Bab 23

12.3K 1.2K 78
                                    

"Der.. lo tau ngga Chani kenapa? Dia menghindar terus dari gue"

Merasa sedang diajak bicara Dery pun menoleh pada Mark, ia sudah tau jika Mark pasti akan bertanya seperti ini.

"Sorry, Mark. Itu permintaan mommy" jawab Dery dengan tidak enak.

Saat Chitra tau jika Jay berakhir kritis, ia sungguh tidak main-main dengan ucapannya. Chani secara langsung diminta oleh sang mommy agar tak berdekatan lagi dengan Mark. Bahkan ibu dua anak itu sampai meminta Chani untuk memutuskan hubungannya dengan anak laki-laki itu. Tapi tentu saja Chani menolak!

Chitra pun memberi opsi pilihan untuk anaknya. Jauhi Mark untuk sementara, atau putus dengan Mark untuk selamanya. Itu bukan pilihan, atau lebih tepatnya ancaman untuk Chani.

Kejam memang, tapi tidak ada apa-apanya dibanding perlakuan mereka terhadap Jay. Biarlah ini sebagai hukuman untuk mereka juga.

Mark hanya menghela nafas pasrah. Saat ini pikiran utamanya adalah keselamatan Jay. Soal Chani.. Mark akan merelakannya, mungkin?

"Semarah itu ternyata tante Chitra sama gue" lirih Mark.

"Jelas lah, Mark. Sekarang lo bayangin aja.. setiap hari ya.. om Jay tuh selalu nanya sama orangtua gue gimana caranya biar jadi orangtua yang baik. Dia nanya gitu buat siapa? Buat lo pada, tapi kalian malah begitu sama om Jay. Wajar kalo mommy murka"

Mark lagi-lagi diliputi rasa bersalah, bahkan rasa bersalahnya semakin besar saat mengetahui cerita itu dari oranglain. Harusnya Mark sebagai anak bisa lebih tau tentang Jay, orangtuanya sendiri.

Oh ya, ngomong-ngomong soal mereka bertiga.. malam itu ketiganya langsung disuruh kembali kerumah mengingat mereka masih harus sekolah atas perintah Jo tentunya. Awalnya mereka menolak karena ingin menemani Jay, tapi akhirnya lebih memilih nurut berkat ancaman Chitra.

Kali ini bukan Taeri yang kembali mengawasi anak-anak itu, melainkan bibi Shin. Atas usulan Yuta kali ini, bibi Shin diminta sementara waktu untuk tinggal dirumah Jay mengurus kepeluan mereka. Sedangkan Taeri lebih fokus menemani Jay dan melihat perkembangannya.

"Gue yakin om Jay orang yang kuat, dia pasti sembuh" ucap Dery merangkul pundak Mark, memberinya sedikit semangat.

Sebenarnya Dery kasihan juga melihat teman kecilnya ini murung terus seharian. Jangankan Mark, Jeno juga sama, malah Sungchan sampai tidak masuk sekolah hari ini. Tapi mau bagaimana lagi? Ini juga akibat kelalaian mereka, Dery tidak bisa berbuat apa-apa.

* * *

"Na.. tunggu dong sebentar"

Jeno berusaha meraih tangan Nana yang berjalan cepat didepannya, namun anak perempuan itu malah menepisnya.

"Apa sih Jeno, lepas ah!"

"Na, sebentar.."

"Na.."

"Nandira!!"

Langkah Nana berhenti saat Jeno memanggil namanya dengan lengkap, ia tau saat Jeno memanggil seperti itu tandanya ia sedang marah.

Nana membalik tubuhnya, "apa?!" tanyanya dengan tatapan berani.

"Kamu kenapa dari tadi hindarin aku?" Ucapan Jeno kini kembali melembut.

"Aku disuruh mama buat jaga jarak sama kamu"

"Kenapa, Na?"

"Karena kamu saat ini belum jadi anak yang baik, mama ngga suka"

Jeno memejamkan matanya dan mengatur nafas, ia tau betul alasan kenapa Wini melakukan itu padanya.

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang