"Turun" Nathan membantu keinna membuka seatbelt kemudian ikut turun menyusul gadisnya.
"Nathan, cewek yang waktu itu cium kamu..kok gak pernah nemuin kamu lagi?" Tanya keinna disela-sela perjalanan menuju kelas keinna.
Cowok itu mengangkat bahunya acuh."sesuai perintah, dia udah mati!"
Mata keinna melotot lebar. Tak lama tapi, langsung digantikan senyuman manis."Gak papa deh, aku ikhlas dia mati yang penting gak ada yang gangguin kamu lagi" ungkapnya jujur.
Nathan terkekeh kecil. Tangannya terangkat untuk mengacak gemas rambut keinna. Setelah sampai di depan pintu kelas yang terbuka lebar, keinna mencuri satu kecupan di pipi Nathan lalu cewek itu menyengir kuda.
"Nakal" goda Nathan namun tak urung membalas kecupan sang kekasih.
"Aku masuk dulu, nanti kamu jadi kan jemput ke kantinnya?"
"Iya, sana masuk"
"Jangan bolos kamu !!" Teriak keinna di ambang pintu saat Nathan mulai menjauh dari koridor kelasnya.
"Woy kei! dari Mana aja Lo? Di chat gak dibales, di telpon gak di angkat. Gak sekolah tanpa keterangan. Sopan Lo, begitu?!"
Suara siapa itu, siapa lagi kalau bukan Jessica Latasha Mauren. Si bucinnya ketos tapi gak pernah dibales cintanya. Kesian.
Keinna berdecak. Kemudian memutar duduknya menyamping untuk berhadapan dengan Sahabat nya.
"Gue baru dateng, disambut kek apa kek gitu Jes. Gak pengertian banget jadi Sahabat" Cerca nya sok dramatis.
Jessica tergelak. Kemudian menepuk kedua pipi keinna pelan berulang-kali."ya ampun kei, Lo dari mana aja semaleman gak jawab chat dan telpon gue ? Lo ada masalah? Sama si anak baru itu gimana? Lanjut gak?"
Ahh iya. Ngomong-ngomong soal anak baru yang akan mereka selidiki saat itu, tidak jadi karena nyatanya keinna sudah lebih dulu tau. Meskipun gak inget apa-apa. Dan keinna belum ada cerita sama sekali pada sahabat nya.
Dan sepertinya akan lebih baik jika masalah sudah selesai baru ia akan memberi tahu pada Jessica, supaya lebih jelas aja gitu. Untuk sekarang mungkin keinna harus menyembunyikan nya dulu tentang penyakitnya dan juga masa lalunya.
"Gue ikut Nathan ke rumah Oma nya, selama disitu gue gak pegang hp. Kalau soal anak baru, biarin aja lah gue juga ngerasa biasa aja" Alibinya.
Jessica mengangguk paham."tapi Lo beneran gak kenapa-napa kan? Gue panik tau pas Lo gak sekolah, mana gak ada kabar lagi"
"Iya Jes beneran gak papa kok, thanks ya udah khawatir in gue, jadi makin sayang deh" Balas keinna sambil merentangkan tangannya dan disambut heboh oleh Jessica. Jadilah mereka berpelukan tanpa mempedulikan tatapan aneh di kelas.
Tak selang berapa lama suara bell masuk bersamaan dengan guru mata pelajaran pertama memasuki kelas mereka.
Suasana selama KBM pun hanya diisi keheningan, bagaimana mau ribut kalau guru yang ngajar killernya bukan maen. Pak jako si guru Agama. Gak cocok kan guru agama tapi sukanya marah-marah. Tapi, ya sudahlah.
Akhirnya setelah melewati 4 jam untuk 2 mata pelajaran, bell istirahat berbunyi. Semua murid smanus berbondong bondong menuju kantin untuk mengisi perutnya.
"Entar dulu Jes, Nathan mau jemput katanya" ujar keinna di iyakan oleh Jessica.
Di kelas itu hanya ada mereka berdua yang sedang menunggu Nathan. Tak lama Nathan beserta teman-temannya datang memasuki kelas keinna.
"Kei" panggil Nathan di ambang pintu.
Gadis itu mendongak, sejenak keinna termenung saat netranya melihat Kenzo di sana. Namun dengan cepat ia rubah dengan senyuman.
"Ayok Jess"
•
•Saat ini keinna sudah berada di dalam mobil bersama dengan Kenzo. Ia merasa Dejavu saat pertama kali pulang bareng dengan cowok itu.
