🍁AXEL🍁 [49]

1K 62 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

**
Kembali dengan kesibukan akan sekolah, axel yang fokus akan persiapan tryout ke 3 mereka dan alana yang fokus belajar untuk memperbaiki nilai.

Tring

Bel istirahat berbunyi, mereka semua keluar ke kantin termasuk 7 pria tampan ini.

"Menurut lo gue cocok ama siapa jennie apa lisa?" Tanya brian, cristian yang merupakan somlatenya menelitinya dari bawah dan atas.

"Sama jennie" jawab cristian, 5 sahabat mereka menatap cristian dan brian malas.

"Mantap tuh" ucap brian, lalu merapikan rambutnya dan tersenyum songong.

"Tapi bodygard cowoknya" lanjut cristian, adrian yang meminum es tehnya tersedak dan tertawa puas begitu juga dengan 4 sahabatnya termasuk cristian. Brian memutar bola matanya malas berulah lagi.

"Eh lusa udah aniversary aja" ucap baron.

"Kata papa undang murid sekolah juga" ucap axel. Mereka menganguk saja, semua mah keputusan candra berani bantah dapat hukuman lagi di rumah tua yang seperti axel waktu itu.

"Undangannya bentar lo berdua cetak" ucap aziel menunjuk baron dan bastian, mereka berdua menganguk. Dari dulu kalau perayaan aniversary baron dan bastian yang mengurus urusan percetakan undangan.

"Terus urusan delvagaz gimana?" Tanya adrian.

"Itu urusan belakangan, intinya kita udah dapat 1 bocoran kan" ucap axel, mereka menganguk setuju. Untuk melawan delvagaz harus berpikir jernih dan memilih cara tepat atau tidak bisa kalah astor.

🧜‍♀️🧜‍♀️🧜‍♀️

"Alana" panggil axel yang melihat gadisnya kekuar dari ruang dance lengkap dengan pakian dancenya, sama seperti axel yang lengkap dengan pakian basketnya.

"Udah selesai basketnya?" Tanya alana, axel menganguk.

"Lo udah selesai?"

"Belum sih masih ada satu kreo, kalau mau pulang duluan gak papa nanti gue make taxi aja" ucap alana dan tersenyum manis ke arah axel.

"Kalau lo naik taxi terus gunanya gue nungu lo dari tadi ngapain hm?" Tanya axel, dia mensejajarkan wajahnya dengan alana.

"Lah, emang lo udah habis main basket dari tadi"

"Buta mbak? Lapangan sana udah kosong" ucap axel, dia menunjuk lapangan basket tempatnya latihan tadi yang sudah kosong. Alana cengegesan.

"Yaudah lo tunggu disini aja gue ke kelas dance kayaknya udah mulai, tadi sih niatnya mau beli air tapi ketemu lo jadinya gak jadi"

"Minum punya gue aja"

"Bilang kek dari tadi! Biar gue gak nahan aus"

Tanpa mempedulikan omelan alana axel berjalan kembali kelapangan, menhambil tasnya menyampirkan di bahu kirinya dan tangannya membawa botol minum miliknya.

"Ni" axel menyerahkan botol minumnya yang tersisia setengah air, alana meminumnya lalu kembalikan pada axel.

"Lusa aniversary astor"

"Tau"

"Bagus deh" alana menatapnya dan axel menatapnya bingung.

"Kenapa?" Tanya axel bingung.

"Ih axel, lo gak ada niatan gitu beliin gue baju untuk acara ini? Gue bingung xel mau make baju apa" ucap alana kesal, tidak ada romantis-romantisnya tunangannya ini.

"Oh" alana membelakan matanya oh doang? Parah sih.

"Ih nyebelin"

"Gue udah beli, nanti gue kasih tapi hadiah. Udah sana ke ruang dance" axel mendorong badan alana pelana untuk jalan ke ruang dance.

"SEMANGAT SAYANG" Teriak axel mengoda, alana mengacuhkan jari tengahnya membuat axel terkekeh. Unthng sepi jadi tidak ada yang melihat kegantengan axel kecuali alana.

***

AXELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang