Bab 36

9.9K 986 30
                                    

Satu bulan sudah Nayla bekerja dengan Jay, dan selama itu pula ia semakin gencar mendekati bossnya. Berbagai cara Nayla lakukan untuk sekedar mendapat perhatian, entah itu dari perbuatan atau cara berpakaian. Yaa.. intinya apa pun Nayla lakukan agar  ia terlihat menarik dimata Jay.

"Permisi, pak. Ini dokumennya"

"Iya, terimakas--"

Ucapan Jay terhenti saat melihat pemandangan indah didepannya. Nayla hari ini sengaja menggunakan pakaian cukup ketat, dari mulai kemeja hingga rok. Membuat bokonya terlihat sangat naik dan dadanya sangat.. err~ kalian pasti tau kan maksudku.. Dan lagi, Jay masih laki-laki normal. Jadi siapa yang tidak terangsang jika melihat bentuk tubuh seperti itu?

Glup..

Jay menelan liurnya secara cepat saat Nayla dengan sengaja atau tidak, menaruh dokumen tersebut dengan sedikit menundukan tubuhnya hingga garis dada itu terihat cukup jelas.

"Pak Jay, kenapa? Bapak sakit?" Tanya Nayla dengan suara dibuat sesensual mungkin.

Jay dengan cepat menggelengkan kepala, mengatur nafas yang sedikit tercekat sambil mengusap kasar wajahnya.

"Saya baik-baik aja, dan saya minta besok kamu jangan berpakaian seperti ini lagi"

"Loh, kenapa? Karyawan disini juga banyak kok yang berpakaian seperti saya, tapi bapak ngga melarangnya"

"Kalo saya bilang tidak suka maka tidak suka, kamu paham?!"

Jay mulai mendingin kan nada bicaranya, namun hal itu malah membuat Nayla semakin tertarik.

"Baik, pak. Kalo begitu saya permisi" Pamitnya dengan tersenyum penuh arti.

Namun belum sempat Nayla keluar dari ruangan Jay, tiba-tiba ia berhenti dan memegang pelipisnya dengan rintihan kecil.

"Nayla, kamu baik-baik aja?!"

Jay langsung menghampiri sekretarisnya saat tubuh Nayla hampir jatuh kelantai. Oh bukan maksud lain, hanya saja Jay peduli dengan karyawan-karyawannya.

"Nay... hey.. bangun!"

Jay terus menepuk-nepuk pipi Nayla yang tak kunjung sadar, sekretrisnya ini pingsan! Lalu Jay langsung menggendongnya menuju sofa di dalam ruangan. Tapi entah Jay sadari atau tidak, justru seutas senyum kecil tercetak dibibir Nayla.

Jay dengan cepat mengambil minyak angin dilaci kerjanya lalu ia berikan pada sekitar hidung Nayla, dan ia pun pelahan membuka matanya.

"Kamu baik-baik aja, Nay? Kalo kamu sakit mending kamu pulang"

"Gapapa kok, pak. Saya cuma pusing sedikit"

Jantung Jay berdegup kencang saat wajahnya dan wajah Nayla hanya berjarak beberapa senti saja mengingat posisi Jay berjongkok tepat didepan wajah Nayla.

* * *

Siang ini Jay dan Nayla menghadiri acara rapat di gedung kesenian. Bukan tanpa alasan mereka melakukan pertemuan digedung ini, karena pembahasan meeting mereka mengarah pada objek wisata sehingga ingin menampilkan persembahan-persembahan yang baik untuk menyambut para tamu nantinya.

Disana juga ada Jo yang kebetulan sekali mengajak istrinya. Kenapa Jay tidak mengajak Taeri? Sebab mommy itu sedang mengawasi tiga biang onarnya sekolah mengingat Irene selalu mengadu jika anak-anaknya mulai tak serius dalam belajar. Oh tentu Taeri tidak akan membiarkan itu!

"Heh, kucing garong! Sama siapa lo kesini?" Tanya Chitra saat Jay menghampiri mereka.

"Yeuh, nenek sihir! Enak aja lo ngatain gue kucing garong! Gue kesini sama sekretaris gue. Kenali nih, Nayla"

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang