Bab 13

11.7K 1.3K 13
                                    

"IH, JELEK BANGEEETTT!!"

Mereka; Mark, Jeno, Sungchan, dan Dery sedang asik ngobrol menengok pada sumber suara yang terdengar melengking. Pekikan itu juga agaknya mengalihkan seisi kantin, wah~ nyaring sekali sepertinya.

"Kamu ngga usah teriak-teriak, telinga kita ngga ada yang sepi"

Chani menjulurkan lidahnya pada sang kakak, kemudian dibalas Dery dengan mencubit kedua pipi adiknya itu.

"Sakit!"

"Sukurin!"

"Morkieee~"

Chani langsung bergelayut manja pada lengan kekasihnya itu, seperti mengadu pada dirinya. Cih dasar bayi besar, batin Mark.

"Kamu kenapa seneng banget panggil aku Mork sih? Pake A dong, Mark"

Nah, satu ini nih yang kadang Mark tuh suka kesel banget sama Chani kalo lagi panggil namanya

"Susugedong"

"Hah?"

Chani berdecak, "suka-suka gue dong" lalu melepas pelukan pada lengan Mark.

"Gembul teriakin apa tadi?"

Mendengar kata itu, Chani membulatkan matanya "siapa yang gembul?" tanyanya memicingkan mata pada Sungchan disebelahnya.

"Ya... siapa lagi?"

"Errr~ dasar raksasa!"

Sungchan hanya mengangkat bahunya tanda acuh, kemudian melirik seseorang dihadapannya.

PLAK..!!

"Ngga sopan anak setan!" Nana langsung memukul tangan Sungchan yang sengaja ia taruh diatas kepalanya.

Sungchan tertawa setelahnya, "lagian pendek banget jadi orang"

"Bukan gue yang pendek! Tapi lo aja yang ketinggian!"

"Makannya tumbuh tuh ke atas, bukan ke bawah" lalu kembali melirik Chani, "--lo juga, tumbuh keatas bukan kesamping"

Mark, Jeno, Dery yang sedari tadi diam menyaksikan mereka saling lempar pandang. Kemudian tertawa kencang saat melihat Sungchan dikeroyok oleh Chani dan Nana.

Lagian Sungchan itu iseng jika sudah bertemu pacar kakak-kakaknya. Batin ia senang saja gitu kalo sudah meledek mereka hingga kesal, padahal ujung-ujungnya ia juga yang bakal disiksa.

Setelah selesai mengeroyok Sungchan, kini dua macan betina itu telah duduk disamping pacar-pacar mereka setelah Dery melerainya. Dery cuma tak mau jika Sungchan pulang babak belur dengan pukulan tak main-main dari adiknya. Chani dan Nana itu tenanganya kuat, seperti tukang pukul kalo kata Dery sih.

"Eh.. tadi tuh kamu teriakin apa?" Tanya Mark setelah memberi Chani minum.

Yang ditanya melirik, "teriakin kamu"

"Ngapain teriakin aku?"

"Muka kamu tuh tadi jelek banget, sumpah"

"Mana ada?! Ganteng begini" Mark agak sewot ngomongnya, ia tidak terima dibilang itu. Jeleknya aja kaya Mark, gimana gantengnya coba?

"Ya lagian muka kamu ditekuk gitu. Tuh-tuh liat, jidat kamu aja mengkerut" Chani menunjuk-nunjuk dahi Mark, atau lebih tepatnya seperti menoyor dahi itu.

"Tau! Jeno juga nih, kenapa muka gantengnya ilang, hm?! Kenapa?!" Kali ini Nana yang bertanya pada Jeno disebelahnya.

Sebenarnya ya.. posisi mereka duduk tuh ngga banget. Meja kantin tuh memanjang, nah mereka duduk saling hadap-hadapan. Mark dipinggir kanan, Sungchan ditengah, Chani dipinggir kiri. Sedangkan Jeno dipinggir kanan, Dery ditengah, Nana dipinggir kiri.

Kalian bisa bayangin ngga sih gimana mental Sungchan dan Dery duduk ditengah-tengah orang pacaran?

"Lagi kesel aja" Jawab Jeno sambil memainkan sedotan dalam gelasnya.

"Hm, kesel kenapa?" Tanya Nana melirik Chani, sedangkan yang dilirik mengangkat bahunya.

