TIGA PULUH SATU

2.4K 219 87
                                    

Hanya karna dia"? Tanyaku memastikan sambil menunjuk kearah perutku sendiri.
Tanyaku yang penasaran dengan jawabnya yang kuyakini pastinya menambah luka di hatiku.

Kutatap lekat wajah milik Sehun ingin melihat respon seperti apa yang akan diperlihatkannya.

Dia tersenyum dalam detik berikutnya dia menarikku dalam dekapannya.
Ini bukan seperti yang kupikirkan perlakuannya yang tiba-tiba membuat jantungku berdegup kencang tak beraturan.

Aku tidak menolak pelukan darinya ataupun balas memeluknya aku hanya terdiam kaku layaknya patung.

Sehun meraih daguku membuat kami saling bertatapan.
"Tapi karena kalian berdua. Maafkan aku yang tidak pernah menganggapmu ada selama ini dan selalu mengacuhkanmu.
Berikan aku kesempatan, maka kali ini aku tidak akan mengecewakanmu lagi. Aku janji".

Aku hanya terdiam kaku menatap kedua bola matanya bergantian tidak tahu harus menjawab apa dan bereaksi bagaimana rasanya semuanya seperti mimpi.

Detik berikutnya yang kurasakan  sesuatu yang basah menempel dibibirku. Spontan bola mataku membulat kaget. Sehun menciumku!

Aku langsung mendorong bahunya melepaskan ciuman diantara kami.
Tapi Sehun malah semakin mempererat pelukannya di pinggangku membuatku tetap berada didalam dekapannya.

Sehun menarik wajahnya sehingga ciuman kami lepas. Dia kembali melempar senyuman ke padaku.

"Mandilah, lalu setelah itu kita akan makan malam".

Aku menatap takjub tak percaya dengan sikapnyakupandang wajahnya dengan lekat.
"Pergilah"  perinta Sehun dan aku langsung mengangguk mengiakan perintahnya.

☆☆☆☆☆

Dan benar sekali selesai aku mandi Sehun langsung mengiringku ke meja makan. Disana ada banyak sekali makanan yang tidak kutahu namanya.
Kuperhatikan makanan itu satu persatu dan sampai pandanganku berhenti tepat di bola mata Sehun.

"Makanlah, ambil sebanyaknya dan semaumu. Supaya kau dan bayi kita sehat".

Aku diam otakku seperti tidak bekerja bahkan untuk mengucapkan sepatah katapun rasanya aku tidak mampu. Yang kulakukan hanya melihat tangan milik Sehun memilih beberapa makanan yang kemudian dia pindahkan ke atas piring milikku.

Entah mengapa aku tidak merasa mual walau begitu banyak aroma makanan disini, terasa aneh dari biasanya.
Dalam diam aku memakan makanan yang ada di piringku sambil sesekali melirik kepada Sehun. Dan sungguh sama sekali aku tidak percaya akan kejadian yang terjadi untuk hari ini.

☆☆☆☆☆

"Ini minumlah selagi hangat".
Sehun menyodorkan segelas susu hamil tepat didepanku. Otakku langsung mengingatkan ku kembali pada kejadian beberapa saat yang lalu. Persis seperti sekarang hanya saja sekarang bukan rasa mual yang menggangguku tapi jantungku yang rasanya ingin mencuat keluar dari sarangnya.

"Apa kau tidak suka dengan aroma ataupun rasa susu ini?".
Sehun meletakkan susu itu di atas meja yang tepat berada di depanku. Tanpa basa basi Sehun langsung duduk disebelahku dan langsung merangkulku.

"Kalau memang tidak suka maka katakanlah kepadaku supaya kita bisa membeli merek yang lain. Bagaimana?" Tawar Sehun.

Aku menggeleng sambil menjauh dari dekapan Sehun.

"Aku mau meminum susu itu".
Ucapku setelah melihat pergerakan Sehun yang seolah protes denganku.

Mengerti dengan apa yang kuucapkan Sehun memilih diam dan memperhatikanku menghabiskan susu itu hingga lenyap.

Cup.

Dia mengecup keningku sambil mengambil gelas dari tanganku.

"Istriku yang pintar". Sehun melempar senyum sekilas kearahku lalu membawa gelas kotor itu ke dapur.

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang