Pagi ini, keadaan keinna sudah lebih baik dari kemaren. Panasnya pun sudah turun dan digantikan dengan suhu normal. Hanya saja, badan keinna masih lemas untuk di gerakkan. Entah itu hanya alasan karena dirinya malas atau memang efek sakit.
Tadi, setelah bangun dari tidur Nathan langsung menyuruh pembantunya membuatkan sarapan pagi ber menu nasi goreng telur ceplok.
Keinna masih belum bangun dari tidurnya, gadis itu sangat pulas tidur di pelukan Nathan semalaman. Bahkan, tadi saat Nathan akan beranjak dari kasur keinna yang merasa terusik pun menangis kecil. Alhasil Nathan menggunakan alat khusu untuk memanggil pembantunya.
Nathan tersenyum tipis sambil memperhatikan wajah keinna yang sangat polos jika sedang tidur. Alis yang tebal, bulu mata lentik, hidung mungil namun mancung, bibir tipis namun sangat menggoda iman serta pipi yang sedikit chubby. Sangat sempurna di mata nathan.
Di usap nya pipi keinna yang terasa sangat halus itu. Kini tatapannya menajdi sendu, ekspresi Nathan akan banyak berubah jika itu dengan kekasihnya. Berbeda jika bersama orang lain.
"Aku gak tau gimana hidup aku sampai sekarang kalau saat itu kamu gak lihat aku, kei." ujar Nathan.
"Aku bodoh banget ya, masak mau bunuh pacar sendiri" lanjutnya diiringi kekehan kecil. Cowok itu menerawang jauh ke masa saat ia menemukan sosok gadisnya di sebuah danau.
Flashback on.
Malam ini, Nathan yang masih berumur 14 tahun itu sedang berjalan-jalan santai di pinggir trotoar dekat Danau.
Tujuannya hanya untuk bersenang-senang dengan korban'nya. Orang tua nya yang jarang pulang bahkan bisa di hitung jari orang tua Nathan berada di rumah. Karena itu pula cowok berusia dini itu sangat amat senang bisa merasakan kebebasan tanpa larangan dari kedua orang tuanya. Bahkan, jika ia mengambil banyak nyawa sekalipun orang tua Nathan tidak akan peduli.
Jalan sudah sangat sepi, iya karena sekarang pukul 00.20 maka tak heran kalau tidak ada pengendara yang berlalu lalang. Apalagi ini di daerah sepi yang terdapat danau di sekitarnya.
Langkah kaki Nathan membawanya ke sebuah bangku taman yang terdapat sosok perempuan berpakaian tidak rapi. Dan tunggu, mengapa banyak bercak darah kering di baju cewek itu. Kepala perempuan itu di tenggelamkan di lipatan lututnya maka Nathan tidak bisa melihat jelas wajah orang itu.
Smirk Nathan muncul saat ide bagus muncul di otak cerdasnya. Dengan perlahan ia menghampiri 'calon korbannya dengan tangan yang sudah memegang benda kecil namun sangat runcing.
Dahi cowok itu terlipat, mengapa perempuan ini menangis malam-malam seperti ini pikirnya. Namun, dengan cepat ia tepis rasa kepo itu kini digantikan dengan rasa tak sabar memotong bagian tubuh korbannya.
"Hai, cewek"
Diam. Masih sama, cewek yang diperkirakan memiliki umur sama dengan Nathan itu masih setia menangis tanpa menengok ke orang yang mengajaknya berbicara.
"Kamu bisu, ya?"
"Tapi, kamu bisa nangis pake suara, sombong banget sih."
"Hiks hisk hiks" tangis cewek itu semakin jadi kala Nathan menempelkan benda runcing nya di lengan mulus itu.
Belum sempat benda itu menusuk lengan perempuan itu lebih dalam, cewek itu sudah mendongakkan kepalanya yang mana membuat Nathan refleks melepaskan cekalan pada pisaunya.
"K-kei?"
"Kamu siapa?"
"Hah?!" Kaget, sangat kaget. Bagaimana bisa tidak ketemu seminggu Sahabat nya ini sudah lupa dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE NATHAN
Teen Fiction"Ganteng doang, hobi bunuh orang" *** Nathan dan Keinna, dua insan yang tidak bisa dipisahkan atau bahkan terpisahkan. Tapi, kalau takdir berkata lain mereka bisa apa?. 18+ *** Start : 28 Maret 2021 Finish : - [ Cover by pinterest ]