"Daddy mau nikah lagi"

"Bukannya bagus ya kalo om Jay mau nikah lagi, kok kalian malah ngga suka?"

Mark menghela nafasnya, "jelas lah ngga suka, kita cuma ngga mau daddy sakit hati lagi sama yang namanya pernikahan"

"Ya.. terus lo bertiga mau om Jay hidup sendiri terus? Om Jay juga butuh pendamping kali" saut Dery.

"Kan ada kita bertiga, kita juga hidup dampingin daddy" Jawab Sungchan.

Dery berdecak, "lo bertiga emang dampingin om Jay, tapi kalo lagi ada butuhnya doang. Selebihnya? Ya lo bertiga cuekin. Dikata om Jay ngga kesepian apa? Dia tuh kesepian asal kalian tau. Lagian gue juga yakin om Jay udah ngga sanggup ngurusin kelakuan lo pada, makannya dia perlu temen hidup buat bantu itu. Dan gue berharap calon om Jay lebih kuat dari dia buat hadepin tiga setan kaya kalian"

Mark, Jeno, Sungchan bungkam dengan pernyataan Dery. Semuanya benar, apa yang Dery bilang benar. Chani mengacungkan jempolnya pada sang kakak, Nana mengerjap polos menatap Dery bicara layaknya seorang rapper.

"Ah, tapi tetep aja gue ngga suka sama yang namanya ibu tiri!" Elak Mark.

"Kenapa?" Tanya Chani.

"Ih Chani, ibu tiri itu jahat! Dia suka marah-marah, baik kalo ada suaminya aja. Nanti kalo suaminya ngga ada, anak-anak suaminya itu disiksa. Ngga dikasih makan, disuruh kerja ini itu kaya bibi dirumah, terus nanti dikunci dimenara tinggi. Malah yang lebih parah, ibu tirinya itu cuma mau kekayaan suaminya aja"

Ucapan menggebu-gebu Nana agaknya bikin mereka bingung. Cerita itu seperti tidak asing.

"Nana kata siapa?" Tanya Chani.

"Kata film yang aku tonton. Kaya disney cinderella, sama bawang merah bawah putih"

Mark, Sungchan, Dery menatap malas Nana. Chani tersenyum kaku melihat tingkah absurd temannya. Sedangkan Jeno, anak itu menatap kagum Nana dengan mengacugkan kedua jempolnya.

Ternyata apa yang dibilang Sungchan waktu itu benar, Jeno kebanyakan bergaul dengan Nana jadi ikut konslet otaknya:')

"Nana besok-besok jangan kebanyakan nonton film dongeng, ya. Banyakin nonton drama indosiar aja biar tau arti kehidupan sama azab balasan dari orang yang nyebelin"

Ucapan Dery tentu saja membuat mereka tertawa mendengarnya. Tapi tidak dengan Nana, otaknya masih dalam perjalanan untuk paham arti dari ucapan Dery itu.

Jeno yang melihatnya malah gemas sendiri, "udah jangan Nana pikirin, biarin nanti mereka sendiri yang kena azab karena nyebelin" ujarnya membelai rambut sang pacar.

Nana yang diperlakukan begitu hanya diam saja, ia pikir apa faedahnya nonton drama indosiar? Film itu tak masuk diakal. Masa iya ada mayat masuk kedalam adukan semen, atau kuburannya ditimpa meteor? Itu lebih tak masuk akal dibanding ibu tiri yang ada di film kesukaannya.

"Emang calonnya om Jay itu siapa?" Tanya Chani.

"Ada.. sekretarisnya daddy" Jawab Mark.

"Namanya?"

Mark menyenggol lengan Sungchan, "siapa dah namanya?"

"Lee.. Lee siapa gitu, gue juga lupa"

"Lee Taeri, bodoh!" Saut Jeno dihadapannya.

Mereka semua hanya menganggukkan kepala sambil sesekali memikirkan nama yang tak asing juga untuk mereka,

Sebelum..

"LOH, ITU KAN TANTE AKU!!" Nana terpekik kaget setelah mikir hampir setengah jam.

See, udah dibilang otak Nana tuh sampainya lama. Jadi telat kan mikirnya! Untung Jeno tahan ya Na sama kamu hihi~ :')

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang