Orchid berulang kali memeriksa ponselnya dan mengedarkan pandangan ke segala penjuru. Menatap beberapa orang dengan teliti, berharap itu adalah seseorang yang ia cari.
Lusi, Mamanya sudah berulang kali memanggil Orchid dan menanyakan di mana keberadaan anak lelaki yang berjanji akan datang tepat waktu itu.
"Belum datang juga? Mama harus masukin barang ke bagasi dan Check-in," ingat Lusi pada anak keduanya itu.
Orchid mendongakkan wajah. Siang ini ia memegang boneka berbentuk penguin itu dalam pelukannya. Boneka yang diberikan sahabat-sahabatnya untuk melepaskan kepergian Orchid hari ini. Gadis itu menatap barang-barang bawaan mereka yang cukup banyak, dan menggigit bawah bibir ragu.
"Mama masuk aja duluan, nanti Dea susul," putusnya.
Lusi mengangguk. "Raskal ketiduran mungkin. Emang bangor banget."
"Mungkin,"
"Yasudah, kamu tunggu aja dulu. Kalau dua puluh menit masih belum datang, kamu masuk aja, yah."
"Iya."
Lusi menggandeng Rama, anak bungsunya dan mendorong Troli yang membawa beberapa koper miliknya.
"Selamat Siang, saya dari petugas patroli bandara. Apa ibu memerlukan bantuan?"
Lusi mengangkat pandangannya dan menatap lelaki yang kini berdiri disampingnya sambil tersenyum manis. Lantas Lusi memukul lengan lelaki itu gemas.
"Kamu dari mana aja? Ditungguin, tahu! Sudah dibilang nginap di rumah aja, malah sok-sok gak mau."
Raskal menyengir lebar dan menggaruk belakang kepala yang tidak gatal.
"Mau Raskal bantu gak, Bu?""Gak usah. Kamu bantu Dea bawain tas dedek aja. Sekalian beli Roti dulu, Kal. Buat makan di dalam."
Raskal dengan cepat mengangkat tangannya yang membawa tas plastik besar dan tersenyum penuh kebanggaan.
"Sementang telat aja, makanya bawa sogokkan," celetuk Orchid malas.
"Sedia payung sebelum hujan, Neng," tawa Raskal kecil.
"Yasudah, cepet masuk," ajak Lusi dan kembali mendorong trolinya.
Raskal mengangguk patuh dan memberikan kantung plastiknya pada Orchid. Siang ini lelaki itu hanya membawa satu koper yang cukup besar serta tas punggung kecilnya.
Hari ini memang merupakan hari keberangkatan sekaligus kepindahan Keluarga Orchid. Namun ayah Orchid sudah berangkat lebih dulu ke Samarinda untuk mengurus rumah yang akan mereka tinggali, sedangkan kakak perempuan Orchid masih bertahan di Banjarmasin karena masih Kuliah. Itu sebabnya Raskal memilih untuk berangkat bersama dengan Keluarga Orchid dan membiarkan Keluarganya kembali ke Bandung beberapa hari lalu.
Berbicara tentang keluarga Orchid, Orangtuanya sudah hampir tidak pernah bertengkar lagi. Bahkan ayahnya mendapatkan kenaikan Jabatan, sehingga Orchid dan keluarganya mendapatkan kehidupan yang lebih beruntung lagi.
"Capek, Neng?" tanya Raskal pada gadis yang siang ini memakai baju overall itu.
"Lumayan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sweet] Revenge
Teen FictionDipertemukan oleh malam, dipisahkan oleh Senja. April, 21 Untuk kamu, teman kecil ku..