14 • Memori Lama

33K 3K 60
                                    

Dua puluh menit akhirnya kedua anak Adam dan hawa itu sampai di tempat tujuan. Tempat yang dimaksud oleh Kenzo.

Keinna mengamati lamat-lamat sekitar nya, perasaan takut akan hal-hal yang tak terduga mulai bersarang di otak cantiknya.

Gadis itu menoleh pada Kenzo yang juga sedang menatapnya."Ini dimana? Maksud Lo bawa gue kesini apa?" Tanyanya beruntun.

Laki-laki itu menghela nafas pelan.
"Pliss banget kei, jangan berfikir negatif sama gue. Lo akan tau nanti maksud gue ngajak Lo kesini, tempat yang paling berbekas di hidup Lo"

Keinna mengerutkan keningnya.
"Masa lalu?" Kenzo mengangguk mantap. Perasaan keinna mulai gelisah, ia bertanya seperti itu hanya asal-asalan saja namun ternyata benar.

"K-kenapa Lo tau?"

"Karena gue orang di masa lalu lo, kei" lirihnya dalam hati."Itu gak penting, sekarang ayo kita masuk. Jangan takut, ada gue"

Gadis itu mengembuskan nafas panjang."Siap gak siap. Gue harus inget semuanya, kan?" Gumamnya ya yang dapat didengar oleh Kenzo.

Blam

Setelah turun dari mobil keinna langsung mengambil satu tangan Kenzo untuk di genggamnya. Perasaan takut, gelisah dan cemas lah yang mendominasi di tubuhnya.

Kenzo pun tak masalah, ia malah mengaitkan jari-jemari nya dengan keinna lalu menuntun untuk masuk ke dalam rumah bertingkat 3 yang nampak sangat sepi itu.

"Rumahnya terang, tapi sepi" celetuk keinna setelah melewati gerbang tinggi itu.

Kenzo terkekeh kecil.
"Penghuni nya sudah di bantai. dan hanya di tinggali satu pembantu ynag selalu membersihkan rumah ini"

Bulir-bulir keringat dingin mulai muncul di wajah gadis itu. Apalagi mendengar kata 'bantai' seakan otaknya berontak untuk mengingat sesuatu yang buruk di masa lalu.

"Tenang, jangan takut. Ini baru di depannya. Masih banyak lagi yang perlu Lo liat di dalam sana" ujar Kenzo mencoba untuk memberi kekuatan pada gadis itu.

Keinna mengangguk. Wajahnya ia dongakkan, tidak menunduk seperti tadi lagi. Mulai menarik tangan Kenzo menuju pintu utama.

"Ini langsung masuk, apa gak dimarahin yang punya rumah?" Tanya keinna was-was.

Cowok itu terlihat biasa-biasa saja. Tidak menjawab pertanyaan keinna. Tujuan Kenzo adalah lantai dua. Dimana semua berisi Benda-benda yang mungkin bisa membuat ingatan keinna pulih. Meskipun proses pemulihan nya tidak secepat yang di ekspektasi kan. Seenggaknya ini adalah bentuk tahap awal. Mengingat memori masa lalu.

Kenzo sendiri pun tak yakin akan Hasilnya. Ia bukan ahli psikologi atau pun dokter yang bisa menyembuhkan penderita lupa ingatan. Namun, ini salah satu cara yang bisa mereka lakukan untuk keinna. Dan semoga tidak ada reaksi fatal pada gadis itu.

"Ini rumah gue"

"HAH? KOK BISA?" Teriak keinna spontan. Ia menutup mulutnya yang terbuka sedikit lebar.

"Yang dulu, sekarang udah pindah" keinna menghembuskan nafas yang sedari tadi ia tahan. Bagaimana tidak, setahu nya Kenzo tinggal satu komplek beda blok dengan Nathan.

Tunggu, kalau ini rumah Kenzo, berarti masa lalunya ada sangkut pautnya dengan anak baru ini, begitu? Demi Alek keinna gak ngerti.

"Ini maksudnya gimana? Lo bilang tentang masa lalu gue kan?" Tanyanya yang mendapat anggukan kepala dari Kenzo.

"Terus sekarang Lo bilang ini rumah Lo, kalau gitu antara Lo orang dimasa lalu gue atau gue orang yang di masa lalu lo?"

"Apa bedanya?"

Gadis itu menggelang dengan cengiran khasnya."gak ada sih"

Cowok itu mendengus geli.
"Sini gue tunjukkin foto keluarga gue" keinna menurut saja tangannya ditarik oleh Kenzo.

Keinna memperhatikan gerak-gerik Kenzo yang seperti mencari sebuah album dari banyaknya album di salah satu kardus besar yang tergeletak di lantai marmer rumah ini.

Setelah mendapatkan yang di cari, cowok itu memberikan kepada keinna yang langsung di ambil alih oleh gadis itu.

"Buka aja" titah Kenzo seakan tau arti tatapan keinna. Gadis itu mengangguk mengerti, lalu tangannya perlahan membuka satu persatu deretan foto yang ada di dalam album tersebut. Hingga gerakan nya terhenti di halaman ke 3.

Keringat dingin mulai turun dari dahinya. Kenzo diam, ia hanya mengawasi saja. Membiarkan keinna seperti itu.

Jari lentiknya mengusap foto yang dilihatnya. Badannya mulai gemetar, namun tidak membuat keinna berhenti mengamati orang-orang yang ada di foto itu.

"Disitu foto waktu gue umur 7 tahun"

Pandangan keinna jatuh pada bocah perempuan di samping bocah lelaki. Mata, hidung, bulu mata dan alis serta bibir nya mirip sekali dengan dirinya. Itu yang keinna simpulkan.

Keinna mengalihkan pandangannya ke Kenzo. Menuntut penjelasan.

"adik gue" jantung keinna berpacu sangat cepat. Mendengar kata adik entah kenapa antara nyaman dan gelisah menjadi satu.

Kini tatapan nya beralih lagi pada pria paruh baya yang menggendong bocah lelaki yang sedikit lebih tua dari Kenzo. Mata tajam bocah itu dapat keinna lihat disana.

"Itu abang gue" Keinna tidak bereaksi. Gadis itu masih mengamati lamat-lamat wajah bocah lelaki yang digendongan sang ayahnya. Mukanya sangat mirip dengan bocah perempuan tadi.

Ke halaman berikutnya. Kini jantung keinna berpacu 3 kali lebih cepat dari yang tadi. Kedua tangan serta tubuhnya sudah gemetar. Reaksi yang tidak biasa'dialami penderita lupa ingatan.

"I-t-itu g-gu-gue?" Suara keinna sangat pelan ditambah bergetar hebat. Melihat itu dengan sigap Kenzo berdiri dibelakang keinna. Untuk berjaga-jaga.

"Iya"

Deg

Jawaban yang diberikan Kenzo sangat santai namun berakibat pada jantung keinna. Lihat, hanya dengan melihat satu foto perempuan yang sedang memakan es krim dengan senyum manisnya mampu membuat kilatan masa lalu keinna seakan ingin kelaur. Namun, hanya warna hitam yang ia lihat di fikirannya.

"G-gue gak paham zo, jelasin sekarang!" Sentak keinna membalikkan tubuhnya yang langsung berhadapan dengan Kenzo.

Bukannya tidak mau menjelaskan, hanya saja menurut nya ini terlalu cepat jika diceritakan. Kenzo hanya tidak mau jiwa keinna kembali terguncang seperti beberapa tahun yang lalu.

"Belum waktunya, kei. Sekarang Lo ikut gue ke lantai atas ya. Disana ada yang mau gue tunjukkin lagi"

"Kenapa, kenapa gak sekarang aja Lo jelasin? Gue mau tau hubungan Lo dan gue di masa lalu zo. Gue tersiksa kalau bayang-bayang masa lalu itu terus datengin gue" lirihnya.

Keinna berbicara seperti itu karena ia pernah mengalami sekali. Saat dimana ada kilatan bayangan dulu yang masuk ke otak nya namun dengan keras keinna tolak. Ia merasa tersiksa saat itu. Dan ia juga tidak mau kembali merasakan kedatangan bayang-bayang masa lalu itu lagi. Meskipun ia tahu itu proses kembali'nya ingatan nya.

Kenzo menggelang pelan.
"Gue, Nathan dan semua yang bersangkutan akan bantu Lo pulih dan keluar dari bayang-bayang masa kelam itu, kei. Tapi bukan sekarang"

Tangan keinna mengepal kuat.
"TERUS APA MASKUD LO NGAJAK GUE KE SINI, ZO? APA? LO KASIH GUE SEMUA FOTO-FOTO DI MASA LALU GUE! PADAHAL LO TAU GUE GAK INGET SEMUANYA! GUE GAK INGET ZO! KALO EMANG BELUM SAATNYA SEHARUSNYA LO JUGA GAK KEMBALIIN INGATAN GUE KE MASA DULU ITU. GUE KESIKSA ZO KESIKSA! hiks"

Cowok itu menatap sendu keinna. Tangannya terulur merapihkan anak rambut keinna yang berantakan. Diraihnya tubuh'mungil itu ke dalam rengkuhan hangatnya.

Keinna tidak memberontak, gadis itu bahkan membalas pelukan Kenzo sangat erat. Menangis di dada bidang lelaki itu.

"Gue sakit zo" lirih nya, sebelum kegelapan menghampiri.



Jangan lupa vote dan komen.
See you next chapter ❤️

POSSESSIVE NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang