Tanpa ragu aku kembali memutar kenop pintu dengan pelan agar tidak menimbulkan suara berisik.
Aku mengerutkan keningku ketika melihat apa yang ada dihadapanku..
Naeun pov
Kedua bola mataku hampir saja terjatuh saat aku melihat Sehun berdiri tegak di pintu masuk dengan pandangan yang sulit ku artikan.
Aku mendorong Sung jae dengan keras dalam sekali hentakan membuat pangutan dibibir kami terlepas.
"Ada apa?" Tanya Sung jae. Tapi aku tidak perduli lagi dengannya yang masih berada tepat dihadapanku, bola mataku masih setia memperhatikan Sehun
yang masih setia berdiri di pintu masuk.Sehun berbalik berjalan keluar dari ruangan ini tanpa menutup pintu.
"Naeun. Ada apa?"
Aku mengalihkan pandanganku kearah Sung jae membuatku sadar alasan yang membuat Sehun marah dan meninggalkanku.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Sung jae membuatku sadar kalau Sung jae masih berada dihadapanku. Ada kebingungan yang terdengar jelas dari nada bicaranya.
Aku menggeleng dengan pelan.
"Bolehkah kau meninggalkanku sendiri untuk sekarang?"Entah kenapa Sung jae hanya mengganguk patuh tanpa ada penolakan walau aku bisa melihat ada kekhawatiran di kedua bola matanya.
"Aku lelah dan ingin segera istirahat".
"Baiklah. Aku pulang sekarang dan aku akan kembali menemuimu besok pagi berhubung besok hari libur".
Tanpa banyak bicara aku langsung membelakangi Sung jae menarik selimutku sampai melebihi batas kepalaku.
Aku mendengar suara pintu yang tertutup menandakan kalau Sung jae telah benar-benar pergi dari ruangan ini.
Aku menyibakkan selimut yang berada di atas tubuhku lalau aku bangkit dari tidurku dan meraih ponselku diatas meja yang berada tepat disebelahku.
Aku mencari kontak Sehun kucoba menghubunginya beberapa kali. Tapi nihil karena Sehun tidak juga menjawab panggilanku yang sudah tidak dapat kuhitung dengan jariku.Sehun pov
Aku semakin memperlebar langkah kakiku supaya cepat mninggalkan gedung rumah sakit ini.
Tujuanku sekarang adalah parkiran.Drttt.....drtttt....
Aku menghentikan langkah kakiku ketika merasakan getaran ponselku dari saku jas ku.Aku merogoh saku jasku dan ketika ponsel itu sudah berada di genggamanku aku langsung memperhatikan layarnya supaya mengetahui siapa yang menghubungiku.
Aku menggeram saat melihat nama Naeun yang tertera di layar ponselku sebagai pemanggil.
Karena terlanjur emosi aku langsung mencabut baterai ponsel itu dengan paksa.
Kulanjutkan langkahku yang tadinya sempat tertunda menuju parkiran.
Begitu didalam mobil kulemparkan ponsel dengan baterainya yang sebelumnya sudah kulepas tadi ke kursi penumpang yang berada tepat di sebelahku.
Aku memakai seatbelt ditubuhku dengan cepar dan kulajukan mobilku dengan kecepatan tinggi sebagai salah satu bentuk pelampiasan emosiku.
So hyun pov
Blamm.....
Aku yang sedang mengerjakan tugasku diruang tengah tersentak kaget saat mendengar suara pintu yang berdebum karena dihempaskan.
Tanpa melihat siapa pelakunya aku sudah tahu kalau pelakunya pasti namja yang menyandang status sebagai nampyon~ku.
Aku memalingkan wajahku kearah belakang ketika aku mendengar suara hentakan kaki yang terdengar begitu cepat dan melihat langsung siapa pelakunya.
'Benarkan, ternyata pelakunya Sehun'.
Dalam hitungan detik yang begitu singkat sekarang Sehun telah berdiri tepat berada di depanku.
"Ada apa? "
Tanyaku sambil bangkit dari dudukku."Ambilkan aku segelas air putih". Titahnya.
"Ne Cha.. chakkman".
Ucapku dengan suara yang terbata-bata karena merasa takut dengan aura yang dipancarkan olehnya aku langsung beranjak ke dapur.
Aku kembali berjalan dengan membawa segelas air putih yang kubawa di tangan kananku. Aku menyodorkan gelas itu ketika Sehun telah berada tepat di depanku.
Sehun langsung merampas gelas itu dari tanganku dengan kasar. Dan meminumnya dalam sekali teguk tanpa tersisa.
Pranggg......
Aku kembali terkejut tapi kali ini sambil memegangi dadaku karena terkejut dengan kelakuan Sehun yang tiba-tiba langsung melemparkan gelas kosong yang dipegangnya itu ke lantai.
Belum selesai dengan keterkejutanku Sehun malah semakin membuatku terkejut tatkala dia menarikku tepat dipundakku dengan kasar didalam sekali hentakan.
Dengan kasar dia menarik tengkuk~ku dengan kasar membuat wajah kami berdekatan dengan jarak yang begitu menipis.
Otakku yang mengerti dengan apa yang dilakukan Sehun mencoba menjauhkan wajahku dari wajahnya.
Aku menggerakkan wajahku walaupun mengakibatkan rasa sakit saat Sehun mencoba untuk menciumku.
Akal sehatku masih berfungsi dengan baik menyuruhku untuk memberontak dan menolak dari setiap tindakan yang di lakukan Sehun.
"Hen..hen..ti....kann..." ucapku dengan nafas yang terengah-engah dengan kedua tanganku di dada bidang Sehun untuk tetap menjaga jarak diantara kami.
Aku menangis saat pemberontakan yang kulakukan sia-sia saat kurasakan bibir Sehun sudah menempel dengan milikku. Tapi aku tetap tidak mau menyerah aku tetap mencoba mendorong tubuh Sehun yang berada di hadapanku.
"Diam". Bentaknya. Aku kaku saat suaranya yang tajam dan dingin memerintahku. Entah kenapa badanku berhenti melakukan penolakan walau berbanding terbalik dengan otakku yang menyuruhku untuk melawan dan memberontak.
"Ikut aku". Perintah Sehun lalu menyeretku kekamar miliknya?
☆☆☆☆☆
*TBC*
HOLAA.... saya balik lagi bawa next chapter.
Karena saya sedang berbahagia berhubung saya ulang tahun hari ini makanya saya bawakan satu chapter .
Dan maafkan saya yang telat update.
Please.. vote&comment
#kecupbasah
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY HUSBAND
RandomApa jadinya jika seorang Kim so hyun dengan umur yang terbilang cukup mudah dinikahkan dengan seorang sunbaenya di sekolahnya akibat perjodohan konyol yang telah di sepakati oleh orang tua mereka? Apakah Kim so hyun mampu tingal dan hidup bersama d...