Bab 18

12K 1.3K 9
                                    

Setelah Taeri memanggil dokter kerumah, dokter bilang alerginya Sungchan tidak terlalu parah karena lada yang ia konsumsi tidak terlalu banyak. Itu membuat Taeri lega, tapi tidak sepenuhnya sebab malam ini demam Sungchan belum turun, bahkan anak itu masih saja bersin-bersin.

Soal Sungchan sakit juga Taeri tidak memberitau Jay, sebab ia tidak ingin membuat Jay khawatir mengingat bapak itu sedang banyak pekerjaan. Jadi biarlah Taeri yang mengurus semuanya, ini juga merupakan tanggung jawabnya.

"Adek bangun dulu yuk, makan dulu terus minum obat. Abis itu adek tidur lagi" Ucap pelan Taeri mengusap rambut Sungchan.

"Ngga mau, tante.. pahit, badan aku panas" Lirihnya masih dengan mata terpejam.

"Iya, makannya adek minum obat biar panasnya turun"

Akhirnya Sungchan bangun dengan punggung menyandar pada kepala ranjang. Taeri dengan telaten menyuapi Sungchan, walaupun makan anak itu tidak banyak setidaknya perutnha keisi dan bisa minum obatnya.

Sungchan pun tak lama kembali terlelap dengan tangan memeluk pinggang Taeri yang tengah duduk disampingnya. Ia melakukan itu tanpa sadar, tapi membuat Taeri tersenyum. Tak salah memang jika Taeri menyayangi anak-anak ini.

"TANTE, JENO MUNTAH!!"

Teriakan Mark membuat Taeri kembali panik. Tadi Sungchan sekarang Jeno, Kali ini ada apa lagi dengan anak itu?

Taeri melepas perlahan pelukan Sungchan, kemudian berjalan cepat menuju kamar Jeno.

"Yaampun, Jeno!" Pekik Taeri saat melihat Jeno muntah diatas kasurnya "--kaka, ini Jeno kenapa?" lanjutnya menatap Mark.

"Ngga tau, tante. Tadi pas Mark mau ajak Jeno main PS, tau-tau Jeno malah muntah"

Tanpa banyak bicara Jeno langsung dipapah Taeri dan Mark menuju sofa kamar. Jeno digantikan baju oleh Mark, sedangkan Taeri mengganti sprei kasur. Setelah selesai Taeri langsung memberi minyak angin pada dada anak itu.

"Kaka Jeno kenapa? Kok bisa muntah sih, kak? Yaampun, kamu bikin tante panik.." Tanya Taeri menatap sendu Jeno. Jujur ia sangat khawatir dengan kondisi anak-anaknya sekarang.

"Hatchim~"

Taeri menghela nafas panjang, sepertinya Jeno tertular flu dari adiknya. Sama seperti dirinya dulu jika terlalu banyak bersin pasti ujung-ujungnya muntah.

"Tante ambilin obat flu ya. Kaka Jeno udah makan sebelumya?" Tanya Taeri mendapat anggukan dari Jeno "--yaudah kaka istirahat, tante ambil obat"

Sambil menunggu Taeri kembali, Mark mendudukan dirinya ditepi ranjang "lo kenapa? Setau gue tadi siang lo baik-baik aja" tanyanya.

"Lo kan tau gue gampang banget ketularan kalo deket-deket orang pilek" Jawab Jeno dengan suara purau.

Jeno benar, imune tubuhnya itu memang sangat rentan jika sudah berdekatan dengan orang flu atau batuk. Makannya mudah sekali tertular.

"Sakitnya jangan lama-lama. Sungchan belum sembuh, sekarang ditambah lo. Kasian tante, takutnya kecapean"

"Ini bukan kemauan gue. Emang udah wayahnya gue sakit kali"

Ketika mereka masih sedikit ngobrol, Taeri pun datang dengan segelas air hangat dan obat untuk Jeno.

"Bangun sebentar ya, kak. Minum dulu obatnya" Ucap Taeri diangguki Jeno.

Setelah Jeno dan Sungchan sudah dipastikan tidur, kini giliran Taeri yang mengistirahatkan dirinya. Sungguh ia lelah sekali rasanya menangani dua orang yang sakit secara bersamaan. Tapi ia tidak boleh mengeluh, karena mereka anak-anaknya juga.

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang