyun sekarang? Maksud Ibu keadaanya".
"So Hyun baik-baik saja. Hari ini saya sengaja menyuruhnya untuk tidak kesekolah, dia takut dan merasa bersalah untuk menjumpai Ibu". Tunjukku sopan ke arah Mrs.Jung."Syukurlah kalau So Hyun bakk-baik saja dan juga kandungannya". Mr.Park memgucapkannya sambil tersenyum.
"Selamat untuk kehamilan anak pertama Bapak". Mr.Park mengulurkan tangannya kehadapanku yang kusambut uluran tangannya.
"Selamat untuk Bapak dan juga So Hyun". Mrs.jung ikut mengulurkan tangannya, aku juga ikut membalas uluran tangannya .
"Terimakasih". Ucapku singkat.
"Jadi bagaimana Mrs.Jung, saya ingin membatalkan beasiswa ini. Apakah bisa?".
"Tentu Pak, walaupun agak sedikit rumit tapi akan saya usahakan yang terbaik untuk Bapak".
Aku mengangguk.
"Oh ia Bu, saya juga ingin mengatur supaya So Hyun homeschoolling saja. Bagaimana?""Baik pak, saya akan lakukan yang terbaik untuk Bapak dan juga So Hyun". Ujar Mrs.jung yang diangguki oleh Mr.Park.
"Kalau sudah selesai, berkas-berkasnya akan saya antarkan langsung kerumah Bapak. Sekalian menjenguk SoHyun".jelas Mrs.jung.
"Baiklah, kalau begitu saya permisi. Dan sekali lagi saya meminta tolong kepada Mr.Park dan Mrs.jung untuk merahasiakan hubungan saya dengan So Hyun".
"Baik Pak. Kami pastikan rahasia Bapak akan tetap aman".
"Terimakasih". Ucapku terakhir kali lalu beranjak keluar dari Sekolah ini dan berjalan menuju parkiran. Membawa mobilku menuju kantor.

KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY HUSBAND
RandomApa jadinya jika seorang Kim so hyun dengan umur yang terbilang cukup mudah dinikahkan dengan seorang sunbaenya di sekolahnya akibat perjodohan konyol yang telah di sepakati oleh orang tua mereka? Apakah Kim so hyun mampu tingal dan hidup bersama d...