Bell pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu. Jessica sempat bertanya kenapa keinna pulang bareng Kenzo, tapi keinna hanya mengelak tanpa menjawab. Keinna juga sudah bilang kalau dia akan menceritakan semuanya pada Jessica nanti saat masalah sudah selesai.
Nathan sudah memberi tahunya tentang ajakan Kenzo dan maksud Kenzo mengajak keinna. Walaupun keinna tau akan masa lalunya termasuk Kenzo itu abangnya, keinna tidak mau menggali lebih dalam lagi karena itu akan menyiksa fikiran nya. Jadi dia hanya mengikuti alur sampai penyakitnya benar-benar sembuh dan semua ingatannya kembali lagi.
"Kita mau kemana, sih?" Sedari tadi mereka berdua duduk dengan keheningan tanpa ada yang membuka suara.
Kenzo melirik sekilas pada keinna ."mau ketemu sama seseorang"
Gadis itu mengernyit tidak paham."Siapa? Masa lalu gue juga?"
Kenzo mengangguk.
Keinna menghela nafas panjang. Sepertinya akan banyak orang-orang di masa lalunya yang akan bermunculan entah apa yang akan terjadi nanti. Keinna hanya berdoa semoga dia bisa cepat mengingat semuanya.
Sepuluh menit berlalu kini mobil mereka sudah terparkir rapi di sebuah cafe terkenal yang ada di Jakarta. Keduanya masuk dengan Kenzo yang didepan.
"Duduk, kei"
Keinna menurut, disini tidak terlalu sepi dan juga tidak ramai. Karena dimeja itu hanya mereka berdua membuat keinna bertanya-tanya siapa orang yang akan ditemui oleh Kenzo.
"Mana orang yang Lo bilang tadi?"
"Bentar" singkatnya. Gadis itu terus memperhatikan Kenzo yang mengotak-atik hp seperti menchat seseorang.
"Zo"
Cowok itu mendongak, ia tersenyum kecil melihat kegelisahan diraut wajah adik sepupunya.
"Kita satu rahim?" Pertanyaan keinna sangat lucu membuat cowok itu tergelak ditempatnya.
"Ihh serius zo, kok malah ketawa si"
Kenzo berhenti tertawa. "Menurut Lo, gimana?"
Keinna menggaruk pelipisnya bingung."Jujur ya, gue masih gak percaya aja kalo emang kita satu rahim, bukannya gue nolak kalau Lo itu Abang gue. Cuman emm,, gimana ya susah ngejelasinnya"
Cowok itu tersenyum nampak tidak tersinggung dengan ucapan gadis itu yang emang faktanya kan, mereka gak se rahim.
"Kita emang beda rahim kei, ibu gue itu adik kembar nya ayah Lo. Gue lahir sebulan sebelum Lo lahir. Jadi muka kita agak mirip gitu, mungkin keturunan Gen, hhhe" Jelasnya diakhiri kekehan.
Keinna mengangguk mengerti. Pantas saja saat itu Jessica bilang wajah anak baru mirip dengan dirinya.
"Gue boleh ketemu orang tua Lo gak?"
"Boleh, why not?"
"siapa tau mereka gak nerima gue gitu kan? Gue ngerasa jauh banget sama keluarga setelah kejadian di danau itu"
"Danau?" Beo cowok itu.
Gadis itu mengangguk mantap.
"Iya, se inget gue sebelum ketemu sama Nathan saat itu, gue lagi jalan-jalan sama cowok, tapi gue gak bisa inget siapa orang nya.""Kejadiannya kapan?"
"Sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu"
Bener, dia lupa setelah kecelakaan itu.
"Setelah itu Lo gak inget apa-apa?"
Keinna menggelang pelan.
"Gak. Yang gue inget cuma Nathan yang bawa pisau terus nusuk-nusuk lengan gue, dia mau bunuh gue. Tapi gak jadi, gue juga gak tau kenapa dia gak jadi bunuh gue""Dan dia minta Lo jadi pacarnya?"
Keinna terkekeh kecil.
"Kok Lo tau?""Nebak aja sih"
Keinna melihat sekelilingnya.
"Dia belum dateng zo?""Hai, Amoor"
•
•
•Jangan lupa vote dan komen.
See you next chapter ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE NATHAN
Teen Fiction"Ganteng doang, hobi bunuh orang" *** Nathan dan Keinna, dua insan yang tidak bisa dipisahkan atau bahkan terpisahkan. Tapi, kalau takdir berkata lain mereka bisa apa?. 18+ *** Start : 28 Maret 2021 Finish : - [ Cover by pinterest ]