Kejadian sebulan yang lalu banyak memberi pelajaran untuk mereka. Banyak hikmah yang mereka petik dari rentetan masalah yang datang sili berganti. Apa mereka menyesal? Tentu tidak, sebab permasalahan bukan dijadikan penyesalan melainkan untuk dijadikan pelajaran. Mukjizat itu nyata, dan jika tuhan berkata terjadi, maka terjadilah.
Seperti Mark. Awalnya tubuh anak itu tidak merespon baik pendonoran darah yang diterima hingga membuatnya kejang. Usai acara ijab kabul orangtuanya, mereka kira hari itu adalah hari terakhir dimana Mark masih berada diantara mereka, namun realita tidak berkata demikian. Mark kejang namun tak berapa lama mata anak itu terbuka, ia sadar dari komanya. Lalu hal yang pertama ia ucap bukan nama Jay, melainkan Taeri. Entah apa yang terjadi dengan anak itu, intinya mereka semua bahagia sebab Mark bisa melewati masa kritisnya.
Lalu Jeno.. ketika anak itu akan kembali kedalam tahanan tiba-tiba saja ia dibebaskan karena hasil dari pemeriksaan tes urinenya dinyatakan negatif. Kenapa bisa hasilnya keluar secepat itu? Semua jawabanya ada di Taeri. Ingatkan kalian jika waktu itu Yuta dan Nana datang menjenguk Jeno? Nah, disitu Yuta memberikan bukti dari hasil pencarian Taeri bahwa Jeno bukan lah seorang pemakai. Proses penahanan Jeno pun dibuat lebih cepat karena bukti yang Taeri kumpulkan sangat meyakinkan.
Kemudian Sungchan. Saat Taeri meminta agar kepala sekolah memeriksa cctv, awalnya ia ragu dan berpikir jika itu hanyalah akal-akalannya saja. Namun sehari setelah Sungchan keluar, kepala sekolah tanpa sengaja memeriksa cctv akibat uang donasi yang berada dikantor selalu saja hilang. Bukti baru ia temukan didalam rekaman cctv yang memperlihatkan bahwa disana Sungchan lah yang ditarik oleh tiga anak tersebut. Ketika mereka dipanggil, baru lah mereka jujur jika memang benar mereka menuduh Sungchan dan ia tidak bersalah.
Lalu soal pernikahan. Apa yang membuat Taeri tiba-tiba yakin untuk menikah hari itu? Karena ia tidak kuat melihat Jay terus merasa tersiksa seorang diri. Jiwa seorang ibu dalam diri Taeri menyeruak hingga ia bertekad untuk membantu Jay dalam mengawasi mereka secara penuh. Pertama, Taeri bukan perempuan yang gampang lemah oleh keadaan. Kedua, Taeri dari awal memang sudah geregetan dengan tiga anak itu. Ketiga, Taeri memang terlanjur mencintai empat orang laki-laki yang sialnya tiga diantara mereka selalu saja menimbulkan masalah.
Tapi yasudah, cukup jadikan itu pelajaran agar kedepannya bisa menjadi lebih baik.
Lantas bagaimana bisa ketiga biang kerok itu menyetujui pernikahannya? Secara kan mereka tidak suka dengan Taeri. Mari kita ingat-ingat apa yang pernah Mark ucapkan pada kedua adiknya, gimana? Ingatkan?
Yap, mereka bertekad untuk berubah menjadi anak yang lebih baik dan membuat daddynya bahagia dengan menerima Taeri sebagai pengganti mendiang mommynya. Dan aku juga pernah bilang kan jika ucapan laki-laki tidak ada yang bisa dipercaya? Oke, aku tarik kembali untuk ucapanku satu itu. Mereka ternyata benar-benar bisa dipercaya untuk menjadikan Taeri teman hidup Jay.
Sekarang bagaimana anak-anak itu bisa menolak Taeri jika perlakuannya sangat lah luar biasa. Dari mulai Taeri yang merawat mereka sakit saat Jay sibuk diluar negeri, memberikan peningkatan nilai-nilai sekolah mereka, merawat Jay saat dirinya menjadi korban penusukan yang disebabkan kelalaian anak-anaknya, hingga satu per satu masalah yang mereka alami belakangan ini. Dan jangan lupakan.. setiap perlakuan sarkas mereka bertiga kepada Taeri, Taeri tidak pernah sedikit pun berhenti peduli dengan mereka. Lalu hal apa yang membuat ketiganya tak bisa menerima Taeri? Orang baik begitu kok disia-siain, bodoh bukan?
* * *
"Ri.. kamu kan udah sebulan nikah nih, ngga niatan mau kasih mereka adik gitu?" Goda Chitra pada Taeri.
