20. Sisi Macan Teressa

2K 220 30
                                    

sofiastetic, 2021

SMA Darmawangsa, pagi-pagi sudah digemparkan ketika semuanya melihat Tandrea turun dari mobil yang sama dengan Jarvas. Mereka sampai mengira-ngira sendiri di pikiran apa yang sebenarnya terjadi.

"Ini gimana sih? Waktu pensi Jarvas dateng sama Rea sekarang sama Tandrea?"

"Seleranya Jarvas yang ada Rea-Reanya ya? Apa gue ganti nama aja biar dilirik?"

"Tapi diliat-liat Jarvas cocok sama siapa aja sih."

"Tapi menurut gue cocokan sama Tandrea, soalnya Rea kan anak nakal, biar bisa saling melengkapi. Beda sama Tandrea yang baik, pinter, sopan lagi."

Teressa yang baru saja turun dari mobil bersama Abrisam tidak sengaja mendengar bisikan orang tersebut, membuat ia mendekat ke arah perempuan berkuncir kuda yang masih menatap Tandrea yang berjalan dengan senyum bahagia di wajah.

"Ngomong apa lo barusan?" pertanyaan Teressa membuat gadis itu menengokkan wajahnya sedikit terkejut kemudian menguasai mimik wajahnya menjadi menantang.

"Apa?"

"Lo bilang Rea anak nakal?! Lebih baik Tandrea dibanding Rea? MULUT LO MINTA GUE GAMPAR HAH?!" Teressa berteriak tepat di wajah gadis itu.

"Loh? Emang gue salah? Dia sering bolak balik BK, apa sebutannya kalo enggak nakal? Coba lo tanya ke sekolah sebelah deh. Nama Rea bener-bener udah jelek dimata mereka. Sok cantik, sok cakep, bisanya cuma malu-maluin SMA Darmawangsa doang. Apalagi malam-malam ke apartment cowok pake baju seksi?"

PLAK!!

Mendengar itu, Teressa dengan keras menampar wajah gadis yang sekarang memasang wajah terkejut. Bukan hanya gadis itu, tetapi semua yang menonton mereka pun dibuat melongo dengan perlakuan spontan Teressa.

"HEH! DENGER YA! GUE PASTIIN LO BAKALAN TARIK OMONGAN LO INI SUATU SAAT NANTI! LO ITU GAK LEBIH DARI SEORANG SAMPAH YANG BERANINYA NGOMONGIN ORANG DI BELAKANG!" napas Teressa tersengal-sengal dadanya bergemuruh hebat.

Gadis yang ditampar oleh Teressa mengeluarkan darah di sudut bibirnya, tetapi ia tidak gentar malah semakin mendekatkan tubuhnya ke hadapan Teressa.

"Lo itu cuma donatur terbesar di sekolah. Jangan ngerasa sok berkuasa deh." pernyataan gadis itu membuat Teressa terkekeh kecil. Kemudian balas mendekat ke arah gadis itu. Karena Teressa lebih tinggi dari gadis itu, ia seperti mengitimidasi pergerakan gadis berkuncir kuda.

"Well ... karena gue donatur terbesar, peran gue juga besar di sekolah ini. Dan lo? Gue pastiin bakalan keluar dari sekolah ini besok." gadis itu pun murka dan menarik rambut panjang milik Teressa.

"KURANG AJAR LO?!" Teressa kemudian balas menjambak rambut gadis itu. Akhirnya terjadi aksi jambak-jambakan yang disaksikan banyak orang.

"WOY, SA! HEH JANGAN JAMBAK-JAMBAKAN. ADUH INI GIMANA?! WOY BANTUIN NGELERAI KENAPA SIH JANGAN DIEM AJA?!" teriak Abrisam panik kemudian disusul Iyus yang berlari mendekati Teressa untuk melerai gadis yang sudah murka itu.

"Sa, heh, Sa! Udah woy, udah nanti itu cewek botak woy!" ucap Iyus yang sedang mencoba untuk menghentikan Teressa.

"GUE PASTIIN LO BAKALAN NYESEL UDAH JELEK-JELEKIN TEMEN GUE DI DEPAN GUE, SIALAN!!" Teressa benar-benar seperti macan yang lepas dari kandangnya dan menemukan mangsanya. Ia menjambak rambut gadis itu hingga rontok tak beraturan.

RAJARVASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang