"Untuk seluruh kelas Sepuluh Multimedia satu segera ke lapangan sekarang!"
"Akuntansi, Pemasaran, dan Administrasi menghadap ke arah tiang bendera!"
"Perhotelan dan Perbankan Syariah di sisi kanan, menghadap Mushola!"
"Multimedia satu dan dua menghadap Gazebo, di sisi kiri!"
"SEGERA!!"
Seruan peringatan itu terdengar keras melalui Toak yang di pegang oleh Korlap tepat ditengah-tengah lapangan itu.
Cuaca sangat terik sepagi ini, padahal waktu masih menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit. Hari ini adalah hari kedua Ospek Siswa baru di SMK Andromeda. Dan sejak tadi, para panitia yang bertugas sudah sibuk pada susunan acara mereka masing-masing.
Panitia dengan almamater biru itu sejak tadi sibuk hilir mudik kesana-kemari, naik turun tangga, entah apa yang mereka kerjakan. Sementara beberapa siswa tampak berjalan santai di lorong-lorong kelas. Sebagian besar karena memiliki urusan tentang nilai, atau urusan untuk Prakerin bagi siswa kelas dua belas. Sisanya? Datang sekedar untuk mengganggu dengan alasan remedial.
Sama seperti Orchid dan Raskal, keduanya hadir hari ini. Bedanya, Orchid dengan Almamater Biru-nya, sedangkan Raskal datang sebagai pengganggu.
Awalnya Raskal datang untuk Turnamen Futsal dua pekan lagi, tetapi guru yang bertugas sedang ada urusan beberapa saat. Jadi lah Raskal dan teman lainnya mulai berdiri di lantai dua sambil melihat ke arah lapangan. Mencari mangsa.
"Yang bohay atau yang aduhai?!" tanya Saqeel menggoda.
"Eeeiiiiiyyy..."
"Gue sih yang balance depan belakang, lah." Nazeem mengusap rambutnya pede.
Arkasa mengalungkan tangannya pada bahu Raskal. "Sudahi cari yang sempurna, cukup pacari anak bungsu banyak sahamnya."
"Anjaaaaaay," tawa Saqeel membahana.
"Arkasa, tampangnya biasa aja, uangnya luar biasa," sambung Raskal memainkan dagunya.
"Jing!" umpat Arkasa ikut tertawa. "Soal tampang gue biasa aja, tapi soal uang?"
"Raskal jagonyaa!!" seru Saqeel, Arkasa dan Nazeem bersamaan.
"Untuk apa kita kerja, kalau Raskal punya segalanya," tambah Nazeem semakin tertawa puas.
Raskal kini membanggakan dirinya sambil bertingkah sangat pede luar biasa. Keempatnya memang sering melakukan hal bodoh, dan menarik perhatian dengan tingkah mereka. Apalagi saat ini mereka mendapatkan tiga perhatian sekaligus, adik kelas, teman seangkatan, dan kakak kelas mereka. Wajah-wajah tampan dan ramah itu selalu berhasil menarik perhatian siapapun yang melihatnya. Tambahkan, Arkasa memiliki bola mata yang berbeda warna, biru dan bagian kiri berwarna biru bercampur cokelat. Sebab Arkas mengalami Heterochromia.
"Eh, Kas, si Javas mana?" tanya Saqeel mendekatkan diri pada Arkasa. "Dia ada nelpon lo, pan, semalam?"
"Ooh, Raskal yang jawab," sahut Nazeem.
"Lah, kenapa pula si Raskal yang jawab? Ga jadi nelpon lo?"
"Kasa mabok semalam, jadi gue yang angkat telpon," jawab Raskal.
"Lagi, sok-sok banget lo mau minum mulu, Kasaaa!" gemas Saqeel menggeplak kepala Arkasa.
"Au, tuh! Berubah warna ntar mata lo jadi merah, berabe!" tambah Nazeem sarkas. "Mana gitu, maboknya ke rumah gue lagi!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sweet] Revenge
Teen FictionDipertemukan oleh malam, dipisahkan oleh Senja. April, 21 Untuk kamu, teman kecil ku..