Mereka bertiga; Taeri, Chitra, dan Wini -komplotan macan girang- sedang berada dikantin rumah sakit untuk membelikan para suami dan anak-anak makan siang. Sejak Mark sembuh mereka jadi lebih sering berkunjung, bukan mereka sih yang menginginkan itu melainkan anak-anaknya. Entahlah.. tidak yang perempuan, tidak yang laki-laki, mereka seperti para daddynya 'budak cinta'. Ewh~
"Kamu nih, belum sempet aku kepikiran itu. Aku sama Jay masih harus mantau anak-anak ini dulu. Apalagi mereka sekarang ngga sekolah, jadi makin besar tanggung jawab kita buat ngajarin mereka"
Iya.. jadi ketiga anak itu tidak melanjutkan sekolah karena sudah dipastikan jika absen mereka pasti banyak sekali ketidakhadirannya sehingga Jay memutuskan agar mereka keluar dari sekolah.
Jay baru akan menyekolahkan mereka lagi ditahun depan, sebab jika mereka mendaftar disekolah baru bulan ini akan sangat nanggung sekali karena mereka masuk pada akhir semester. Sambil menunggu tahun ajaran baru, Jay memberi home schooling untuk mengisi waktu luang mereka agar tidak terbuang sia-sia. Apa mereka senang? Haa~ tidak usah ditanya :')
"Yaa.. tapikan bisa, Ri. Curi-curi kesempatan" Chitra menggoda Taeri kembali sambil menaik turunkan alisnya.
Taeri hanya menggeleng, "itu urusan gampang.. kamu sendiri kenapa ngga kasih adik buat anak-anak?" Tanyanya pada Chitra.
"Hadeh, Ri. Ngurus dua anak itu aja rasanya merem melek, apalagi nambah satu. Lagian nih ya, Jo udah kecintaan banget sama si gembrot. Belum lagi Chani yang ngga mau punya adek, katanya males ngurusnya nanti"
"Terus kamu Win, anakmu baru satu loh. Ngga mau ditambah jadi dua atau tiga gitu? Tambah ponakan lagi dong buat mbak" Tanya Taeri pada Wini disebelahnya.
Mama itu dari tadi sibuk misahin duri sama daging ikan di piringnya, pantes diam terus dari tadi.
"Aku?" Wini menggeleng, "--mas Yutanya ngga mau, mbak"
"Kenapa ngga mau? Biar Nana ada temen mainnya, Win" tanya Chitra.
"Mas Yuta bilang ngurusin aku sama Nana aja dia sering istigfar, apalagi kalo nambah anak. Bisa meditasi empat puluh hari empat puluh malam katanya" Jawaban polos Wini.
"Ya, wajar sih.. kalo aku ngga sekuat Yuta mah mungkin aku udah cari istri baru kali" Saut Chitra menahan tawa saat melihat Wini menatapnya heran.
"Siapa bilang mas Yuta ngga kuat? Dia itu kuat tau mbak. Apalagi kalo diatas ranjang.. aku bisa dibikin terbalik sama dia, bisa angkat kaki aku sampe ke pundaknya, bisa-- hmpptt"
Taeri dengan cepat membekap mulut lancar Wini. Adik iparnya ini kenapa jadi bahas kearah situ sih? Mana suaranya cukup kencang bicaranya, untung kantin tidak begitu ramai.
"Kamu kenapa jadi kesitu-situ bahasnya?" Tanya Taeri.
"Loh kan mbak Chitra nanya ya aku jawab"
"Ya maksudnya bukan itu!" Saut Chitra.
"Terus apa dong?"
Nahkan Chitra dan Taeri tampak frustasi sekarang ketika berbicara dengan Wini. Mereka bingung bagaimana menjelaskannnya, Wini terlalu lama tanggapnya.
"Udah lah ngga usah dibahas, nih minum. Kamu kaya uler tau ngga abis makan ngga minum"
"Oh iya hampir aja aku lupa kalo aku belum minum. Makasih mbak~" Wini pun hanya tersenyum lebar.
Chitra mendesis pelan, memberi sebotol air mineral tadi dengan nada judes, dia kesal sebab Wini tuh kapan bisa pintarnya(?)
Mau tamat sekarang apa nanti?
Hayooo ada yang mau request cerita ngga sebelum aku tamatin cerita ini?
Capcus~ ku tunggu komen kalian🤘
![](https://img.wattpad.com/cover/266896411-288-k209348.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mother For Jung's (✔)
Фанфик[ R E V I S I ] S E L E S A I Jayson Jung, atau biasa dikenal Jay. Seorang duda nan kaya memilih untuk menikahi kekasihnya yang tidak lain adalah sekretarisnya sendiri. Dia memiliki 3 orang putra dengan watak, manner, maupun attitude yang buruk. Ber...