Orchid mengerutkan keningnya kala membuka ponsel. Ia memang baru saja menyelesaikan tugasnya, tepat jam dua kurang lima belas, dini hari. Tadi, ia sudah menerima makanan yang dibawakan oleh Raskal.
Seolah tahu jika gadis itu lapar, ia tersenyum kala melihat pesan yang dititipkan Raskal pada Lusi dan juga chat LINE lelaki aneh itu. Orchid pun mengirimkan foto sebelum dan sesudah maka yang diinginkan Raskal.
Raskal Irham : Dea, kamu udah tidur?
Orchidea : Baru mau. Kenapa, Kal? Kamu habis dari mana?
Raskal Irham : Aku di rumah Arkasa. Menuju ke sana, sih. Kamu habis nugas, neng?
Orchidea : Iya.
Orchidea : Kamu ada perlu?Raskal menyengir dari sebrang sana karena membaca pesan Orchid. Ia memang suka mengirim pesan pada gadis itu pada malam hari seperti ini.
Raskal Irham : Tolong top-up kan DANA aku dong, Dey. Aku pengen beli ke Indomerit, tapi gak bawa cash.
Raskal Irham : Besok aku gantiin di sekolah. Kamu suka pake cash, kan?
Orchidea : 😮💨😮💨 Okee... berapa? Jangan banyak-banyak! Aku gak punya.
Raskal Irham : Hehe
Raskal Irham : lima puluh, weh. Cuma mau beli susu aja.Tak berapa lama setelah Orchid mengirimkan DANA yang diinginkan Raskal, gadis itu berniat menuju tempat tidur, ketika ponselnya kembali berdenting.
Raskal Irham : Sudah aku gantiin, Dea. Jangan boros, yaaaa! Selamat tidur dan mimpi makan seblak yang banyak.
Orchid hendak mengomel ketika melihat jumlah yang dikembalikan Raskalnya. Itu jelas berkali-kali lipat dari yang lelaki itu pinjam. Sebenarnya, bukan hal aneh lagi jika Raskal mengirimnya uang pada aplikasi Virtual account-nya tersebut. Orchid tidak pernah menggunakannya. Awalnya ia akan marah pada Raskal setiap kali lelaki itu melakukan Top-up, tetapi sejak beberapa waktu lalu, Orchid memilih untuk mencatat dan menyimpan uang tersebut sebagai dana tabungan Raskal jika lelaki itu tiba-tiba kesusahan uang nanti.
Besok-besok baru Orchid akan memarahi Raskal.
***
Javas menghela napas malas dan menatap jam tangannya. Sejak tadi ia hanya menyandar pada jok mobil dan baru turun lima belas menit kemudian.
Langkah membawa Javas menuju pintu kedatangan. Sepagi ini ia menggunakan seragam sekolah yang ditutupi dengan hoodie putih. Javas mengenakan maskernya, membuat jarak pandang para hawa yang menatap mata tajam itu sedikit terhalang. Hanya alis tebal yang terus mengerut itu yang bisa mereka lihat.
"Hesyaaam!!"
Satu nama itu membuat Javas mendengus dan mendapati sosok gadis yang tersenyum lebar padanya sembari melambaikan tangan.
"Kamu benar-benar jemput aku!" ujarnya ceria ketika sudah berada dihadapan Javas. "Eh? Sekolah hari ini? Kamu sekolah Negeri? Lucu melihatmu dengan seragam, Hesyam."
Bechara Eldariana, sosok gadis manis dengan rambut cokelat panjang bergelombang yang pagi ini menggunakan dress putih dan coats senada itu menipiskan bibirnya untuk membuat lengkungan yang sangat manis.
"Cukup kedatangan lo aja yang buat gue susah. Dan pagi ini lo minta jemput?" balas Javas tajam, ia menunjuk deretan taxi dengan gerak matanya. "Naik taxi gak bikin lo miskin."
"Hesyam-"
Belum sempat melanjutkan perkataanya, Javas lebih dulu mengambil alih koper Ariana dan meninggakan gadis manis berwajah arab itu menuju mobilnya kembali. Ariana menghela napas kecil. Setidaknya Javas masih mau membawakan kopernya.
Sepanjang jalan, Ariana mencoba untuk mencairkan suasana yang selalu tegang itu. Javas sudah membuka maskernya, dan itu semakin membuat suasa semakin dingin karena raut wajah Javas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sweet] Revenge
Teen FictionDipertemukan oleh malam, dipisahkan oleh Senja. April, 21 Untuk kamu, teman kecil ku..