Halaman rumah itu kini di penuhi dengan barisan motor milik anggota Helios. Bagaimana mungkin rumah semungil itu bisa menampung anggota Helios di dalamnya? Bahkan, parkiran motor menyebar hingga halaman luar. Juga mobil milii Arkasa dan Nazeem.
Dewata santai memparkirkan mobilnya di dekat rumah Saka, dan berjalan masuk melewati jalan setapak kecil di samping rumah lelaki itu. Menuju langsung halaman belakang. Dan di sanalah keajaiban terjadi.
Rumah dua tingkat itu memang terlihat mungil di bagian depan, sementara memiliki halaman belakang yang super luas. Terdapat satu kolam renang besar, beserta jakuzi. Bahkan memiliki beberapa Gazebo di sudutnya. Orangtua Saka dan Saros memang menyediakan halaman besar itu untuk mereka. Karena mereka tahu bahwa Saka dan Saros memiliki banyak teman yang senang berkumpul. Itu sebabnya, rumah Saka selalu menjadi pintu utama ketika Helios bosan berada di Markas belakang sekolah.
"Widiiihh!"
"Dateng juga Dewa Perang Sembilan Mata Angin satu ini!"
"Dari mana aja, bre?"
Dewata membalas uluran tangan Helios yang mengarah padanya. Melakukan tos kecil.
"Sendirian aja? Gak bawa jajan, nih?" tanya Bransi sembari menyuap nasi padangnya.
"Sama pacar,"
Seketika, suasana yang awalnya ramai riuh itu mendadak hening. Menoleh pada Dewata yang masih setia pada wajahnya. sekalipun itu hanya bercandaan semata, tapi tetap saja Dewata tidak pernah mengatakan bercandaan seperti itu.
"Aduh, Kak Dewa ini giman-"
Pandangan Helios kembali terarah pada pintu masuk samping. Di mana, seorang gadis mungil dengan jaket kebesaran Helios masuk. Wajahnya jelas terlihat kebingungan sembari membawa kunci mobil. Gadis itu mendadak kikuk saat tahu ia menjadi pusat perhatian.
"-na sih..." sambungnya meneguk liur.
"Lo pacarnya Dewata?" tanya Januar terperangah. Menunjuk gadis itu dengan tatapan tak percaya.
"Pacar?" Ulangnya mengerutkan kening. Menatap Dewata yang setengah menoleh padanya.
Alis Dewata terangkat sebelah. "Emang bukan?"
"Hah? Eng-,"
"HAAAAAAHHH!"
Terlambat. Sekali lagi ucapan Orchidea terlambat seperkian detik. Seluruh anggota Helios jelas mendengarnya. Mereka sontak bersorak riuh, bahkan sambil mengguncang satu sama lain. Dewata, bersama dengan seorang gadis yang sama sekali tidak berani disentuh Helios. Bahkan menjadikannya bulan-bulanan.
"WOAH!"
"PANTESAN MAM NASPAD GRATIS!"
"Waaaaaahh, kalah start kita kalah start!"
"Wah anjing sih."
Orchid hanya menganga melihatnya. Kini ia benar-benar salah tingkah. Bagaimana mungkin Dewata enteng mengatakannya? Tatapannya akhirnya bertemu dengan Raskal yang berada di dekat Kolam dengan kaleng minuman ditangannya. Entah mengapa, Orchidea sangat penasaran dengan reaksi yang diberikan Raskal padanya.
Lelaki itu tersenyum lebar dan mengangkat sebelah tangan. Lantas mengedipkan mata, "Cheers for you," ucapnya tanpa suara.
Orchid hanya menutup mulut. Wajahnya berpaling pada Bransi tak jauh darinya.
"Gue perlu ke toilet, kak."
Bransi mengangguk dan bangkit dari kursinya. Melipat kertas nasi yang sudah habis tak bersisa. "Ayok, sekalian gue cuci tangan."
Sementara Dewata hanya menatapnya. Mereka memang beradu tatap, dan lelaki itu hanya menggerakkan kepalanya sekali. Tanda tak apa Orchidea pergi tanpanya. Orchid tidak memusingkan hal itu. Ia lebih dulu memasuki rumah Dewata, sebab tahu, Toilet pasti berada di dalam sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/265550610-288-k31286.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sweet] Revenge
Teen FictionDipertemukan oleh malam, dipisahkan oleh Senja. April, 21 Untuk kamu, teman kecil ku..