EMPAT PULUH SEMBILAN

393 40 8
                                    

"Bukan begitu Oppa, maaf atas ucapanku tadi pagi. Sebenarnya aku tidak ada niatan untuk bercerai denganmu. Tapi..".
"Tapi apa? Kenapa So Hyun, hiks...hiksss...".

Aku menghela nafas tidak percaya mendengar nya semakin terisak diujung sana.

"Maaf sebelumnya, aku tau ini menyakitkan tapi akhir-akhir ini aku tidak menyukai aroma parfummu Oppa, aku akan mual dan mual saat mencium aromanya. Dan hal itu juga pemicu aku pindah kamar".

Hening, tidak ada suara Sehun disana.
"Oppa apa kau mendengarkanku?"
"Apakah hal itu juga alasanmu menginap di hotel?".

"Bukan, aku memilih menginap di hotel karena ada kerusakan listrik, aku takut sendirian di apartemen dengan keadaan gelap seperti itu".

"Benarkah?".
Aku mengamgguk walau percuma karena dia tidak akan bisa melihatnya.
"Kalau alasannya begitu,  Oppa bisa memahaminya. Tapi bagaimana bisa, maksud Oppa, bagaimana bisa kau mual mencium aroma badanku? Sementara aku adalah Ayah dari anak yang berada di dalam kandunganmu. Tolong Oppa, tolong bujuk dia ".

"Siapa yang dibujuk?" Tanyaku bingung.

"Anak kita".

"Astaga Oppa, apa yang sedang kau pikirkan sebenarnya. Oh ia untuk malam ini aku masih berencana tidur disini".
"Kenapa?  Padahal Oppa merindukanmu dan anak kita".

"Aku masih marah padamu".

Tiittt....

Langsung kumatikan ponselku,  merasa senang karena bisa membalasnya, aku yakin dia pasti kesal diujung sana. Sambil tersenyum senang aku melanjutkan membaca novelku yang tertunda.

Tapi hal itu tak lama, karena selanjutnya aku merebahkan badanku di atas kasur saat mataku sudah tidak bisa menahan kantuk lelah membaca.

Drrttttt...drrrtttt..ddrtttt....

Dengan setengah sadar aku mengangkat telepon tanpa melihat siapa pemanggilnya.

"Halo So Hyun, Eomma dan Appa sudah berada di lobi hotel,"
"Halo".
"Berkemaslah, sekitar dua puluh menit lagi kami akan menjemputmu.".
"Kenapa?Maksudku kenapa aku harus dijemput Eomma? Padahal aku sudah meminta izin Sehun sebelumnya."
"Sehun juga sudah menceritakan semuanya pada kami So hyun, dia meminta kami untuk menjemputmu, karena dia tidak mau
membuatmu semakin mual."

Aku menghela nafas kesal mendengarnya, ternyata Sehun mengadu, sungguh kekanak-kanakan.

Dengan langkah malas aku beranjak dari tempat tidur, hanya butuh waktu lima menit untukku mandi dan butuh sepuluh menit untuk merapikan barangku yang tidak banyak.

Dalam waktu lima belas menit aku  keluar dari kamar. Berjalan menuju lobi hotel dan benar saja mertuaku telah berada disana.

"Ayo". Ajak Eomma sambil memapahku berjalan menuju mobil.

Sendirian dikusi belakang dengan Ac yang sejuk membuatku mengantuk, mataku memberat.
"Kalau merasa mengantuk, tidurlah So Hyun".
Ujar Eomma dari kursi depan, aku mengangguk lalu menutup mataku.

"Sayang, sayang..".
Aku mengibaskan tangan yang mengusik tidurku.
"Hey, sudah waktunya makan siang. Bangun Sayang".
Aku menegang, ini suara Sehunkan? Tapi kenapa aku tidak merasa mual?.
Dengan cepat kubuka mataku.

Aaaaaaaaa.......

Aku melonjak  kaget melihat wajah Sehun yang begitu dekat denganku.

"Kamu kenapa?".
Sehun menatapku heran, aku menggeleng.
"Kenapa teriak?".
Sehun mendekatiku. Duduk dipinggiran ranjang.
"Kenapa aku tidak mual?" Tanyaku lebih ke diriku sendiri.
Sehun tersenyum misterius.
"Sayang, kamu hanya sensitif dengan aroma parfumku tapi tidak denganku".
Sehun memelukku erat.

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang