Bab 28

11.2K 1.1K 16
                                    

Sungchan seharian ini murung terus selama disekolah. Pikirannya bahkan tidak fokus saat belajar hingga membuatnya selalu mendapat teguran. Tapi Sungchan tidak peduli, ia lebih memilih menelusupkan kepalanya pada lipatan tangan dari pada mendengarkan guru didepannya. Toh, setiap kata yang gurunya sampaikan juga tidak ada yang masuk ke otaknya.

Saat bel istirahat berbunyi Sungchan lebih memilih ke toilet untuk membasuh mukanya, lalu kemudian tidur di UKS dengan alasan sakit (?) Karena jujur saja, selama dirumah sakit dirinya tidak tidur sama sekali hingga membuat tubuhnya sedikit lemas.

Ketika langkah Sungchan sudah didepan toilet, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang dan membenturkan tubuh jangkungnya pada tembok gudang yang berada dibelakang sekolah.

"Mau ngapain lagi lo?!" Bentak Sungchan menatap nyalang orang didepannya.

"Mau gue?" Anak laki-laki itu menyeringai "--gue mau liat hidup lo menderita kaya apa yang udah nyokap lo lakuin ke nyokap gue!"

"Brengsek! Gue ngga ada sangkut pautnya sama masalah itu! Dan stop bawa-bawa mendiang nyokap gue, keparat!" Sungchan pun mendorong bahu anak itu.

Ingatkan kalian jika Sungchan pernah berkelahi dengan anak dari selingkuhan mendiang mommynya itu? Nah, ia kembali berulah lagi kali ini.

"Ngga ada lo bilang? Jelas ada hubungannya karena lo anak dari wanita hina itu!" Sarkasnya ikut mendorong bahu Sungchan.

Sungchan yang mendengar mendiang mommynya kembali disebut dengan kata itu tentu saja marah. Ia tidak terima jika mommynya dikatai seperti tadi karena bagaimana pun Sungchan tetap anak kandungnya.

Namun belum sempat Sungchan menghajar anak itu, ia dengan cepat menyuruh kedua temannya yang lain untuk memegang tangan Sungchan hingga membuatnya tak dapat berkutik.

"Brengsek! Lepasin gue!"

Bugh...

Bukannya melepaskan, anak itu malah menghajar wajah Sungchan hingga pipinya sedikit robek dan berdarah membuat Sungchan melemparkan tatapan menyalang padanya.

"Gue akan pastiin setelah apa yang lo lakuin kali ini, lo ngga akan pernah bisa lari dari gue, sialan!"

Anak itu malah tertawa keras saat mendengar ancaman Sungchan. Namun tak lama, ia kembali melayangkan pukulan tepat diperut Sungchan hingga membuatnya terbatuk merasakan sakit. Dan Sungchan menegang hebat saat anak itu justru mengeluarkan cutter dari dalam saku celananya.

"Mau ngapain lo, bangsat?!"

Sungchan berteriak panik saat anak tersebut semakin mendekatkan cutter itu tepat didepan wajahnya, kemudian hal tak terduga pun terjadi..

Srekk..

"Akhh..!"

* * *

Setelah dipastikan darah Taeri layak untuk didonorkan, Mark langsung mendapat penanganan. Tapi dari hasil pendonoran tersebut, tubuh Mark belum menunjukan hasil apa pun sehingga Mark saat ini dinyatakan koma oleh dokter.

Jay sudah pasrah, ia tidak tau harus berbuat apa sekarang. Jay tidak memikirkan apa pun selain anak-anaknya, bahkan Jay merasa hidupnya sudah tidak ada gunanya lagi saat mereka mengalami hal seperti ini.

"Jay, kamu makan ya? Dari semalem loh perut kamu belum diisi apa-apa" bujuk Taeri pada Jay.

Taeri juga semalaman terus berjaga menemani Jay untuk memantau kondisi Mark. Sedangkan Jo dan Dery, mereka suruh pulang sekalian mengantarkan Sungchan.

Jay hanya menggeleng lemah dalam duduknya. Jangkan makan, untuk sekedar minum saja ia sampai tak ingat karena saking kacau pikirannya. Taeri hanya menghela nafas lelahnya, ia sedih sekali melihat keadaan Jay seperti ini. Sekarang apa ia yakin dengan ucapannya waktu itu? Rasanya ia mulai ragu.

"Kamu jangan kaya gini dong, Jay.. itu sama aja nyiksa diri kamu sendiri tau ngga?"

"Ngga, Ri. Justru aku yang udah nyiksa anak-anak aku sendiri karena kelalaian aku. Aku ngga bisa jaga mereka, Ri. Aku gagal jadi orangtua"

Taeri langsung memeluk Jay saat dirinya mulai menitihkan air mata, mengusap pundak lebar itu dengan lembut untuk memberikan ketenangan. Taeri tau bagaimana terpuruknya Jay sekarang. Jay hancur, atau mungkin sangat hancur.

* * *

"Jeno.."

Jeno mendongak saat namanya dipanggil, ia berdiri dan menghampiri orang itu dibalik sel.

"Nana.." gumam Jeno saat melihat pacarnya berdiri dihadapannya.

"Jeno kenapa bisa disini?" Lirih Nana menatap sendu Jeno.

Ia belum tau tentang Jeno yang dipenjara dan Mark yang koma dirumah sakit, Nana baru diberi tau Yuta pagi tadi.

"Ini semua cuma salah paham, Na. Qku disangka pengguna narkoba"

"Tapi Jeno ngga gitu kan?"

"Ngga, Na. Aku ngga mungkin berani buat pake barang haram itu"

"Jeno harus cepet keluar dari sini, kak Mark butuh Jeno"

Jeno mengernyit tak mengerti, "kaka? Kenapa sama kak Mark, Na?" Tanyanya tampak khawatir.

"Kak Mark koma dirumah sakit"

Tangan Jeno yang semula menggenggam tangan Nana kini terlepas, ia melemas saat mengetahui keadaan kakaknya.

"Nana ngga bohong, kan?" Tanya Jeno dengan mata berkaca-kaca.

"Ngga, Jen. Mark koma setelah melewati masa kritisnya" saut Yuta setelah selesai bicara dengan polisi yang berjaga.

"Om.. Jeno mau ketemu kaka, bantu Jeno buat bisa ketemu, om"

Jeno memohon pada Yuta sambil menggenggam erat tangannya. Ia ingin bertemu Mark, ia juga ingin bertemu daddynya. Mark sedang berjuang sendirian disana, ia ingin menemani Mark bersama dengan Jay dan Sungchan. Jeno ingin ada untuk kakaknya walau sewaktu-waktu hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Maaf Jen, om ngga bisa. Hasil tes kamu baru akan keluar minggu depan. Om ngga bisa berbuat banyak" Jelas Yuta.

Yuta memang sengaja datang ke kantor polisi setelah Johnny memberitau untuk menggantikan dirinya bahwa sore ini ia diminta hadir untuk membahas hasil dari pemeriksaan tes urinenya Jeno, dan polisi tersebut menjelaskan jika hasilnya baru bisa dibuktikan minggu depan.

"Iya om gapapa.. Jeno ngerti. Tapi Jeno mohon tolong kabari tentang kondisi kaka, dan..." Jeno menjeda ucapannya, "Sampaikan ke daddy kalo Jeno kangen sama daddy" Lirihnya diakhir kalimat.

Kemudian Jeno mengalihkan kembali atensinya pada Nana yang sedari tadi menunduk.

"Na.. maaf karena Jeno ngga bisa tepatin janji Jeno buat berubah jadi anak yang baik"


































Kyaaaaaaa.. kenapa lagi itu Sungchan?

Dan aku malah bisa-bisanya baper sama Jeno! Padahal aku ngetik sambil dengerin lagu Love Talk😅 Gendeng emang😪😪

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang