06 | Sweet and Revenge

144 18 5
                                    

"Kamu mau apa, Kal?"

Raskal menyengir lebar kala mendengar pertanyaan Rasyana. Tetap pada posisinya yang sibuk memainkan Playstation 4 itu, dan membiarkan Ibunya berdiri di belakang.

"Buruan," desak Abah menggepak kepala Raskal kecil.

"Tumbenan," jawab Raskal cuek. Berusaha marah karena dirinya adalah orang terakhir yang di tanyai Angga.

"Kan, Aa' Angga sibuk seharian. Kamu juga baru balik tadi sama yang lain," ujar Rasyana membujuk si bungsu.

"Halah, melunjak, sia!" Abah gemas menendang kecil Raskal di sampingnya. "Gak usah sok-sok merajuk, Kal. Idung kamu tuh kembang kempes."

Raskal melirik Angga yang berada di meja makan. Sementara kakaknya itu terlihat salting dengan garpu di tangan.

"Kamera mau, Kal?" Tanya Rasyana semangat.

"Bisa beli sendiri,"

"Hidiii, sombongnya natural, anak Haikal!" Kekeh Abah takjub.

Raskal memainkan alisnya, tapi masih sibuk dengan stik PS. Abah ikut menonton permainan Raskal dari TV layar lebar mereka. Menurut Abah permainan Raskal itu bisa merusak mental sang Anak, sebab Raskal terlihat bersemangat membunuh lawannya.

"Playstation lima? Mau launching, kan? Kamu mau itu?" Tanya Rasyana lagi. "Di Jepang, bulan depan, yah, Aa?"

"Kok Bubun, tau?" Tanya Raskal balik.

"Liat di Line Today," kekeh Rasyana. "Ayo, atuh, cepetan. Aa'Angga nungguin itu."

"Yha, kenapa siiih?" Heran Raskal gemas.

"Ntar pas Angga udah balik, setress lagi kamu gak di turutin minta ini itu. Mumpung sumber keuangan masih megang Rupiah, ini," jawab Abah santai.

Raskal menyentakkan tangan, baru saja memenangkan permainan. Cowok itu kemudian menatap Abahnya. Dengan dua alis naik turun.

"Motor."

Bruk..

Dengan semangat, Abah menendang Raskal jatuh dari sudut sofa dan membuat Rasyana terpekik kaget. Memukul punggung Haikal dengan gerakan reflek.

"Kamu pikir, si Angga anggota Legislatif di Jepang? Seenak jidat kamu aja minta motor!" Dumel Abah tak percaya.

"Yha, tadi nanyain-nanyain mau apa. Udah Raskal jawab malah di tendang. Ada apa gerangan sih, kawan?"

"Melunjak itu namanya!"

"Kok Abah yang sewot, sih?! Kan yang beliin juga Aa'! Bukan Abah."

"Mau apa emang, Kal?" Angga akhirnya membuka suara.

Seketika perdebatan Raskal dan Abah berhenti karena Raskal segera menoleh ke arah Angga berada. Kakaknya itu kembali salah tingkah ketika Raskal menoleh padanya.

"XSR155 Retro!" Gebu Raskal. "Full black, oh, yeah!"

Tampak Angga memainkan ponselnya beberapa saat. Mencari tahu motor apa yang diinginkan adiknya itu.

"Kamu,kan, baru ganti motor, Kal?" Tanya Rasyana menyadari hal lain. "Aa' juga kan yang beli?"

"Enggak, itu Raskal sendiri. Vespa, kan?"

"Ooh, yang hasil dari motret kemarin, yah?" Raskal mengangguk sebagai jawaban Rasyana. Ia sudah berpindah ke samping Angga, akhirnya menoleh pada si sulung itu. "Berapa, a?"

"Empat puluh juta sekian," jawab Angga. Ia akhirnya mengangguk. "Aa bantu tambahin, mau?"

Senyum Raskal merekah sempurna. "Deal! Raskal sejuta, sisanya Aa!"

[Sweet] RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang