38 | Bohongi Hati

64 8 4
                                    

PAST ;

Tanpa menghentikan motornya dengan posisi baik, Raskal terburu-buru berjalan menuju sekolahnya yang berada di seberang parkiran MC.

"MANG, TITIP CLARISSA, YAAH!!" teriak Raskal lebih dulu sebelum penjaga memarahinya.

Raskal memang baru saja datang ketika waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat, tepat saat jam istirahat pertama tiba.

Langkahnya tidak langsung menuju kelas ataupun kantin, melainkan gedung kiri. Kelas 11 Akuntansi berada.

"Loh? Mau ke mana lo?"

Kaki Raskal berhenti, tepat dihadapan sosok yang memang ia cari. "Hari ini gue ada seminar Grafis di Aston."

Aya mengangguk sembari membentuk bibir menjadi O dan menatap Raskal yang memang masih menggedong tasnya di sebelah bahu. Gadis dengan rambut bergelombang itu menggerakkan kepalanya kecil. "Yang lain pada di kantin, tuh."

"Atau lo cari Oci?" tanya Icha menyambung. Si cantik mengalungkan tangannya pada lengan Aya.

Gerakan kepala Raskal menandakan bahwa ia memang mencari gadis itu. Harusnya mereka bertiga bersama saat istirahat. Ke mana sang puan pergi?

"Oci gak masuk, izinnya ke Aya sih sakit," ujar Icha sebelum Raskal menyuarakan isi kepalanya.

"Sakit?" kening Raskal mengerut samar. "Gue emang tadi pagi ke rumahnya, terus Ibu bilang Dea sakit. Cuman dia gak ada bilang gue."

"Yha, emang harus bilang lo?" ceplos Icha polos.

Mata Aya sedikit membesar dan menyenggol Icha pelan. Temannya itu memang kurang peka.

"Tadi sih Oci kirim pesan ke gue. Tapi cuma sebatas itu aja, gue tanya sakit apa tapi gak di balas lagi."

Raskal mengangguk paham. Matanya tanpa sengaja menatap kertas di tangan Aya. "Itu apa? Dispen? Surat sakit Dea?"

Aya ikut menatap kertas dan mengangkatnya, "Rincian buat beli seragam PKL sama Atribut. Gue sama Icha baru mau bayar, tinggal Oci. Makanya gue bawain."

"Gue boleh liat?"

Aya memberikan kertas tersebut pada Raskal yang segera membacanya.

"Ini langsung bayar ke mana?"

"Ke Ketua Prodi, ini gue mau ke sana."

Raskal mengambil dompetnya dan menaruh beberapa lembar uang di dalam kertas tersebut lantas melipatnya, dan memberikan pada Aya. Lelaki itu tersenyum tipis.

"Kalo ada lagi keperluan Dea yang perlu di bayar, tolong langsung kasih tau gue aja, ya?"

"Eh?" Aya menerima kertas tersebut dengan kening mengerut.

"Kok lo yang bayar?" Icha justru menyuarakan pikirannya tanpa berpikir lebih jauh.

"Semua keperluan Dea emang harus gue yang bayar," Raskal menaruh dompetnya dengan sebelah tangan dan tersenyum manis. "Gue ke kantin. Thanks, yah."

Raskal meninggalkan dua gadis tersebut, berbelok menuju kantin. Lengkap dengan jaket dan tasnya. Keduanya menatap punggung tegap Raskal. Icha semakin merapatkan tubuhnya pada Aya.

"Enak banget yah jadi Oci. Apa-apa Raskal yang biayain."

Aya hanya tersenyum tipis. Rupanya Icha tidak mengetahui seperti apa kehidupan sahabat mereka yang satu itu. Bahkan sekedar uang saku pun, Oci tidak mendapatkanya dari rumah. Selalu Raskal yang hadir untuk gadis itu.

Lelaki bernama lengkap Raskal Oktavian Irham itu dengan mudah menyelinap di antara siswa lain dan menuju meja kawanannya berada. Tak jauh dari meja anak-anak Helios. Empat temannya sibuk menghabiskan makanan mereka.

[Sweet] RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang