Sungguh Taeri panik bukan main waktu lihat bossnya pingsan didalam ruangannya. Taeri bukan sepenuhnya panik karena lihat Jay pingsan, tapi ia panik takut dijadikan tersangka karena Taeri baru saja memberinya minuman.
Ia takut dituduh jika didalam teh bikinannya itu ditaburi bubuk beracun. Entahlah, pikiran Taeri terlalu mengada-ngada. Padahal Jay pingsan karena terlalu lelah dan dehidrasi.
Taeri masih duduk diruang tunggu rumah sakit dengan perasaan gelisah, sampai lamunan itu buyar ketika mendengar langkah kaki berlari dengan tidak sabarnya.
"Disini kan kak tempatnya?" Tanya Sungchan pada Mark setelah sampai depan ruangan dimana daddynya tengah terbaring lemas.
"Kayanya sih iya, dek"
Taeri melihat ketiga anak lelaki itu kebingungan lantas menghampirinya, "apa kalian anak-anaknya pak Jay?" Tanyanya.
Jeno yang emang dasarnya punya tatapan nyebelin memperhatikan Taeri dari ujung kaki hingga kepala, membuat Taeri mengernyit "dia masih anak-anak tapi tatapannya seperti om-om pedofil" Batin Taeri.
"Iya kita anak-anaknya, anda siapa?" Tanya Jeno kemudian.
"Ah iya.. perkenalkan nama saya Taeri, saya sekretarisnya pak Jay"
Sungchan menaikan sebelah alisnya, menatap heran perempuan dihadapannya ini "sejak kapan sekretaris daddy perempuan?"
Wajar jika Sungchan bertanya seperti itu, sebab setau mereka sekretaris Jay sebelumnya adalah laki-laki.
Taeri tersenyum kaku, anak-anak bossnya ini menyeramkan sekali auranya. Persis seperti Jay "saya sekretaris barunya"
"Oh, pantes baru liat. Ngomong-ngomong, daddy kenapa bisa pingsan?" Tanya Mark.
"Saya juga kurang tau. Tapi begitu selesai diperiksa, pak Jay hanya kelelahan dan dehidrasi ringan"
Dari situ tatapan Mark berubah tajam kepada adik-adiknya, "lo berdua tau apa yang bikin daddy bisa kaya gini?" berucap dingin pada mereka. Sedangkan kedua adiknya hanya diam dan merasa bersalah, Jeno dan Sungchan tau apa yang menyebabkan Jay masuk rumah sakit.
"Kalo aja mulut brengsek lo berdua bisa ditahan buat ngga ngomong gitu sama daddy, daddy ngga bakal sampe kaya gini!"
"Apa lo berdua tau kalo daddy malem itu ngga tidur? Pagi-pagi buta daddy berangkat kerja tanpa sarapan? Lo berdua tau apa penyebabnya? Daddy kepikiran sama omongan kalian! Sialan lo berdua! Gue emang ngga jauh lebih brengsek dari kalian, tapi gue berusaha ngga kurang ajar sama daddy dan ungkit semua masa lalu!" Mark agak menaikan suaranya, ia kembali marah waktu ingat perkataan sarkas adiknya.
"Sorry, kak.. gue ngga tau kalo daddy bakal kepikiran sampe kaya gini" Jawab Sungchan menundukan kepalanya.
"Gue juga ngga bermaksud kaya gitu sama daddy, gue kelepasan. Lo tau kan malem itu gue lagi keadaan mabok" Saut Jeno kemudian.
Mark mendengus malas, selalu saja adiknya merasa menyesal di kemudian hari.
"Kalo lo berdua mau minta maaf, minta maaf sama daddy bukan sama gue!" lalu Mark menatap Taeri yang sedari tadi diam memperhatikan mereka "--apa daddy udah boleh ditengok?"
Taeri hanya mengangguk, kemudian ketiga anak itu masuk ke dalam ruangan Jay.
Disitu Taeri sedikit berpikir, sepertinya hubungan antara Jay dan ketiga anaknya ini tidak terlalu baik. Lalu.. kemana ibu mereka? Bukannya seharusnya istri bossnya itu datang saat diberi kabar suaminya masuk rumah sakit?
"Ah, itu bukan urusanku.." gumam Taeri lalu ikut menyusul memasuki kamar Jay.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mother For Jung's (✔)
Fanfic[ R E V I S I ] S E L E S A I Jayson Jung, atau biasa dikenal Jay. Seorang duda nan kaya memilih untuk menikahi kekasihnya yang tidak lain adalah sekretarisnya sendiri. Dia memiliki 3 orang putra dengan watak, manner, maupun attitude yang buruk. Ber...