Bab 19

12.1K 1.3K 24
                                    

Dirasa semuanya sudah Taeri urus, ia memilih untuk turun dan merebahkan tubuhnya diatas sofa. Sungguh, tenaganya terkuras banyak menangani tiga orang sakit sekaligus.

Bibi Shin yang kebetulan ingin pamit pulang melihat Taeri tengah mengatur nafasnya, Taeri benar-benar merawat anak-anak Jay dengan telaten. Bibi Shin sangat salut dengannya.

"Nyonya.. mau saya buatkan sesuatu?" Tanya bibi Shin membuat Taeri menoleh, "terimakasih, bi. Tapi ngga usah. Ini udah waktunya bibi pulang" jawabnya tersenyum ramah.

"Yasudah nyonya, kalo begitu saya permisi"

"Iya hati-hati dijalan, bi"

Setelah bibi Shin pamit, Taeri memejamkan sebentar matanya untuk mengurangi rasa lelah yang ia rasa. Disaat ingin benar-benar terpejam, Taeri merasakan benda kenyal menempel pada keningnya. Lantas Taeri membuka mata dan betapa terkejutnya ia saat melihat seseorang berdiri didepannya dengan senyum mengembang.

"JAY!!" Pekiknya sambil memeluk Jay dengan erat. Ah, rasanya Taeri sungguh merindukan duda ini :')

"Kamu kenapa tidur disini?" Tanya Jay masih memeluk Taeri.

"Aku ngga tidur, cuma merem sebentar"

Kemudian pelukan itu terlepas. Mereka saling menatap dan Jay lihat wajah Taeri begitu sangat kelelahan. Tercetak jelas dari kantung matanya.

"Selama ngga ada aku, kamu ngapain aja sampe kurang tidur gini?" Tanyanya mengusap pipi Taeri.

"Aku jagain anak-anak"

"Anak-anak? Kenapa lagi sama mereka? Apa mereka nyusahin kamu? Atau macem-macem sama kamu?"

Taeri menggeleng disertai senyuman saat raut wajah Jay terlihat seperti kesal, "ngga, anak-anak semuanya baik sama aku"

"Masa sih? Kok bisa?"

Jelas Jay heran, sebab ketiga anaknya itu tidak mudah berlaku baik dengan orang baru. Dengannya saja masih berlaku kurang ajar lalu dengan Taeri malah sebaliknya, ajaib menurut Jay.

"Bisa dong, aku gitu loh" Ucap Taeri membanggakan diri, dimana itu membuat Jay gemas seketika. Dengan cepat ia mengecup bibir ranum Taeri.

"Gemes banget sih kamu"

"Emang.. Oh iya, kok kamu pulang hari ini? Katanya besok?"

"Kerjaan aku selesai lebih cepat, jadi lebih baik aku pulang ke Jakarta. Aku kangen banget sama kamu" Jelas Jay kembali memeluk Taeri, menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher putih itu.

"Ih manja banget, inget kamu tuh udah tua.. udah punya anak tiga. Ngga pantes tau!" Ledek Taeri tapi membalas pelukan Jay.

Anget ya mom daddynya? Wkwk~

"Oh ya, ngomong-ngomong kemana mereka? Anak-anak belum pulang?"

Taeri melepaskan pelukannya, "anak-anak sakit" lanjutnya dengan nada sendu.

"Hah, sakit? Kok bisa? Sejak kapan?"

"Hey tenang sayang~" Taeri dengan sigap menenangkan Jay yang terlihat panik, "--mereka udah mendingan setelah aku kasih obat, sekarang mereka lagi tidur"

"Bisa tolong jelasin ke aku?" Pinta Jay. Taeri pun mengangguk kemudian menceritakan semuanya.

"Yaampun sayang, kenapa kamu ngga cerita sama aku dari awal?"

"Aku ngga mau ganggu kerjaan kamu. Lagi pula mereka juga tanggung jawab aku, jadi udah tugas aku buat rawat mereka. Inget, mereka juga anak-anak aku, Jay"

Jay tertegun mendengar alasan Taeri. Selama ini ia tidak salah pilih menjadikan Taeri sebagai calon istrinya. Betapa beruntungnya Jay dipertemukan oleh makhluk sempurna seperti Taeri ini. Ia bersyukur, sangat-sangat bersyukur.

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang