33 | Di Balik Layar

60 13 2
                                    

"FORZA ANDROMEDA SELAMANYA!"

"FORZA ANDROMEDA SELAMANYA!"

Gemuruh tepuk tangan dan teriakan menggema memenuhi lapangan luas sekolahan mereka. Puluhan, bahkan hingga ratusan anggota Forza berkumpul dalam kelompok yang besar.

Di bagian depan, sederet Korlap berdiri memegang alat drumband untuk mengiringi yel-yel mereka. Termasuk Sagaras.

Inilah yang paling di tunggu-tunggu dalam rangkaian acara, sebelum akhirnya para pebasket sekolah memasuki lapangan untuk menunjukkan skill mereka.

Nazeem memegang toak untuk mengeraskan suara mereka. Saqeel memegang drum yang di taruh di atas ringnya. Raskal memandu formasi, sementara Arkasa berada di sisi lain untuk menerbangkan Drone.

"Bangga bersamamu hei pahlawan!"

"Bangga bisa bersamamu kawan,"

"Berjuang meraih kemenangan, Demi sebuah kehormatan."

"Ayo majulah Andromeda,"

"Ayo berjuang Andromeda,"

"Bermainlah dengan rasa bangga, demi lambang bintang di dada."

"OO...oooo... OOOOO... ooooo."

Tidak hanya para supporter, para siswi lain yang menonton dari depan kelas mereka pun ikut bernyanyi. Termasuk anak-anak Helios kelas Saka.

Di depan sana, wajah Raskal terlihat sangat semangat dan mengangguk-angguk senang ketika para supporter sama membaranya.

Beberapa lagu dimainkan, bersamaan dengan dentuman suara drumband. Tak lama setelahnya, Raskal membuka tangan, barisan para supporter terbelah. Saat itulah anggota tim yang akan bertanding masuk dari tengah-tengah barisan, dipimpin oleh Javas. Riuh tepuk tangan kembali terdengar.

Tim Basket Andromeda memang sejak dulu selalu terkenal di kalangan pebasket tingkat sekolah. Apalagi saat Pusaka dan Dewata menjadi salah satunya. Hingga kini, saat Javas kembali mengikuti pertandingan, sekolah mana yang tak gentar jika berhadapan dengan tim satu ini?

Karena tahun kemarin Andromeda menyandang gelar juara, maka tahun ini mereka bisa memilih lebih dulu akan berada Line mana.

Javas terlihat mencolok. Diantara para pemain, hanya ia menggunakan kaos hitam di balik Jersey bernomorkan 22 itu.

Tunggu...

Mata Orchid sedikit melebar ketika melihat nomor punggung dan juga nama milik Javas. Bahkan, beberapa anggota Osis yang memang dekat dengannya menyenggol gadis itu heboh.

'FLYNN 22'

Entah harus kegeeran atau tidak, namun Flynn adalah tokoh pada kartun yang sangat di sukai oleh Orchid, dan 22 adalah tanggal lahir gadis itu. Sebab Javas menggunakan nomor 01 untuk tanggal lahirnya. 01 Januari.

Orchid menggelengkan kepalanya untuk menghusir segala pikiran aneh itu. Semua hanya kebetulan saja, mana tahu jika ada arti tertentu bagi Javas.

Tim Basket mulai melakukan pemanasan, dan bermain sesuai formasi mereka. Javas mendominasi tentu saja. Sorakan menggila terdengar dari para siswi yang menyerukan nama lelaki arabian itu. Apalagi saat tangannya lentik memasukan bola tepat dalam ring berkali-kali.

"Ci, pulang sekolah anak osis kelas sebelas ngajakin nongkis bentar di Kofria, lo ikutan, kan? Katanya sih juga sekalian rapat buat event berikutnya."

Nurul yang berada di samping gadis itu mengingatkan agenda rapat mereka.

"Loh, engga jadi di rumah Zulva?"

"Engga. Rumah Zulva lagi banyak orang, jadi gak bisa."

Orchid mengangguk paham. Ia segera memeriksa saku seragamnya setelah memberikan HT pada Nurul, tugasnya sudah selesai. Ia ingin menonton penampilan Aya sebagai Dancer tanpa di ganggu. Gadis itu mengerutkan kening, apakah ia lupa membawa uang saku hari ini? Oci jarang menggunakan dompet untuk uang, ia menaruh kartu-kartu penting pada card holder.

[Sweet] RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang