Bab 45

18.6K 1.1K 94
                                    

"Kamu tau alasan Jay tidak memecat kamu? Alasannya karena satu, keluarga. Dia berusaha untuk melindungi keluarganya dari makhluk menjijikan seperti kamu. Sedangkan kamu? Siapa yang mau melindugi? Mungkin kamu bisa mengancam suami saya, tapi tidak dengan saya! Jika suami saya tidak bisa memecat kamu, maka mulai hari ini dan detik ini juga kamu saya pecat! Sebagai balasan karena kamu telah mengusik ketenangan saya, maka saya jamin tidak akan ada satu perusahaan pun yang mau menerima kamu!"

Dari situ Taeri bisa melihat jika wajah Nayla benar-benar sangat panik. Tapi apa pedulinya? Toh, Nayla juga tidak peduli dengan segala perbuatannya.

"J-jangan" Lirihnya.

"Kenapa harus jangan?"

"T-tolong maafkan saya"

"Kenapa saya harus memaafkan kamu? Kalo saya tidak menghadapi kamu langsung seperti ini, mungkin semakin hari kamu akan semakin jadi"

"Saya butuh pekerjaan"

"Sudah tau kamu butuh pekerjaan tapi malah kamu sia-siakan"

"Saya tau kamu orang baik, jadi saya mohon jangan pecat saya"

Kini Nayla sudah menunduk menyesali perbuatannya. Tapi tentu saja itu tidak meluluhkan Taeri, apalagi anak-anaknya dan Jay. Mereka muak sekali dengan drama yang selama ini Nayla buat.

"Saya bukan orang baik. Kadang saya bisa berbuat baik seperti malaikat, dan bahkan bisa berbuat lebih jahat seperti iblis. Dan sekarang iblis tengah menyelimuti saya, jadi saya tidak akan memberikan kamu kesempatan!"

"T-tapi--"

"Sekarang bereskan barang-barang kamu dan angkat kaki dari kantor ini! Jika saya tau kamu kembali mencari masalah dengan keluarga saya, maka saat itu juga saya pastikan hidup kamu hancur ditangan saya!"

Dengan penuh air mata mau tak mau, Nayla keluar dari ruangan dan meninggalkan kantor Jay dengan cara yang tidak terhormat.

Salah kamu sendiri Nayla! -dari aku yang pengen julid-_-

"Mom, tadi itu... beneran mommy?" Mark langsung menghampiri Taeri saat dirinya telah duduk di sofa.

"Kak.. tolong ambilin mommy air minum, kepala mom pusing banget"

Dengan segera Mark mengambil air yang berada tak jauh darinya.

"Mommy sakit?" Sungchan agak khawatir saat melihat Taeri sedikit meringis sambil memijat pelipisnya.

"Dek, mommy tuh ngga bisa marah-marah, makannya jadi pusing gini"

"Lagian sih mommy, makannya lain kali jangan marah-marah"

"Ya terus mommy harus diem aja gitu liat anak-anak mommy disakitin oranglain? Belum lagi daddy kamu yang mau diambil paksa sama perempuan itu"

"Jeno sayang mommy"

Jeno yang tadinya sedang memijat bahu Taeri langsung memeluknya dengan erat. Ia jadi merasa bodoh mengingat kejadian dulu saat dirinya tidak terima Taeri akan dijadikan ibu sambung untuk mereka.

"Yaampun mbak, ini pipi merah begini" Ujar Wini saat melihat bekas tamparan Nayla. Mama satu anak ini langsung mengompres pipi Taeri agar tidak menjadi lebam.

"Win.. makasih ya kamu udah bantuin aku"

"Aku ini adiknya mbak, jadi wajar kalo aku bantu kalian"

"Aaa~ sayang Wini"

"Sayang mbak juga"

Mereka berpelukan sambil tertawa kecil. Memang benar adanya jika keluarga membawa pengaruh besar bagi kehidupan.

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang