Bab 20

13.1K 1.1K 3
                                    

Sudah terhitung lima hari Taeri tinggal 'sementara' dirumah Jay, selama lima hari itu juga Taeri terus berusaha pendekatan dengan anak-anaknya. Ia sedikit demi sedikit mulai memahami setiap karakter dari diri mereka masing-masing.

Dari mulai si sulung yang mempunyai sifat lebih perhatian, si tengah yang diam-diam peduli, dan si bungsu yang ternyata sangat manja. Sungguh, Taeri gemas! Kenapa sih anak-anak itu harus menyembunyikan sisi baik mereka dengan bersikap sarkas? Taeri harus bisa merubah sikap mereka, harus pokoknya!

Setelah mereka sakit hampir tiga hari, kini mereka telah dinyatakan sembuh dan bisa beraktifitas seperti biasa. Soal Taeri, ia sudah kembali kerumahnya karena tugasnya untuk menemani anak-anaknya telah selesai.

Tentang pernikahan mereka juga ternyata tinggal seminggu lagi, cepat sekali rasanya.

"Dad.. tante Taeri ngga kesini lagi, kan?" Tanya Mark duduk disebelah Jay yang sedang membaca email.

"Kenapa? Kangen kamu?" Jawabnya masih fokus menatap Ipad.

"Dih, ngga.. bagus deh kalo ngga kesini lagi, ribet ada dia"

Jay terkekeh, "masa? Bukannya kamu seneng? Kamu mulai suka kan sama tante Taeri?" Jay mengalihkan atensinya menatap Mark sambil menggoda.

"Apanya yang suka? Daddy tau ngga sih, selama dia disini kita jam sepuluh udah harus tidur. Selama ujian kita difokusin buat belajar, PS aja kabelnya sampe digunting dad sama dia!" Jawab Mark menggebu-gebu.

"Ya, bagus dong.. seenggaknya didikan tante Taeri bisa bikin nilai kalian naik, ngga sia-sia kan kalian diawasi dia?"

Jawaban Jay membuat Mark sedikit terkejut, dari mana Jay bisa tau jika nilai ujian mereka memang naik. Setau Mark, ia itu sudah menutup rapat-rapat hasil ujiannya, sama kaya dua adiknya juga. Mereka tidak mau memberitau Jay sebab nanti jika ada ujian lagi, Taeri pasti dipanggil untuk mengawasi. Sudah cukup, mereka kapok rasanya!

"D-daddy kata siapa?" Gugup Mark.

"Emang kamu pikir selama daddy di Singapore ngga ada yang ngawasi kalian di sekolah? Kamu ngga lupa kan daddy itu punya banyak mata?" Jay membalas menaik turunkan alisnya.

Sebenarnya Jay berbohong, ia tau nilai anak-anaknya tentu saja dari wali kelas mereka. Setiap guru disana pasti memberikan hasil belajar para murid kepada orangtua melalui email tanpa sepengetahuan mereka. Jay melakukan itu hanya ingin tau anaknya ini jujur atau tidak.

"Ngga! Nilai aku masih sama kaya biasa, dibawah rata-rata!"

"Ehh-- kamu mau kemana?" Jay bertanya saat Mark akan pergi, "main" Jawabnya, lalu meninggalkan Jay.

Jay sendiri hanya menggeleng, kenapa anaknya ini nurut cuma dengan Taeri? Apa bedanya memang?

Tak berapa lama Mark pergi, Jeno turun dari kamarnya dengan bersiul sambil memutar-mutar kunci mobilnya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Jay saat melihat pakaian rapih Jeno.

"Main lah" Jawab Jeno seadanya.

"Daddy baru pulang kenapa kalian malah main?"

"Ya itu sih urusan daddy"

Kemudian Jeno melangkah lagi meninggalkan Jay.

"Kak, ikut!!" Teriak Sungchan berlari menyusul Jeno tanpa menoleh pada daddynya.

Jay agaknya sesak melihat anaknya seperti tadi.

* * *

"Yoo what's up, Lucas!!" Mark bertos ria pada temannya.

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang