DELAPAN

4.9K 336 9
                                    

Tiba-tiba Sehun bangkit dan berjalan dengan tergesa-gesa. Aku dengan cepat langsung menggeser tempatku berdiri untuk memberikannya aksess jalan.

Dia membuka pintu apartemen dengan kasar dan menutupnya dengan kasar menciptakan dengungan yang cukup memekakkan telinga.
Aku yang melihat kejadian itu hanya bisa diam tidak mengerti.

'Ada apa apa terjadi sesuatu?'

              ---------------------

        So hyun pov

Aku duduk di sofa sambil menunggu Sehun pulang. Tapi hingga hampir lewat tengah malam hari belum ada tanda-tanda kepulangan Sehun. Aku bingung sendiri aku ingin menghubunginya, walau memang ponselku belum ada tapi paling tidak aku bisa menghubunginya dengan menggunakan telepon rumah tapi yang jadi masalahnya sekarang adalah aku tidak memiliki nomor ponselnya.

Jadi yang bisa kulakukan sekarang hanya duduk menunggu kepulangan Sehun disini diapartemen yang kami tinggali.

Aku sesekali melirik ke arah pintu apartemen berharap kalau Sehun segera pulang sambil menguap beberapa kali karena rasa kantuk yang menyerangku aku memutuskan untuk berbaring di sofa sambil tetap menunggu kepulangannya membuatku tidak tersadar aku sudah terbawa dialam bawah sadarku.

        Sehun pov

Sungguh aku tidak tau apa yang harus kulakukan sekarang. Aku merasa bodoh dan tidak berdaya ketika aku hanya bisa berdiri didepan salah satu kamar rumah sakit yang ditempari yeoja~ku Naeun karena kecelakaan yang menimpanya beberapa saat yang lalu.

Aku hanya bisa berjalan mondar mandir untuk meredakan rasa khawatir yang menjalari setiap inci tubuhku saat ini sambil sesekali merapalkan doa demi kelancaran sesi penyelamatan yang dilakukan oleh tim medis kepadanya.

Aku langsung beranjak dari tempat dudukku ketika pintu kamar rumah sakit yang ditempati yeojachingu-ku yang terbuka dan keluarlah seorang dokter dari dalam ruangan itu.

"Apakah anda adalah keluarga pasien?" Tanya dokter itu kepadaku ketika aku telah berdiri tepat dihadapannya.

Aku hanya menggaggukkan kepalaku sebagai jawabannya.

""Aku tunangannya" ucapku dengan tegas ketika dokter itu memberikanku tatapan tidak percaya.

"Jadi bagaimana kondisinya sekarang"? Tanyaku lagi kali ini dengan nada yang tidak sabar.

"Tidak terjadi hal buruk dengan pasien hanya terdapat beberapa luka dibeberapa bagian tubuhnya tapi itu juga tidak perlu dikhawatirkan karena lukanya sudah dijahit. Hanya saja pasien mengalami shock berat sehingga saya hanya bisa merekomendasikan untuk tidak ada yang menyingung soal kecelakaan yang dialaminya beberapa saat yang lalu karena hal tersebut bisa menimbulkan trauma terhadap pasien yang bisa menggangu proses penyembuhan pasien".

"Apakah saya sudah boleh menjenguknya?"

"Pasti setelah pasien dipindahkan keruang inap".

"Ne arasseo uisa, Gamsahamnida" ucapku sambil membungkukkan badanku hormat atas penjelasan dokter barusan.

Dokter itu memberikan senyumannya lalu pergi meninggalkanku.

Aku memasuki ruangan tempat Naeun dirawat aku melangkahkan kakiku perlahan-lahan untuk meminimalisir suara yang ditimbulkan oleh alas kakiku.
Aku menghembuskan nafas kasar ketika melihat kondisi yeoja yang kusayangi.
Aku duduk dikursi disebelah ranjangnya sambil meraih tangan Naeun yang tidak terpasang infus kugengam telapak tangannya sekedar untuk menyalurkan kehangatan kepadanya.

Aku terbangun ketika merasakan tangan Naeun bergerak melepaskan genggaman tangan kami.

"Naeun kau berbaring saja". Ucapku sambing mendorong bahu Naeun perlahan ketika melihat pergerakan Naeun yang sepertinya ingin bangkit.

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang