Bab 22

12.1K 1.3K 32
                                    

"Persiapan pernikahan mbak tinggal berapa persen lagi?"

"Eumm.. kira-kira sepuluh persen lagi deh"

"Emang apa lagi yang belum?"

"Baju anak-anak, mereka kan belum fitting"

Wini dan Chitra hanya mengangguk dengarnya.

Malam ini Chitra mampir kerumah Taeri untuk sekedar ngobrol santai. Biasalah, girl's time.. Chitra juga kenal baik dengan Wini, kan Yuta rekan kerja suaminya juga.

"Soal anak-anak.. gimana kamu sama mereka?" Tanya Chitra menyesap tehnya.

"Baik-baik aja, mereka ngga sebandel apa yang kita kira" jawab Taeri disertai kekehan kecil, ia jadi geli sendiri saat mengingat anak-anak Jay manja waktu itu.

"Wah, hebat bearti kamu bisa taklukin mereka"

"Anak-anak kan emang kaya gitu, harus pelan-pelan dikasih taunya"

Chitra berdecak, "kalo mereka mah ngga mempan dipelanin. Semakin pelan, justru semakin ngelunjak. Kalo aja mereka bukan anak-anak Jay, udah tak pastiin mereka aku pesantrenin. Gereget sendiri aku tuh, Jay kebanyakan klemar-klemer makannya mereka ngga ada yang takut sama dia"

Wini yang duduk disebelah Chitra mengerjapkan matanya "mbak Chit, kalo ngomong napas"

Chitra menaikan alisnya, melirik Taeri yang malah menahan tawa. Kemudian kembali menatap Wini dengan wajah heran. Chitra pikir, ini dirinya yang salah atau Wini sih?

Mereka masih asik ngobrol.. dari mulai bahas anak-anak, suami, sampe pernikahan Taeri pun apa saja mereka gibahin. Ohya. Jangan salah loh, gini-gini mereka punya geng sendiri. Namanya macan girang.

Mama cantik anti garang.

Yap.. itu Chitra yang bikin.

Sampai akhirnya Yuta keluar dari ruang kerjanya menghampiri mereka dengan terburu-buru disertai wajah panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai akhirnya Yuta keluar dari ruang kerjanya menghampiri mereka dengan terburu-buru disertai wajah panik.

"Ada apa, Yut?" Tanya Taeri.

"Mbak.." Yuta mengatur nafasnya, "--mas Jay..."

"Jay? Kenapa sama Jay?"

"Mas Jay masuk rumah sakit, mbak"

"Hah?!"

* * *

Mereka semua jalan dengan tergesa menuju ruangan dimana Jay berada. Apalagi Taeri, ia sangat panik saat mengetahui Jay mendapat tusukan tepat diperutnya. Oh ayolah, seminggu lagi mereka akan menikah. Tolong jangan biarkan hal buruk menimpa salah satu dari mereka berdua.

"Jo.." Chitra langsung menghampiri suaminya.

Johnny, Mark, Jeno, dan Sungchan berdiri saat lihat mereka berjalan kearahnya.

"--gimana keadaan Jay?" lanjutnya.

Jo menggeleng lemah, "belum tau, Jay masih ditangani didalem" kemudian memeluk sang istri.

"Gimana ceritanya Jay sampe bisa ditusuk?" Taeri bertanya disertai isakan.

Wini yang disampingnya terus mengusap punggung bergetar Taeri, coba memberi ketenangan untuknya. Ia tau Taeri pasti sangat ketakutan sekarang.

Jo akhirnya menjelaskan semua kejadian demi kejadian yang menimpa Jay.

"Tapi sekarang orang yang nusuk Jay udah diamanin sama pihak kepolisian"

Taeri jatuh terduduk lemas, rasanya sesak luar biasa menyelimuti dirinya saat membayangkan kejadian itu. Jay sedang bertarung nyawa didalam sana.

Ketiga anak-anaknya pun sedari tadi diam tak berani bersuara. Mereka juga takut jika daddynya kenapa-kenapa. Mereka tidak mau ditinggalkan oleh orangtuanya lagi, saat ini hanya Jay lah yang mereka punya. Jika saja mereka lebih peduli dengan Jay pasti kejadian ini tidak akan terjadi, pasti Jay masih baik-baik saja.

Jika mereka diberi kesempatan kedua, mereka ingin meminta maaf pada Jay dan lebih berbakti pada orangtuanya. Namun nasi sudah menjadi bubur, Jay sekarat akibat kelalaian mereka. Mereka menyesal, sangat-sangat menyesal!

"T-tante..."

Plak..!

Plak..!

Plak..!

Baru Mark ingin membuka suara, ia dan kedua adiknya mendapatkan tamparan keras dari tangan Chitra. Nafas Chitra memburu, menatap nyalang tiga anak yang kini berdiri dihadapannya tanpa ada yang berani menatap Chitra.

"Salah apa Jay sama kalian, hah?! Apa kalian kurang puas bikin Jay susah?! Kapan kalian bisa sadar kalo Jay itu peduli sama kalian?! Kapan kalian bisa berhenti bertindak seenaknya sama Jay?! Kapan kalian bisa menghormati Jay sebagai orangtua kalian?! Apa tunggu Jay mati dulu baru kalian akan sadar? Iya? Jawab tante!! Kalian puas liat daddy kalian kaya gini?!"

Chitra sudah tidak bisa mengontrol lagi emosinya, anak-anak ini sudah melampaui batas. Chitra juga orangtua, ia bisa merasakan betul apa yang Jay rasakan. Jay banyak cerita kepadanya.

"Chitra!!" Jo pun meninggikan suaranya, ia tidak ingin Chitra semakin memperkeruh suasana.

"Diem, Jo! Aku cuma pengen kasih tau ke mereka kalo selama ini Jay mati-matian berusaha menjadi orangtua yang baik untuk anak-anaknya. Jay tau kesalahan dia dulu, tapi apa salah kalo Jay ingin membayar dosanya dan dia bahagia sama mereka? Jay selalu berharap anak-anaknya bisa menghormatinya seperti anak-anak lain menghormati orangtuanya! Jay hanya ingin anak-anaknya peduli sama dia! Tapi kamu liat kan balasan yang mereka kasih? Mereka nol besar, Jo!" Chitra memfokuskan matanya pada Mark, menunjuk anak itu "--dan kamu, Mark. Jangan pernah berharap tante merestui hubungan kamu dan Chani jika sesuatu yang buruk terjadi pada Jay!" Kemudian berjalan menjauhi ketiganya.

Kata-kata Chitra barusan sungguh mengenai telak hati mereka. Mereka kini sadar bahwa selama ini Jay menyayangi mereka lebih dari nyawanya sendiri. Mereka sadar jika mereka bukan anak-anak yang baik. Mereka selalu merendahkan Jay, tidak menghormatinya, bahkan tak sungkan membalas perkataan Jay dengan kata kasar. Mereka ingin memperbaiki semuanya sekarang, berharap suatu keajaiban datang untuk menyelamatkan Jay dan mengembalikannya pada mereka.

Taeri masih terus menangis dalam pelukan Wini, sedangkan Yuta menenangkan ketiga anak Jay yang juga ikut menangis pastinya.

Tak lama Taeri berdiri dari duduknya menghampiri ketiga anak Jay. Jujur ia ingin sekali rasanya memaki mereka, tangannya bahkan sudah terkepal kuat. Tapi ia berusaha mengatur emosinya, mengatur nafasnya dengan setenang mungkin walau nyatanya pikiran Taeri sedang kalut.

"Tante tau kalian ngga suka dengan rencana pernikahan kami. Tante juga tau kalian membenci tante. Kalian ngga mau kan kalo daddy kalian sakit hati lagi oleh pernikahannya seperti yang dia alami dulu? Tapi maaf, tante tidak sama seperti mendiang mommy kalian. Tante tulus mencintai Jay, dan tante tulus menerima kalian"

"Kalo kalian memang masih tidak suka dengan kehadiran tante, maka tante akan mengakhiri hubungan tante dengan daddy kalian. Tapi sebelumnya izinkan tante buat merawat Jay, setelah itu tante akan membatalkan pernikahan kami"



























Omo~ omo~ mommy???😱

Hayooo apa aku bikin mereka batal nikah aja kali ya?

Atau bikin daddy Jay pergi?

Atau bikin ketiga anaknya aja yang pergi?

Hayo pilih yang manaaaa??? Hahaha.. itu semua tergantung dari komen kalian sih😋😋😋

Yuk ah cus komen~

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang