Bab 8

12.3K 1.3K 29
                                    

Setelah kejadian makan siang waktu itu, Jay dan Taeri semakin lama semakin dekat. Eits~ tapi inget ya yang ngebet itu Jay, Taerinya sih biasa aja.

Jay sedikit demi sedikit tau tentang Taeri. Dari mulai sifat Taeri yang ternyata cerewet, sederhana, pinter. Intinya Taeri itu WAH deh dimata Jay. Apapun yang Taeri lakukan, Jay selalu takjub. Apalagi waktu berhadapan dengan anak-anaknya, ingatkan kalian waktu berdebat dengan Jeno itu? Nah..

Taeri juga sepertinya sedikit demi sedikit mulai luluh. Jujur ia agak kagum lihat perjuangan Jay yang tidak ada matinya walau hanya sekedar mengajaknya makan siang. Taeri salut, ia mengakui jika agaknya perasaan untuk bossnya itu mulai tumbuh.

Cie Taeri~

"Ri, nanti malam bisa temani saya?" Jay melirik Taeri disebelahnya. Setelah pulang kerja, Jay ingin sesekali mengantar Taeri pulang. Ia ingin tau dimana calon istrinya itu tinggal walaupun sebenarnya Jay sudah tau.

Biasalah, alibi dikit..

"Kemana, pak?" Tanyanya.

Jay menghela nafasnya, "Ri, ini sudah bukan jam kantor. Jadi jangan panggil saya pak, panggil saya Jay" mau panggil sayang juga boleh -batinnya.

"I-iya, pa-- eh, J-Jay" Taeri gugup ketika menyebut nama bossnya, lidahnya agak kaku karena baru kali ini memanggilnya dengan nama tanpa embel-embel pak..

Jay pun tersenyum manis, "nanti malam akan ada undangan dengan rekan bisnis saya dari Brunei, saya mau kamu menemani saya sebagai sekretaris pribadi saya. Gimana, bisa?"

Sebenarnya Jay terpaksa bohong dengan bilang seperti itu. Eh tapi tidak sepenuhnya, karena malam nanti Jay memang ada acara dan membutuhkan Taeri sebagai pendampingnya.

Mendengar kata 'sekretaris pribadi' Taeri langsung mengiyakan, ia pikir jika sudah membahas tentang bisnis pasti berhubungan dengan pekerjaan bukan?

"Bisa pa-- eh, Jay" Taeri pun tersenyum kaku dimana itu membuat Jay terkekeh pelan. Asli, Taeri terpesona itu Jay~

"Oke.. jam 7 saya jemput, ya"

Setelah mengantar Taeri, Jay langsung pamit mengingat dirinya harus mempersiapkan segala keperluan untuk acara nanti malam.

* * *

"Nana.. papa Yuta mana?" Taeri menghampiri ponakannya yang lagi anteng nonton tv sambil nyemil keripik kentang.

Taeri ingin menanyakan sesuatu perihal acara nanti malam.

Nana pun menoleh, "papa lagi dikamar kayanya, aunty tanya mama aja"

"Oke sayang" Ucap Taeri setelah mencubit sebelah pipi Nana, membuat si empu memekik kesakitan.

Sekarang Taeri tinggal mencari adik iparnya itu, dan ternyata ia lagi didapur baru selesai mencuci piring.

"Wini.." Sang punya nama menoleh, "Eh, mbak udah pulang.. makan gih, mbak. Wini udah panasin makanannya"

"Iya nanti mbak makan, mbak lagi cari suami kamu nih. Dimana dia?" Tanyanya mendudukan diri dimeja makan.

"Mas Yuta lagi mandi, paling sebentar lagi juga turun"

Taeri mengangguk pelan, lalu menyuruh Wini agar ikut duduk disebelahnya "Win.. nanti malem kamu diajak Yuta ikut ke acara undangan rekan bisnis pak Jay, ngga?"

Mengingat Yuta adalah tangan kanan yang sangat dipercaya oleh Jay, jadi Taeri pikir untuk urusan seperti ini pasti adiknya akan diikut sertakan juga.

Step Mother For Jung's (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang