When This Rain Stops☑☑

When This Rain Stops VIII

When This Rain Stops
.
.
.

Lee Taeyong

Nakamoto Yuta

And other casts
.
.
.

This is BxB story, if you're homophobe just close and get out

Just fic, don't bring it to real life
.
.
.

Taeyong dan Yuta kembali masuk ke ruangan Jaejoong, Taeyong mendekati sang papa.

" Pa, papa sungguh ingin aku menikah dengan Yuta?"

Jaejoong mengangguk,

" Baiklah, kami akan menikah sesuai keinginan papa"

Jaejoong menatap sang putra, pria paruh baya itu membuka lengan dan Taeyong langsung masuk ke dalam dekapan sang papa.

" Yuta" panggil Jaejoong.

Yuta yang peka pun ikut masuk ke dalam pelukan Jaejoong,

" Terima kasih sudah mengabulkan permintaan papa, papa bisa tenang sekarang"

Taeyong hanya tersenyum, Yuta diam-diam meraih jemari Taeyong, membelai nya lembut, hal itu membuat Taeyong menatap Yuta.

Yuta mencoba memberikan senyum nya, namun Taeyong memilih menarik tangannya dan melepaskan diri dari pelukan Jaejoong.

Jaejoong menatap Taeyong,

" Taeyong, kau bisa pakai tuxedo pernikahan daddy dan papa dulu, cincin nya juga pakai cincin pernikahan daddy dan papa saja, tidak akan ada waktu kalau mencari baru"

Yuta menatap Jaejoong,

" Tapi cincin ini pasti berarti untuk paman"

Jaejoong menggeleng,

" Papa memang mau memberikan cincin ini pada menantu papa kelak, dan jangan panggil paman, panggil papa"

" Iya pam-ah maksud Yuu, papa"

Jaejoong menciumi pipi Yuta, Yuta menunjukkan senyum manisnya, sementara Taeyong memilih menatap ke arah lain.

..

Taeil menatap Johnny dengan nafas terengah, lantas menunduk.

" Pergilah" usir Taeil.

Taeil melepaskan pelukannya di leher Johnny, ia hendak pergi namun Johnny memeluk Taeil dari belakang, meletakkan dagu nya di ubun-ubun Taeil (eh apasih sebutan nya, pokok bisalah ya kalian bayangin wak?)

" Setelah menciumku kau mengusirku? jahat sekali"

Taeil mencoba melepas pelukan, namun Johnny malah mengunci semua pergerakan Taeil.

" Johnny, kau bisa terlambat nanti"

" Aku lebih memilih tak datang"

" Kau tidak boleh begitu"

" Ini hidupku, kenapa aku tak berhak melakukan apa yang aku mau?"

Taeil menatap ke depan,

" Karena apa yang kau mau kadang bisa salah" lirih Taeil.