Awalnya ketiga anak Jay memang benar-benar menyesali perbuatannya. Tapi, tentu kalian tau dong jika ucapan laki-laki tidak sepenuhnya bisa dipegang? Apalagi laki-laki itu masih remaja.. hari ini bilang A, lalu besok bilang B, kemudian lusa bilang C, labil kan jadinya?
Seperti sekarang.. keadaan dirumah Jay sangat kacau sebab bibi Shin mendadak sakit, dan tidak ada yang membantu mereka mengurus rumah. Sementara Jay masih dirumah sakit untuk pemulihan.
"Eh, anak setan! Bangun lo! Sekolah!" Mark terus menggucang tubuh Jeno agar anak itu bangun.
"Si bangsat! Berisik! Pergi sono!"
Bukannya bangun tapi Jeno malah memaki Mark dan menendangnya hingga sang kakak tersungkur, kemudian kembali melanjutkan tidurnya.
"Breng--"
"KAKA!! CEPETAN LO KE DAPUR!!"
Baru saja Mark ingin membalas Jeno, si bungsu berteriak keras membuat dirinya menunda untuk melakukan aksi balas dendamnya.
"Apa--?" Mata Mark membola, "WOY API, ANJIR API!"
Mark kelabakan mencari ember yang tak kunjung ia temukan, sedangkan Sungchan dari tadi berusaha memadamkan api diatas kompor dengan lap basah.
"Minggir!"
Byurrr..
Yap, Mark berhasil memadamkan api dikompor tersebut. Tapi Mark malah menyalakan api didiri Sungchan karena ia menyiram bukan hanya ke kompor, melainkan Sungchan diikut sertakan juga.
"Seragam gueee!!" Pekik Sungchan menatap miris seragam sekolahnya yang basah kuyup.
"Lo buta apa gimana sih, kak? Kenapa gue lo siram juga, hah?!"
Mark yang merasa dirinya tak bersalah hanya mengangkat kedua bahunya.
"Masih mending gue tolongin, dari pada lo ikut kebakar" ujarnya, kemudian pergi dengan santai meninggalkan Sungchan.
"Ya terus gue pergi sekolah gimana?! Seragam ini doang yang masih bersih, kampret!"
"Ya ngga usah sekolah.. Noh, lo liat sekarang udah jam setengah delapan" Mark menunjuk jam dinding dengan dagunya. Sungchan menghela nafas lelah, sia-sia sudah ia menyetrika seragamnya pagi ini.
* * *
Karena seharian ini mereka bertiga berada dirumah, mereka jadi malas ngapa-ngapain. Keadaan dirumah pun masih sama berantakannya seperti tadi pagi, mereka tidak berniat membereskan rumah mereka sendiri. Lagi pula apa gunanya bibi Shin jika masih mereka yang mengerjakan? Pikir mereka.
"Ke daddy ngga?" Tanya Jeno.
"Ngga ah, males" Jawab Mark, kemudian Jeno bertanya pada Sungchan disampingnya "elo, dek?"
"Sama.."
Jeno mengangguk, "Oke.." kemudian kembali memakan keripik kentang ditangannya sambil menyaksikan Mark dan Sungchan bermain PS.
Saking larutnya dalam permainan, mereka tidak sadar jika Taeri mengunjungi mereka dan menatap tak percaya dalam isi rumah tersebut.
"Astaga!! Ini rumah apa kapal pecah sih?!"
Mereka bertiga hanya melirik Taeri yang berdiri diambang pintu tanpa rasa takut seperti sebelum-sebelumnya.
"Biasa aja kali tante.. heboh bener" santai Mark.
"Biasa kamu bilang?! Kalian ngapain aja dirumah? Terus kenapa kalian ngga sekolah?" Taeri sudah berkacak pinggang, menatap sengit tiga bocah dibawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mother For Jung's (✔)
Fiksi Penggemar[ R E V I S I ] S E L E S A I Jayson Jung, atau biasa dikenal Jay. Seorang duda nan kaya memilih untuk menikahi kekasihnya yang tidak lain adalah sekretarisnya sendiri. Dia memiliki 3 orang putra dengan watak, manner, maupun attitude yang buruk. Ber...