09 | Overthinking

90 12 1
                                    

Benelli Motobi 200 Evo berhenti dengan halus di halaman rumah kecil. Markas Helios. Lokasinya tidak jauh dari sekolah. Lebih tepatnya gang di belakang sekolah, yang berhadapan dengan lapangan bulutangkis serta lapangan bola milik warga setempat.

Tanpa pagar, rumah itu memiliki halaman yang sangat luas. Tepat di sampingnya, sebuah rumah lain bergabung dan membuka kantin kecil. Sebab, ketua dan anak Helios yang mengajak sang pemilik rumah untuk membuka usaha di rumahnya. Hitung-hitung, mereka juga perlu makan. Jadi, warung kecil tersebut bisa membantu mereka. Warung Acil Ijum mereka menyebutnya.

Sebenarnya, rumah tersebut adahal tempat tinggal salah satu anggota senior Helios yang memang hidup seorang diri. Merasa gabut, ia membiarkan untuk rumahnya dijadikan sebagai Basecamp, yang kini sudah berjalan lebih dari empat tahun lamanya.

Raskal melepaskan helm dan menaruhnya di jok motor. Rambutnya ia usap naik dan kuncir kembali. Jaket bomber dengan lambang khusus Helios atau Matahari itu terukir dibagian punggung serta dadanya.

"Widiiih..."

"Bau-bau calon penerus Saka, nih," seru Viko saat melihat Raskal.

"Anjay, baru naik semester, udah beda lagi motor nih anak!" tambah Azriel meniti motor yang digunakan Raskal.

"Baru lagi, Kal?" tanya Saka, ketua dari Helios, sekaligus senior Raskal di sekolah. Keluar dari dalam rumah.

Raskal menggeleng dan duduk di pos kamling tak jauh dari basecamp. "Enggak, ah. Punya Abah udah lama. Cuman baru turun aja." Sebelumnya Raskal membalas tos ala lelaki untuk menyapa beberapa anggota yang ada.

"Rolling seputar bisa kali," goda Jerome menaik-turunkan alis.

"Pake aja, bang," balas Raskal melemparkan kuncinya dan ditangkap dengan baik. Jerome jelas menyengir lebar karenanya.

"Lama amat, lo." Nazeem mengulurkan tangan membalas tinju kecil Raskal. Ia sejak tadi sudah berada di markas.

"Biasalah, nunggu restu ibunda Ratu dulu."

"Masyallah..." seru anggota Helios serempak menggelengkan kepala takjub.

"Lo doang, Kal, yang jalan kudu nunggu restu dan titah dulu," kata Azriel menepukkan tangan kecil.

"Biar berkah," cengir Raskal.

"Sedep nih kalo Raskal naik gantiin Saka. Berkah Barokah anak-anak Helios."

"Bener,"

"Dukung Raskal naik jabatan! URAAA!!"

"URAAAA!!"

Terdengar gelak tawa dari arah posko tersebut. Berbicara tentang Helios. Itu adalah geng anak motor yang berada di lingkungan sekolah Raskal. Berdiri sejak empat tahun lalu.  Dibuat oleh sang pemilik rumah, Saros Youta. Yang kini sudah menjadi mahasiswa di salah satu Universitas. Juga, Saros adalah kakak dari Saka. Ketua Helios saat ini. Pusaka Bumi namanya. Duduk di bangku kelas tiga, jurusan multimedia. Bersiap hendak geser posisi dari Tahta ketua.

Selain Sagaras, Raskal, Nazeem, Javas, Arkasa, dan Saqeel juga bergabung dengan Helios. Itupun karena Saqeel yang lebih dulu bergabung. Sementara, empat sahabatnya itu kemudian di ajak sendiri oleh Saka. Saat mereka ikut Saqeel dalam pertemuan Helios.

Mudahnya, Saka senang dengan kepribadian lima orang itu. Apa adanya. Suka ribut, namun membawa suasana hangat dan bersahabat.

Mereka baru saja menaiki kelas dua. Sementara Saka dan yang lainnya sudah menduduki tingkat akhir dari masa sekolah mereka. Untuk itu, Saka ingin menjatuhkan tampuk kekuasaannya pada Raskal. Namun, anak itu masih menolak halus keinginan tersebut. Justru menunjuk Saqeel sebagai gantinya.

[Sweet] RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang