15 • Adik, Abang ?

37.6K 3.1K 102
                                    

Nathan menatap sendu tubuh keinna yang terbaring di atas kasur king size nya. Sudah 4 jam setelah dokter memeriksa keadaan keinna, namun gadis itu masih belum sadarkan diri.

Tangan kasar Nathan menggenggam lembut tangan mungil keinna yang sedikit panas itu. Dikecupnya berkali-kali seraya membisikkan kata-kata manis.

"Wake up, plis"

Nathan ikut membaringkan tubuhnya di samping keinna, mendekap erat tubuh mungil nan rapuh itu. Dikecupnya kening keinna berkali-kali.

"Kamu tau kei, aku sangat benci melihat keadaan kamu seperti sekarang. Tapi, di lain sisi aku juga mau ingatan kamu cepet pulih"

"Aku tau kei, kamu pernah berpura-pura baik padahal otak dan hati kamu lagi diserang oleh ingatan masa lalu, dan dengam bodohnya aku cuma bisa diem tanpa berbuat apa-apa"

"Cepet sembuh, aku sayang kamu. Selamanya"


Di lain tempat. Kenzo baru saja pulang dari rumah Nathan setelah mengantar keinna yang keadaannya tidak baik-baik saja. Sempat ingin melihat keinna sampai sadar namun langsung di usir oleh Nathan dengan kasarnya. Meskipun begitu, Kenzo hanya bisa mengiyakan saja.

"Baru pulang?" Baru saja memasuki pintu utama namun pendengaran Kenzo sudah di sambut dengan suara berat milik abangnya.

Cowok itu hanya menatap malas abang satu-satunya yang sekarang hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi.

"Keliatannya?"

"Dari mana aja? Lo udah buat gue nunggu lama. Dan gue gak suka menunggu orang yang tidak penting terlalu lama, lo tau itu" Cerca cowok itu dengan muka datarnya.

Kenzo sempat melongo mendengar ucapan abangnya sebelum akhirnya mendengus kasar, sangat kasar.

"Heh! Gue keluar lama juga ada perlunya, gak kelayapan sana kemari. Dan satu lagi, kalo gue bukan orang penting, kenapa Lo bela-belain Dateng kesini sampe ninggalin pekerjaan Lo yang penting itu di London hah?!" Sewot Kenzo menatap garang abang sepupunya itu.

"Ngapain lagi, kalau bukan karena amoor ku" Jawabnya santai.

Kenzo berdecih sinis. Kemudian ikut mendudukkan bokongnya di sofa ruang keluarga itu. Berhadapan dengan sang abang.

"Lo tau?, Gue udah mulai misi nya sama anak bocah yang dulu selalu lo sebut bibit kecebong itu" ucapnya meremehkan.

Keano menggeram kecil. Ia juga menatap sengit sang adik."Cih. Gue tau itu, tapi bukan kah proses nya tidak sebentar, abang?" Jawaban keano itu mampu membuat Kenzo tutup mulut. Keano terkekeh kecil.

"Jangan terlalu memaksa nya, ingat. Di dalam dirinya juga terdapat darah gue, darah seorang kakak, yang terus mengalir sampai kapanpun"

"Sabar, semua butuh proses. Kalau lo dan yang lain terlalu terburu-buru maka hasil akan melenceng dari perkiraan awal kita"

"Skenario udah gue atur, cepet hubungi 'bibit kecebong' itu untuk menyetujui nya, agar tidak memperumit rencana"

Dahi Kenzo terlipat.
"Memperumit rencana gimana yang abang maksud"

"Lo tau seberapa possesive nya dia sama adik gue kan?" Kenzo mengangguk.

"Apa dia cuma diam aja kalau lihat miliknya di dekati pria lain?" Kenzo menggelang.

"Apa Lo mau wajah gue pulang-pulang udah gak berbentuk?" Kini Kenzo terkekeh geli. Ia paham maksud nya.

"Berarti gue harus bicara banyak dengan dia, ahh masa lalu kita terlalu rumit untuk diselesaikan" keluh kenzo. Cowok itu sudah berbaring di sofa panjang nya.

POSSESSIVE NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang